BNPB Sebut Provinsi Jawa Barat Urutan Pertama Jumlah Bencana
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dalam tiga tahun terakhir Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dalam jumlah bencana .
"Dalam tiga tahun terakhir (2021, 2022, 2023) Jawa Barat menjadi peringkat 1 dalam jumlah bencana," ungkap Suharyanto saat memimpin rapat koordinasi di SMPN 1 Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (15/1/2024).
Menurut dia daerah di Jawa Barat dengan tingkat bencana alam tertinggi, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung. “Memang alamnya luar biasa, terutama di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung,” ucapnya.
Suharyanto menyoroti kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah penduduk yang banyak dan kondisi alam yang luar biasa. Dalam konteks ini, dia menekankan pentingnya kewaspadaan terutama di musim hujan.
"Alam di Jawa Barat itu berbeda, di Bogor curah hujannya tinggi, di Kabupaten Pegunungan dan penduduknya banyak, ketika harus waspada apalagi di musim hujan seperti sekarang," ujarnya.
Meskipun Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah diimplementasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Suharyanto menyatakan bahwa cuaca di Jawa Barat tetap sulit terprediksi.
“Saat ini, Jabar tidak terlihat secara jelas melalui TMC, berbeda dengan El Nino yang jelas dari kemarau kemudian hujan. Namun, kini, dari hujan deras, kita tidak tahu kapan reda karena menurut BMKG, curah hujannya masih tinggi," ungkapnya.
Untuk itu dia berharap, hasil koordinasi hari ini dapat memberikan solusi yang konkret bagi masyarakat Kabupaten Bandung dan Jawa Barat secara keseluruhan.
Dia menegaskan pada tahun 2025, situasi yang sama tidak terulang, dan perkembangan positif dapat terlihat sebagai hasil dari koordinasi yang dilakukan hari ini.
"Dalam tiga tahun terakhir (2021, 2022, 2023) Jawa Barat menjadi peringkat 1 dalam jumlah bencana," ungkap Suharyanto saat memimpin rapat koordinasi di SMPN 1 Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (15/1/2024).
Menurut dia daerah di Jawa Barat dengan tingkat bencana alam tertinggi, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung. “Memang alamnya luar biasa, terutama di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung,” ucapnya.
Suharyanto menyoroti kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah penduduk yang banyak dan kondisi alam yang luar biasa. Dalam konteks ini, dia menekankan pentingnya kewaspadaan terutama di musim hujan.
"Alam di Jawa Barat itu berbeda, di Bogor curah hujannya tinggi, di Kabupaten Pegunungan dan penduduknya banyak, ketika harus waspada apalagi di musim hujan seperti sekarang," ujarnya.
Meskipun Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah diimplementasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Suharyanto menyatakan bahwa cuaca di Jawa Barat tetap sulit terprediksi.
“Saat ini, Jabar tidak terlihat secara jelas melalui TMC, berbeda dengan El Nino yang jelas dari kemarau kemudian hujan. Namun, kini, dari hujan deras, kita tidak tahu kapan reda karena menurut BMKG, curah hujannya masih tinggi," ungkapnya.
Untuk itu dia berharap, hasil koordinasi hari ini dapat memberikan solusi yang konkret bagi masyarakat Kabupaten Bandung dan Jawa Barat secara keseluruhan.
Dia menegaskan pada tahun 2025, situasi yang sama tidak terulang, dan perkembangan positif dapat terlihat sebagai hasil dari koordinasi yang dilakukan hari ini.
(wib)