Menikmati Nasi Meteng dengan Suasana Bangunan Kuno Belanda
loading...
A
A
A
KENDAL - Kuliner nasi bakar mungkin sudah biasa. Namun di pinggiran Kabupaten Batang, perbatasan dengan Kabupaten Kendal , Jawa Tengah, ada rumah makan yang menyajikan menu nasi kukus .
Uniknya lagi menu yang dibungkus daun pisang ini dinamakan nasi meteng alias nasi hamil. Pelanggan semakin nikmat menikmati nasi meteng, di suasana rumah makan yang menempati bangunan kuno peninggalan Belanda.
Nasi meteng merupakan nasi yang di dalamnya berisi aneka sayuran dicampur dengan ikan teri. Kemudian dibungkus dengan daun pisang. Menu nasi meteng ini merupakan andalan sebuah rumah makan, yang menempati bangunan tua peninggalan Belanda. (Baca juga: Khasiat Konsumsi Nasi Merah, Membuatnya juga Mudah )
Rumah makan Dolly ini menempati rumah dinas pejabat Perkebunan Nusantara, di Kompleks PTPN 9 Siluwok, Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Makanan tradisional ini diburu pecinta kuliner nusantara karena rasanya yang unik dan nikmat. (Baca juga: 1 Anggota DPRD Kendal Positif COVID-19, Dinkes Gelar Tes Swab Massal )
Bahan yang digunakan untuk membuat nasi meteng, mulai dari buah nangka muda yang sudah dirajang, petai, kacang panjang dipotong kecil-kecil dan ikan teri. Isian ini kemudian dimasukan ke tengah nasi dan di dibungkus daun pisang. Setelah itu kemudian dikukus sampai matang, kurang lebih 30 menit.
Daun pisang yang sudah berubah warna menjadi agak kekuning-kuningan, menandakan bahwa nasi meteng ini sudah siap disantap. Lebih mantap lagi dalam menikmati nasi meteng ini ditambah gorengan tempe mendoan.
Saking cintanya dengan kuliner nasi meteng, yang berisi macam-macam lauk tersebut membuat pelanggan dari Semarang, Budi Hartanto, menikmati kuliner tradisional ini.
“Tidak hanya menu makanan yang diburu, suasana tempat makan serasa di Negeri Belanda, menjadi saya rela berlama-lama di rumah makan Dolly ini,” kata Budi.
Sementara itu, Juru Masak Rumah Makan Dolly, Chef Rohmiyati, menceritakan, menu ini dinamakan nasi meteng karena bentuknya besar sebagaimana orang hamil. Dari situlah ide menamakan nasi yang berisi banyak lauk tersebut dengan kata nasi meteng yang kini banyak diburu warga.
Para pelanggan sebagian besar merupakan pekerja kantoran, mulai dari TNI, Polri, perbankan dan warga sekitar. Menu makanan disajikan dengan harga murah meriah dan bervariasi. Mulai dari ukuran Rp3.000 hingga Rp5.000 per bungkusnya.
Selain, menikmati makanan, pengunjung juga bisa belajar sejarah karena satu kompleks yang kini dijadikan kantor perusahaan pemerintah ini, merupakan bangunan peninggalan kolonial dengan arsitektur Belanda seperti halnya wisata di kota tua.
Uniknya lagi menu yang dibungkus daun pisang ini dinamakan nasi meteng alias nasi hamil. Pelanggan semakin nikmat menikmati nasi meteng, di suasana rumah makan yang menempati bangunan kuno peninggalan Belanda.
Nasi meteng merupakan nasi yang di dalamnya berisi aneka sayuran dicampur dengan ikan teri. Kemudian dibungkus dengan daun pisang. Menu nasi meteng ini merupakan andalan sebuah rumah makan, yang menempati bangunan tua peninggalan Belanda. (Baca juga: Khasiat Konsumsi Nasi Merah, Membuatnya juga Mudah )
Rumah makan Dolly ini menempati rumah dinas pejabat Perkebunan Nusantara, di Kompleks PTPN 9 Siluwok, Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Makanan tradisional ini diburu pecinta kuliner nusantara karena rasanya yang unik dan nikmat. (Baca juga: 1 Anggota DPRD Kendal Positif COVID-19, Dinkes Gelar Tes Swab Massal )
Bahan yang digunakan untuk membuat nasi meteng, mulai dari buah nangka muda yang sudah dirajang, petai, kacang panjang dipotong kecil-kecil dan ikan teri. Isian ini kemudian dimasukan ke tengah nasi dan di dibungkus daun pisang. Setelah itu kemudian dikukus sampai matang, kurang lebih 30 menit.
Daun pisang yang sudah berubah warna menjadi agak kekuning-kuningan, menandakan bahwa nasi meteng ini sudah siap disantap. Lebih mantap lagi dalam menikmati nasi meteng ini ditambah gorengan tempe mendoan.
Saking cintanya dengan kuliner nasi meteng, yang berisi macam-macam lauk tersebut membuat pelanggan dari Semarang, Budi Hartanto, menikmati kuliner tradisional ini.
“Tidak hanya menu makanan yang diburu, suasana tempat makan serasa di Negeri Belanda, menjadi saya rela berlama-lama di rumah makan Dolly ini,” kata Budi.
Sementara itu, Juru Masak Rumah Makan Dolly, Chef Rohmiyati, menceritakan, menu ini dinamakan nasi meteng karena bentuknya besar sebagaimana orang hamil. Dari situlah ide menamakan nasi yang berisi banyak lauk tersebut dengan kata nasi meteng yang kini banyak diburu warga.
Para pelanggan sebagian besar merupakan pekerja kantoran, mulai dari TNI, Polri, perbankan dan warga sekitar. Menu makanan disajikan dengan harga murah meriah dan bervariasi. Mulai dari ukuran Rp3.000 hingga Rp5.000 per bungkusnya.
Selain, menikmati makanan, pengunjung juga bisa belajar sejarah karena satu kompleks yang kini dijadikan kantor perusahaan pemerintah ini, merupakan bangunan peninggalan kolonial dengan arsitektur Belanda seperti halnya wisata di kota tua.
(nth)