Masih Berstatus Honorer, Ribuan Perawat Mengadu ke Megawati

Sabtu, 12 Mei 2018 - 20:10 WIB
Masih Berstatus Honorer, Ribuan Perawat Mengadu ke Megawati
Masih Berstatus Honorer, Ribuan Perawat Mengadu ke Megawati
A A A
SEMARANG - Momentum kehadiran Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri saat menghadiri peringatan Hari Perawat Internasional dimanfaatkan ribuan perawat honorer mengadukan nasibnya.

Para perawat yang tergabung dalam Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI) tersebut meminta kepada Megawati untuk memperjuangkan status kerja mereka. Megawati hadir di Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/5/2018), untuk menyampaikan orasi ilmiah bertemakan Perawat Sumber Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.

Ketua DPP Bidang Organisasi dan Kaderisasi GNPHI, Dedy Hafrisal, mengatakan, perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bangsa Indonesia. Akan tetapi, pada kenyataannya sangat jauh dengan kesejahteraan yang diharapkan selama ini.

“Kehadiran Ibu Megawati ini menjadi pertemuan istimewa karena kami bisa langsung menyampaikan aspirasi dan masalah yang dihadapi saat ini. Sehingga bisa jadi ditindak lanjuti pemerintahan Presiden Joko Widodo. Karena kami selama ini sering berdialog dengan DPR RI dan Kemenpan RB untuk merevisi RUU ASN. Namun, semuanya sia-sia sebab Menpan RB tak kunjung memprosesnya,” tegas Dedy.

Dia menilai, Bangsa Indonesia akan menjadi kuat apabila tenaga kesehatannya diperhatikan secara menyeluruh. Apalagi, perawat juga menjadi ketahanan nasional. Pihaknya mengaku sangat kecewa atas tindakan Menpan RB yang tak segera merealisasikan pengangkatan PNS bagi perawat honorer.

“Kementerian seharusnya punya hati. Di berbagai daerah, banyak yang upahnya ratusan ribu rupiah sebulan. Itu jelas melanggar UU ASN. Ini tandanya negara lengah dan tak peduli nasib para perawat,” keluhnya.

Revisi UU ASN sejauh ini sudah masuk di meja DPR RI. Karena itu, dia meminta Kemenpan RB proaktif mencatat kebutuhan perawat di setiap daerah. Pasalnya, jumlah perawat honorer terbanyak saat ini berada di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Kami sudah menyerahkan datanya ke Kemenpan RB. Ada 82 ribu perawat honorer dari total 900 ribu perawat yang ada di Indonesia. Mereka masa kerjanya ada yang setahun sampai belasan tahun. Perhatikanlah nasib mereka,” pinta dia.

Sementara itu, Megawati Sukarnoputri berjanji akan memperjuangkan nasib para perawat honorer. Menurutnya, perawat merupakan pekerjaan mulia lantaran berhubungan dengan menyelamatkan harkat hidup masyarakat luas.“Revisi RUU ASN akan kita dorong terus supaya nasib perawat honorer bisa ditingkatkan,” kata Megawati.

Putri Presiden RI pertama ini menyatakan bahwa seorang pemimpin negara tidak akan kuat jika kesehatan rakyatnya terbelakang. “Contohnya, kondisi yang dialami Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno. Walau ayah saya merupakan sosok proklamator sekaligus insinyur pertama di Indonesia, namun ketika akhir hayatnya, peran aktif seorang perawat sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Maka itu, dia sangat melihat dan merasakan bagaimana kesehatan menjadi titik krusial, sehingga kesehatan bisa menjadi isu tak bisa dipisahkan dari ketahanan negara. “Karena itu, seorang perawat harus mampu menjaga kesehatan generasi muda bangsa Indonesia sehingga pada masa mendatang bisa memperkokoh persatuan dan kesatuan di negeri ini,” harapan Mega.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5733 seconds (0.1#10.140)