Menantang Peradaban, Jalan Koperasi Mahasiswa Kian Menawan

Rabu, 30 Mei 2018 - 18:26 WIB
Menantang Peradaban, Jalan Koperasi Mahasiswa Kian Menawan
Menantang Peradaban, Jalan Koperasi Mahasiswa Kian Menawan
A A A
SURABAYA - Di tengah perkembangan teknologi yang maju, koperasi seperti tak ragu untuk menantang pergulatan zaman. Di tangan anak muda, koperasi berubah lebih cepat dan dinamis. Menambah pundi rupiah bagi anggotanya dan pembuka jalan bagi para perintis usaha sebelum mereka menatap dunia kerja.
Tiga laptop masih terus menyala saat matahari sudah sepenggalah. Sebuah pesan masuk di media sosial yang disambut senyum manis dari Adhitya Muslim, 21, dengan suka cita. Pesanan jaket berwarna biru sebanyak lima kodi sudah diterima dengan baik di Balikpapan.

Foto penerimaan barang dan resi pembayaran pun dikirim. Lengkap dengan catatan ukuran serta jenis bahan yang dibuat. Data itu langsung dipindah ke pembukuan harian, di laptop hitam yang ada di ujung ruangan berukuran 8x7 meter.

Di ujung ruangan berwarna putih dengan banyak sekat, Nadia Mulyaningtyas, 20, masih terjaga untuk memandang deretan kolom angka pembukuan di laptop berwarna hitam. Pemasukan yang baru segera dimasukan. Ia tak mau menunggu lama, cara kerja anak muda yang tak mau menumpuk banyak pekerjaan.

Belum sempat pelaporan diselesaikan, sebuah email baru masuk ke ponselnya. Sebuah penawaran baru untuk kaos oblong dengan desain mesin yang berbentuk tiga dimensi menunggu persetujuan. Mereka meminta harga grosir karena pembelian sudah di atas 100 biji.

“Pesanan jaket, kaos, topi dan konveksi lainnya sudah diminati banyak pelanggan hampir di semua provinsi,” ujar Adhitya Muslim, Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) dr Angka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (30/5/2018).

Koperasi yang dipimpinnya kini tiap hari sudah bergerak aktif di sektor e-commerce. Meraka tak hanya berkutat dalam sektor simpan pinjam saja, tapi sudah bergerak dalam penyediaan barang yang bisa dijual oleh para mahasiswa.
Penjualannya melejit. Tiap anggota koperasi mendulang banyak rezeki. Kemandirian anggota pun tercipta dengan jalan kerja keras serta disiplin mengelola keuangan koperasi.
Kondisi itu menajamkan peran koperasi bagi kelompok muda. Lihat saja, dalam beberapa tahun terakhir omset koperasi selalu di atasRp2 miliar tiap tahunnya. Pendapatan itu diperoleh dari berbagai keuntungan dari unit bisnis yang dikendalikan oleh Kopma dr Angka.
Inovasi dan Ruang Ide

Di tangan anak muda, koperasi dibawa bergerak di sisi ruang tanpa batas ide yang cemerlang. Produknya berhasil menghiasi penjualan. Mulai dari kaos, jaket, topi, gantungan kunci, gelas, kacamata, sepatu sampai cenderamata berukuran kecil beragam pesta.

Mereka membentuk enam bidang unit yang semuanya saling memberikan dukungan. Ada bidang adminisrasi umum, sumber daya anggota, personalia, keuangan, bisnis dan hubungan masyarakat.

“Semua bidang memiliki peran penting dalam kemajuan koperasi. Pola peredaran uang dicatat dengan rapi serta diberikan pelaporan yang terperinci,” ungkapnya.

Mereka pun membentuk unit khusus yang diberi nama Tim Cicak. Tim yang beranggotakan 15 orang ini menjadi ujung tombak koperasi dalam penjualan. Seperti filosofinya, cicak diharapkan bisa terus merayap.

Mereka pun menjadi tim cyber yang menjual banyak produk koperasi di dunia maya serta memasang etalase penjualan di media sosial. Penjualan di sektor e-commerce mendongkrak banyak harapan. Hampir setiap hari mereka tak pernah sepi dari pesanan.

Demikian juga dengan jangkauan penjualan yang bisa dilakukan di lintas pulau. Pasar koperasi tak lagi sempit, mereka bisa menjangkau pelanggan dari berbagai kota di seluruh nusantara, bahkan di luar negeri.

Muslim juga menjelaskan, anggota kopma yang terdiri dari banyak mahasiswa teknik juga menciptakan sebuah aplikasi pendeteksi e-commerce.

Alat ini untuk mengetahui tren penjualan terlaris serta produk yang jarang dilihat. Aplikasi yang bisa diunduh di ponsel pintar berbasis android ini membantu mereka dalam mengontrol penjualan.

“Kehadiran teknologi kami jadikan sebagai peluang bagi koperasi. Jadi kami memakai teknologi sebagai jalan kemajuan koperasi di masa depan,” ucapnya.

Setiap hari, Tim Cicak memberikan pelaporan penjualan serta proyeksi yang akan digarap tiap pekannya. “Mereka juga mendatangi komunitas, alumni serta masyarakat umum yang mau memesan produk konveksi maupun kebutuhan lainnya,” ungkapnya.

Untuk mengasah kemampuan, Kopma dr Angka juga mengelar pendidikan rutinan bagi para anggota koperasi. Mereka diajak ketemu dua minggu sekali untuk proses upgrade diri para anggota.

“Mereka kami latih dalam forum kecil dengan mendatangkan ahli di bidangnya. Misalnya minggu kemarin kami belajar incubator bisnis. Forum ini dikendalikan oleh bagian pengembangan sumber daya anggota koperasi,” jelasnya.

Dengan kemampuan anggota yang terus ditambah, pihaknya yakin keberadaan koperasi tak hanya menjadi simbol dan sejarah pembentukan bangsa ini. Koperasi sudah mendarah daging, sehingga tinggal dijalankan untuk menatap perubahan zaman tanpa mengubah landasan utamanya untuk kesejahteraan bagi semua anggota dan masyarakat.

Makanya, pihaknya tak hanya mengandalkan simpan pinjam bagi para anggota saja. Sebab, semua anggota diberikan skill khusus yang bisa mereka kembangkan. Penyertaan modal yang diberikan pun bisa dimanfaatkan dengan baik oleh semua anggotanya. Tak hera ketika pembagian hasil usaha (SHU), sebanyak 370 anggota koperasi dr Angka selalu bisa tersenyum lega.

“Masyarakat di sekitar kampus juga sering kebagian hasil ketika kami membagikan SHU. Anggota yang aktif juga kami berikan poin tiap bulan, itu menambah pendapatan mereka lebih banyak lagi,” jelasnya.

Selain melakukan fokus penjualan di luar kampus, koperasi dr Angka juga menjadi penguasa dalam pengembangan bisnis di internal kampus.
Terbukti, unit bisnis di kopma mampu membawai pengelolaan ITS Mart serta Ten Eleven yang sudah berjalan sejak tahun 1990-an.

Ten Eleven sendiri merupakan minimarket di kampus yang mencukupi semua kebutuhan mahasiswa. Lokasi Ten Eleven yang berada di kawasan asrama mahasiswa menjadi mini market modern yang dinamis dan lengkap dalam ketersediaan makanan dan minuman bagi para mahasiswa serta civitas akademika ITS.

Sementara untuk ITS Mart berisi banyak produk khas ITS seperti gantungan kunci, pena, buku, pin, sampai produk khas lainnya. “Kami juga punya lapak penjualan jajanan basah yang tiap pagi kami buka serta ada lagi usaha persewaan LCD proyektor yang sudah jalan bertahun-tahun ini,” sambungnya.

Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring menuturkan, para mahasiswa sebagai anggota Kopma merupakan generasi milenial yang memerlukan pengalaman yang dapat memberikan mereka pengalaman lebih saat ikut aktif berkoperasi.

Makanya, para pengurus kopma harus membuat suatu format bisnis yang dapat memenuhi keinginan para anggotanya, bukan hanya dalam penyediaan kebutuhan akademik mahasiswa. “Salah satunya dengan melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas koperasi yang menjamin adanya sharing economy,” kata Meliadi.

Pihaknya pun mendorong kopma dapat memposisikan diri menjadi koperasi yang berkualitas. Caranya tentu saja melalui pelayanan kepada anggota agar dapat memberikan nilai terbaik.

Sehingga pengurus kopma harus cepat merespons era ekonomi kreatif denngan cepat memproduksi dan menjual suatu barang sesuai dengan fungsinya.“Mereka juga perlu memikirkan desain seperti apa yang dapat memenuhi permintaan konsumen,” jelasnya.

Anak Teknik yang Ahli Ekonomi

Ribuan anak-anak muda yang tergabung dalam Kopma dr Angka sempat diragukan eksistensinya sejak berdiri pada 11 Mei 1982. Mereka semua adalah mahasiswa yang memiliki latarbelakang teknik. Jurusan yang tentu saja jauh dari fungsi modal,bisnis dan keuntungan yang bisa dikembangkan dalam koperasi.

Lihat saja, para anggota aktif di Kopma dr Angka berasal dari mahasiswa jurusan Arsitektur, Kimia, Teknik Sipil, Perkapalan, Teknik Industri, Teknik Mesin sampai Informatika. “Bisa apa anak-anak teknik ini di bidang ekonomi?” kata Muslim menirukan banyak komentar miring di awal jalannya kopma.

Koperasi pun berjalan dan berhasil menyatukan perbedaan latarbelakang itu menjadi kesatuan utuh di gerakan ekonomi. Seperti sebuah pembuktian, perbedaan latar belakang itu menjadi senjata utama untuk terus berdaya. Mereka berkoloni dalam kesatuan yang sama di gerakan ekonomi.

Ide dan gagasan “gila” pun kerap lahir dalam berbagai forum rapat anggota koperasi. Mereka membuka banyak sekat gerakan koperasi yang bisa berjalan di berbagai sektor.

Nilai luhur koperasi masih dijaga dengan baik, namun mereka memberikan bumbu yang gurih dan renyah dalam menjalankan koperasi dengan muara pada kesejahteraan anggota serta masyarakat di sekitarnya.

Latar belakang anggota yang berbeda menjadi berkah tersendiri. Mereka menjadikan teknologi serta inovasi sebagai bagian dari perkembangan koperasi secara masif.

Tak heran Instagram, Facebook dan Tweeter menjadi ujung tombak penjualan barang yang dihasilkan dari berbagai unit Kopma dr Angka.
“Sekarang ini kami mematangkan pembuatan bisnis baru dengan membuka gym serta travel,” katanya.

Seperti jalan aliran air, semangat generasi muda kini sulit untuk dibendung. Mereka pun percaya pondasi koperasi menjadi keimanan mereka untuk bisa berkembang dalam lintas zaman.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5993 seconds (0.1#10.140)