Pawai Ogoh-Ogoh Jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Lombok Barat
loading...
A
A
A
LOMBOK BARAT - Pawai ogoh-ogoh yang digelar menjelang Hari Raya Nyepi jadi daya tarik turis ke Lombok Barat. Banyak turis mancanegara menyaksikan perayaan ogoh-ogoh tersebut.
Ogoh-ogoh juga disimbolkan sebagai buta kala yang harus disingkirkan dari jiwa umat Hindu dalam menghadapi upacara Catur Tapa Bhrata penyepian.
Kegiatan pawai ogoh-ogoh sebagai rangkaian menjelang Hari Suci Nyepi menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara ke Pulau Lombok. Apalagi ini pawai ogoh-ogoh dilaksanakan setahun sekali.
Para wisatawan mancanegara sangat antusias karena ini pawai ogoh-ogoh merupakan event unik. Jasmine wisatawan dari Jerman sengaja datang ke Pulau Lombok hanya untuk menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh.
Apalagi arak-arakan ogoh-ogoh digelar di masing-masing banjar di Kecamatan Kediri dan Kuripan, sehingga semarak dengan suasana lokal desa.
“Ini unik, saya sangat senang dan sangat atraktif ditambah lagi dengan orang lokal yang sangat ramah. Saya merasa ini budaya yang sangat atraktif, saya senang dan surprise sekali kegiatan ini,” ucapnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Kecamatan Kediri Dewa Gede Intaran menegasakan, Hari Raya Nyepi tahun ini menyimbolkan keberagaman dan upaya pendekatan diri kepada tuhan yang maha esa. Hadirnya ogoh-ogoh sebagai simbol Buta Kala yang harus di singkirkan dari jiwa umat Hindu yang akan melaksanakan upacara Tapa Brata Penyepian.
“Tahun ini puluhan ogoh-ogoh dari berbagai banjar ikut menyemarakan arak-arakan yang sekaligus/ dilombakan olah panitia Hari Besar Umat Hindu,” kata Dewa Gede Intaran.
Lombok Barat merupakan daerah wisata, maka bagi para wisatawan mancanegara yang memutuskan mengikuti Hari Suci Nyepi caka 1946 yang jatuh pada Senin 11 Maret 2024 diimbau turut menjaga nilai budaya Hindu dan Nyepi tahun ini.
Lihat Juga: Santriwati di Lombok Barat Meninggal setelah Dirawat Intensif, Diduga Korban Penganiayaan
Ogoh-ogoh juga disimbolkan sebagai buta kala yang harus disingkirkan dari jiwa umat Hindu dalam menghadapi upacara Catur Tapa Bhrata penyepian.
Kegiatan pawai ogoh-ogoh sebagai rangkaian menjelang Hari Suci Nyepi menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara ke Pulau Lombok. Apalagi ini pawai ogoh-ogoh dilaksanakan setahun sekali.
Para wisatawan mancanegara sangat antusias karena ini pawai ogoh-ogoh merupakan event unik. Jasmine wisatawan dari Jerman sengaja datang ke Pulau Lombok hanya untuk menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh.
Apalagi arak-arakan ogoh-ogoh digelar di masing-masing banjar di Kecamatan Kediri dan Kuripan, sehingga semarak dengan suasana lokal desa.
“Ini unik, saya sangat senang dan sangat atraktif ditambah lagi dengan orang lokal yang sangat ramah. Saya merasa ini budaya yang sangat atraktif, saya senang dan surprise sekali kegiatan ini,” ucapnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Kecamatan Kediri Dewa Gede Intaran menegasakan, Hari Raya Nyepi tahun ini menyimbolkan keberagaman dan upaya pendekatan diri kepada tuhan yang maha esa. Hadirnya ogoh-ogoh sebagai simbol Buta Kala yang harus di singkirkan dari jiwa umat Hindu yang akan melaksanakan upacara Tapa Brata Penyepian.
“Tahun ini puluhan ogoh-ogoh dari berbagai banjar ikut menyemarakan arak-arakan yang sekaligus/ dilombakan olah panitia Hari Besar Umat Hindu,” kata Dewa Gede Intaran.
Lombok Barat merupakan daerah wisata, maka bagi para wisatawan mancanegara yang memutuskan mengikuti Hari Suci Nyepi caka 1946 yang jatuh pada Senin 11 Maret 2024 diimbau turut menjaga nilai budaya Hindu dan Nyepi tahun ini.
Lihat Juga: Santriwati di Lombok Barat Meninggal setelah Dirawat Intensif, Diduga Korban Penganiayaan
(wib)