Stop Program Ridwan Kamil, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Revitalisasi Sekoper Cinta
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin memilih untuk memberhentikan sejumlah program unggulan milik mantan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil seperti Jabar Quick Response (JQR) dan Tim Penasehat Investasi Pemerintah Provinsi (PIPP).
Terbaru, Bey Machmudin tidak akan melanjutkan program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) di tahun 2024 ini.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Taufiq Budi Santoso mengatakan, program yang memiliki berbagai kegiatan tentang kemandirian perempuan itu akan direvitalisasi.
"Kami melakukan revitalisasi mungkin pak gubernur sudah menyampaikan, yang baik kita teruskan program yang perlu kita sempurnakan kita sempurnakan. Sekoper Cinta intinya revitalisasi," ucap Taufiq dalam keterangannya dikutip Kamis (25/1/2024).
Meski begitu, masih ada sejumlah program milik Ridwan Kamil yang akan tetap dipertahankan seperti Petani Milenial. Menurut Taufiq, program itu akan tetap dilanjutkan di tahun ini hanya kemasannya akan dibuat beda.
"Jadi misalkan Petani Milenial, kita teruskan kita kemas jadi regenerasi petani," ungkapnya.
Selain Petani Milenial, program lainnya yang akan dilanjutkan adalah Satu Desa Satu Hafidz Al Quran (Sadesa), One Pesantren One Product (OPOP). Taufiq memastikan, program itu akan direvitalisasi.
"OPOP masih dilanjutkan, Sadesa masih. Hanya beberapa yang tidak dilanjutkan, jadi semuanya kemas kembali, kita lihat lagi mana yang perlu diperbaiki kita perbaiki," katanya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin turut mengungkapkan alasan membubarkan JQR. Menurutnya, langkah itu diambil untuk mempermudah birokrasi yang ada. Dia juga turut berterima kasih pada Ridwan Kamil karena sudah membetuk tim peduli kemanusiaan ini.
"Pertama fungsinya tidak dihapus, kedua beberapa kali Pak Ridwan Kamil menyampaikan bahwa birokrasi di Jabar itu salah satu yang terbaik secara nasional. Jadi saya berterima kasih kepada Pak Ridwan Kamil yang memberikan birokrasi terbaik, jadi saya bekerja juga merasa nyaman," kata Bey, Kamis (4/1/2024).
Bey menjelaskan, pembubaran dilakukan hanya kepada tim dari JQR itu sendiri. Sedangkan untuk fungsinya akan dikembalikan sepenuhnya pada dinas terkait yang sebelumnya turut terlibat dalam JQR.
"Jadi untuk JQR untuk fungsinya itu saya kembali kepada unitnya, ke organik, jadi ke dinas-dinas seperti Dinsos, Dinkes, BPBD, dan melalui Sapawarga," imbuhnya.
Meski tidak lagi bernaung di bawah tim JQR, Bey meyakini, dinas terkait bisa bekerja lebih maksimal dan menjalankan fungsi yang ada meski nantinya akan banyak melibatkan ASN masing-masing.
"Jadi fungsi tidak hilang dan saya yakin kami mampu. Dan terima kasih kepada JQR selama lima tahun yang telah melakukan transfer knowledge dan itu kami akan meniru dan bekerja secara cepat," ujarnya.
Terbaru, Bey Machmudin tidak akan melanjutkan program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) di tahun 2024 ini.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Taufiq Budi Santoso mengatakan, program yang memiliki berbagai kegiatan tentang kemandirian perempuan itu akan direvitalisasi.
"Kami melakukan revitalisasi mungkin pak gubernur sudah menyampaikan, yang baik kita teruskan program yang perlu kita sempurnakan kita sempurnakan. Sekoper Cinta intinya revitalisasi," ucap Taufiq dalam keterangannya dikutip Kamis (25/1/2024).
Meski begitu, masih ada sejumlah program milik Ridwan Kamil yang akan tetap dipertahankan seperti Petani Milenial. Menurut Taufiq, program itu akan tetap dilanjutkan di tahun ini hanya kemasannya akan dibuat beda.
"Jadi misalkan Petani Milenial, kita teruskan kita kemas jadi regenerasi petani," ungkapnya.
Selain Petani Milenial, program lainnya yang akan dilanjutkan adalah Satu Desa Satu Hafidz Al Quran (Sadesa), One Pesantren One Product (OPOP). Taufiq memastikan, program itu akan direvitalisasi.
"OPOP masih dilanjutkan, Sadesa masih. Hanya beberapa yang tidak dilanjutkan, jadi semuanya kemas kembali, kita lihat lagi mana yang perlu diperbaiki kita perbaiki," katanya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin turut mengungkapkan alasan membubarkan JQR. Menurutnya, langkah itu diambil untuk mempermudah birokrasi yang ada. Dia juga turut berterima kasih pada Ridwan Kamil karena sudah membetuk tim peduli kemanusiaan ini.
"Pertama fungsinya tidak dihapus, kedua beberapa kali Pak Ridwan Kamil menyampaikan bahwa birokrasi di Jabar itu salah satu yang terbaik secara nasional. Jadi saya berterima kasih kepada Pak Ridwan Kamil yang memberikan birokrasi terbaik, jadi saya bekerja juga merasa nyaman," kata Bey, Kamis (4/1/2024).
Bey menjelaskan, pembubaran dilakukan hanya kepada tim dari JQR itu sendiri. Sedangkan untuk fungsinya akan dikembalikan sepenuhnya pada dinas terkait yang sebelumnya turut terlibat dalam JQR.
"Jadi untuk JQR untuk fungsinya itu saya kembali kepada unitnya, ke organik, jadi ke dinas-dinas seperti Dinsos, Dinkes, BPBD, dan melalui Sapawarga," imbuhnya.
Meski tidak lagi bernaung di bawah tim JQR, Bey meyakini, dinas terkait bisa bekerja lebih maksimal dan menjalankan fungsi yang ada meski nantinya akan banyak melibatkan ASN masing-masing.
"Jadi fungsi tidak hilang dan saya yakin kami mampu. Dan terima kasih kepada JQR selama lima tahun yang telah melakukan transfer knowledge dan itu kami akan meniru dan bekerja secara cepat," ujarnya.
(shf)