Dokter di Semarang Usulkan Rumah 6 Jam Bagi Korban Gempa Lombok

Selasa, 31 Juli 2018 - 11:59 WIB
Dokter di Semarang Usulkan Rumah 6 Jam Bagi Korban Gempa Lombok
Dokter di Semarang Usulkan Rumah 6 Jam Bagi Korban Gempa Lombok
A A A
SEMARANG - Seorang dokter di Semarang, Jawa Tengah mengusulkan pembangunan rumah cepat yakni hanya membutuhkan waktu enam (6) jam bagi ribuan korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan waktu pembangunan yang cepat oleh enam orang dengan biaya Rp6 juta, korban gempa tak lagi tinggal dalam tenda-tenda darurat.

"Kami usulkan pembuatan rumah cepat, dibuat dalam 6 jam oleh 6 orang biasa, murah dana tak lebih Rp6 jutaan. Bisa dikembangkan oleh penghuni. Rumah tersebut beratap seng, dinding kayu, lantai semen, ukuran 4 x 5 m2 ruang dan 2 x 4 m2 beranda. Rumah model ini pernah disumbangkan masyarakat Semarang kepada pengungsi korban tsunami di Desa Meunasah Bak'u, Leupung, Aceh Besar," kata dr Budi Laksono, Selasa (31/7/2018).

Dokter lulusan Universitas Diponegoro (Undip) 1989 itu menjelaskan, penampungan pengungsi korban tsunami dalam barak menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan di Aceh. Bahkan ongkos untuk itu juga tidak lebih murah dibanding memberi kesempatan masyarakat membangun rumahnya sendiri.

Padahal, pembangunan rumah sendiri mempunyai keuntungan karena orang akan menerima dan memelihara dengan baik rumahnya. Atas dasar itu, dilakukan kajian pembuatan rumah bagi pengungsi, berupa rumah kecil, tahan gempa, mudah, dan murah model AB.

"Model rumah ini diterima masyarakat di Aceh waktu PMI Kota Semarang yang menyalurkan dana masyarakat Semarang. Bahkan hingga kini rumah ini berdiri kokoh di pantai barat aceh di Desa Meunasah Baku," terangnya.

Dia menjelaskan, rumah model AB terbuat dari papan dengan atap seng. Rumah ini juga tahan gempa karena ringan dan pada setiap sisinya menggunakan penyilang sehingga menjadikan dinding kokoh dan rigid.

Meski ukuran rumah tidak terlalu besar karena sebagai hunian cepat, tetapi sangat memungkinkan dikembangkan oleh penghuni sesuai yang diperlukan. Bahkan pembangunan ini menggunakan metode community self-development sehingga menjamin 100% rumah dibanguan tanpa korupsi.

Dokter Budi Laksono meyakini bahwa manfaat pembangunan ini akan bisa dirasakan bagi masyarakat langsung. Keberadaan rumah akan mempercepat proses rehabilitasi fisik dan moral masyarakat."Bagi pemerintah program ini akan sangat membantu terutama menyeting bagaimana membangun rumah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dengan murah sehingga pemenuhan kebutuhan akan lebih cepat menjangkau seluruh masyarakat," pungkasnya.
Dokter di Semarang Usulkan Rumah 6 Jam Bagi Korban Gempa Lombok
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6172 seconds (0.1#10.140)