Begini Tulisan Spanduk yang Dibawa Warga Korban Kekerasan Aparat Pengamanan saat Kunjungan Jokowi

Selasa, 30 Januari 2024 - 20:08 WIB
loading...
Begini Tulisan Spanduk yang Dibawa Warga Korban Kekerasan Aparat Pengamanan saat Kunjungan Jokowi
Kunjungan Kerja Presiden Jokowi diwarnai insiden saat seorang warga Gunungkidul yang membawa spanduk menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan berpakaian sipil. Foto/Ist
A A A
GUNUNGKIDUL - Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) diwarnai insiden saat seorang warga Gunungkidul menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan berpakaian sipil.

Warga tersebut membentangkan spanduk beda pilihan saat Presiden Jokowi berkunjung ke Gunungkidul, Selasa (30/1/2024) siang.



"Selamat Datang Pak Presiden Jokowi. Kami sudah pintar, kami pilih Ganjar" itulah tulisan spanduk yang dibawa warga tersebut.

Nampaknya, spanduk tersebut membuat aparat keamanan tidak berkenan dan bermaksud mengamankan spanduk dan warga yang membawanya.

Mengetahui hal itu, Ketua DPRD Gunungkidul yang juga ketua DPC PDIP Gunungkidul Endah Surbekti Kuntariningsih naik pitam. Endah kemudian nampak cekcok dengan aparat keamanan yang melakukan penganiayaan.

"Saya dan seluruh jajaran pengurus DPC PDIP Gunungkidul mengutuk keras atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan," kata Endah.



Dia menilai aparat keamanan telah semena-mena terhadap rakyat yang ingin bertemu dengan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Gunungkidul.

Menurutnya sudah tidak saatnya lagi di saat era demokrasi seperti sekarang ini aparat keamanan bertindak seperti itu, kecuali yang bersangkutan membahayakan presiden.

"Lantas apa yang ditakutkan seorang presiden dari sebuah spanduk. Spanduk itu tidak berisi ancaman terhadap keselamatan bangsa dan negara maupun kepada Presiden itu sendiri," kata dia.

Endah menilai aparat keamanan bertindak arogan. Karena sebenarnya pihaknya yang sudah 10 tahun ini berjuang untuk Jokowi untuk memperjuangkan menjadi presiden dengan keringat darah dan air mata ingin bertemu.

Saat bertemu Jokowi itulah, dirinya ingin mengingatkan kembali bahwa Jokowi mendapatkan jabatan kekuasaan saat ini dari keringat para kader-kader akar rumput yang ada di bawah.

Karena, Jokowi sebagai seorang pemimpin dan seorang yang berbudaya Jawa seharusnya tidak lupa akan akar dan juga kembali ke peribahasa Jawa.

"Kacang ora lali lanjaran. Jangan lupa akan dari mana beliau berasal. Harapan kami ketika beliau bertemu dengan kita maka beliau ingat perjuangan 2014 dan 2019 yang lalu," kata dia.

Saat itu, presiden Jokowi memang berhenti di depan Pasar Argosari Wonosari, di titik pasar yang dilewati presiden.

Kemudian warga tersebut membentangkan spanduk dan selanjutnya ada dua orang yang langsung menangkap warga tersebut. Hal tersebut sesuai video yang mereka lihat dua orang aparat yang melakukan penganiayaan.

Saat penangkapan itu, warga tadi mendapat uppercut atau pukulan di bagian rahang. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan ternyata jakunnya melengse dan hidungnya juga tulang hidungnya miring mengeluarkan darah.

"Korban adalah warga Gunungkidul. Bukan kader PDIP," tegas Endah.

Dia menandaskan jika korban bukan kader PDIP, tidak ber-KTA PDIP dan bukan simpatisan yang selama ini berjuang dengan PDIP. Korban adalah warga biasa yang ingin menyuarakan aspirasinya.

Terkait dengan langkah lanjutan pihaknya akan akan melihat perkembangan terlebih dahulu. Namun yang bersangkutan saat ini sudah dia bawa ke rumah sakit dan sudah diberi pengobatan. kemudian akan mereka evaluasi sampai dengan nanti.

"Kami akan berkonsultasi dengan DPP dan melalui DPD yang hari ini pak ketua hadir di Gunungkidul," ujarnya.

Endah menegaskan selaku ketua partai dan ketua DPRD yang berkewajiban melindungi kepada warga atau siapapun, pemilih apapun maka dirinya memiliki kewajiban untuk melindungi dan mengamankannya. Karena tidak ada yang menjamin keamanan dia saat itu

"Aparat yang harus menjaga kita justru menganiaya rakyat di depan rakyat," sesal Endah.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2605 seconds (0.1#10.140)