Ramalan Sunan Giri Bikin Panembahan Senopati Perkuat Perisai Pertahanan Mataram

Sabtu, 17 Februari 2024 - 07:29 WIB
loading...
Ramalan Sunan Giri Bikin Panembahan Senopati Perkuat Perisai Pertahanan Mataram
Panembahan Senopati, penguasa Mataram Islam 1586-1601 bersama Ratu Kanjeng Kidul. Foto/Istimewa
A A A
Senopati atau Sutawijaya menyimak betul pesan ayahnya Ki Pamanahan perihal ramalan Sunan Giri. Hal ini membuat Senopati berusaha semaksimal mungkin mewujudkan membangun Kerajaan Mataram sesuai ramalan yang diceritakan ayahnya dari Sunan Giri.

Saat itu suao meninggalnya Ki Pamanahan dan peralihan kekuasaan ke anak pertamanya Senopati, Mataram berangsur-angsur semakin berkembang pesat. Kampung baru itu dalam waktu yang relatif pendek mulai didatangi orang.

Memang saat itu status Mataram yang sebelumnya Alas Mentaok, masih merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang di bawah kuasa Sultan Hadiwijaya. Sultan Hadiwijaya sendiri mengangkat Senopati usai Ki Pamanahan meninggal dunia sebagai penguasa di sana.



Tak hanya mengangkat sebagai penguasa saja, Sultan Hadiwijaya sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", juga menganggap Senopati sebagai anak angkatnya.

Singkat kata Senopati membuat wilayah Mataram kian maju. Sehingga Mataram yang awalnya hanya hutan, kemudian berkembang menjadi sebuah kota.

Karena perkembangan ini, Senopati Sutawijaya sebagai pemimpin Mataram kemudian memerintahkan rakyatnya untuk mencetak batu bata sebagai bahan membuat banteng.

Banteng inilah yang hendak dijadikan sebagai perisai kota Mataram. Karena kesibukannya membangun Mataram itu, maka tak terasa sudah satu tahun lewat.

Senopati Sutawijaya seharusnya menghadap ke Pajang sebagaimana yang ia janjikan ketika di hadapan Sultan Hadiwijaya. Ia bukannya lupa tapi memang di dalam dirinya tidak ada niat untuk menghadap ke Pajang.



Padahal pamannya, Ki Juru Martani selalu mengingatkan keponakannya itu agar sowan menghadap ke Pajang. Namun, nasehat Ki Juru Martani itu tidak digubris, dengan alasan menunggu waktunya ketika Sultan Pajang sudah memanggilnya.

Bahkan ketika ada kegiatan pertemuan besar di Ibu Kota Kerajaan Pajang yang dihadiri para pejabat, dan pimpinan daerah-daerah di bawah kekuasaan Pajang pun Senopati tak tampak batang hidungnya.

Padahal rapat kabinet dan kepala daerah itu dihadiri pejabat istana, bupati, rangga, demang, dan pejabat lainnya untuk sowan menghadap ke Sultan Hadiwijaya.

Sang Sultan Pajang itu pun lantas menanyakan kepada para pejabat yang hadir, apakah mendengar kabar mengenai Senopati.

Mengingat saat itu sudah satu tahun lebih tidak menghadap ke Pajang. Sang sultan juga menanyakan apakah Senopati mendengar ramalan Sunan Giri, sehingga tidak bersedia menghadap ke Pajang.

Pada Babad Tanah Jawi disebutkan tanda-tanda ramalan itu nyaris menjadi kenyataan. Ibarat bunga yang masih kuncup, sekaranglah saatnya bermekaran. Sang Sultan Pajang itu sempat terpikirkan untuk menyerang Mataram, meski berusaha untuk ditahan.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)