Ibu Tewas Diterkam, Anak di Luwu Nekat Berduel dengan Buaya hingga Tercabik-cabik
loading...
A
A
A
LUWU - Nasib tragis menimpa Elisabet tewas diterkam buaya saat sedang mencuci piring di pinggir sungai di Desa Seba-Seba, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Korban dilaporkan hilang pada Selasa (27/12) pukul 18.00 WITA.
Setelah enam jam pencarian yang penuh ketegangan, Elisabet akhirnya ditemukan dalam keadaan tragis oleh warga setempat. Anak korban, Arif, yang turut dalam upaya pencarian, mengalami pengalaman mengerikan saat berduel dengan buaya.
Arif berhasil dilepaskan dari cengkeraman buaya dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Saksi mata, Alpius, mengungkapkan bahwa buaya yang menyerang Elisabet memunculkan korban ke permukaan air sungai sebanyak tiga kali.
Namun, ketakutan warga akibat adanya buaya lain di sepanjang sungai membuat mereka ragu untuk menyelamatkan korban. Proses pencarian korban diwarnai kesulitan karena minimnya pencahayaan, medan sulit, dan banyaknya buaya di aliran sungai.
Warga akhirnya berani turun secara bersama-sama dengan membawa senjata tajam dan kayu untuk mengusir buaya.
Camat Walenrang Timur Nanang mengatakan, dengan usaha gigih dari warga, janazah akhirnya ditemukan di Desa Kamasi Timur, sekitar dua kilometer dari lokasi pertama kali korban menghilang. “Predator buaya meninggalkan jenazah di pinggir sungai,” katanya.
Saat ini, jenazah Elisabet telah dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dikebumikan. Kejadian ini menjadi pengingat akan risiko tinggi ketika berada di daerah yang memiliki populasi buaya yang cukup signifikan.
Setelah enam jam pencarian yang penuh ketegangan, Elisabet akhirnya ditemukan dalam keadaan tragis oleh warga setempat. Anak korban, Arif, yang turut dalam upaya pencarian, mengalami pengalaman mengerikan saat berduel dengan buaya.
Arif berhasil dilepaskan dari cengkeraman buaya dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Saksi mata, Alpius, mengungkapkan bahwa buaya yang menyerang Elisabet memunculkan korban ke permukaan air sungai sebanyak tiga kali.
Namun, ketakutan warga akibat adanya buaya lain di sepanjang sungai membuat mereka ragu untuk menyelamatkan korban. Proses pencarian korban diwarnai kesulitan karena minimnya pencahayaan, medan sulit, dan banyaknya buaya di aliran sungai.
Warga akhirnya berani turun secara bersama-sama dengan membawa senjata tajam dan kayu untuk mengusir buaya.
Camat Walenrang Timur Nanang mengatakan, dengan usaha gigih dari warga, janazah akhirnya ditemukan di Desa Kamasi Timur, sekitar dua kilometer dari lokasi pertama kali korban menghilang. “Predator buaya meninggalkan jenazah di pinggir sungai,” katanya.
Saat ini, jenazah Elisabet telah dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dikebumikan. Kejadian ini menjadi pengingat akan risiko tinggi ketika berada di daerah yang memiliki populasi buaya yang cukup signifikan.
(ams)