Hadiri Diskusi Oase Bangsa, Khofifah Paparkan Sejumlah Masalah di Jatim

Rabu, 21 Maret 2018 - 22:06 WIB
Hadiri Diskusi Oase Bangsa, Khofifah Paparkan Sejumlah Masalah di Jatim
Hadiri Diskusi Oase Bangsa, Khofifah Paparkan Sejumlah Masalah di Jatim
A A A
SURABAYA - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan persoalan dan kondisi masyarakat Jawa Timur dalam diskusi Oase Bangsa (Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan) di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (21/3/2018).

Hadir dalam diskusi itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah KH DR Saad Ibrahim, Wakil Syuriah PWNU Jatim KH Prof Ali Maschan Moesa, dan Sekretaris MUI Jatim Ustadz Ainul Yaqin.

Selain itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura DR Surochim Abdussalam yang mempresentasikan hasil survei koresponden dalam hubungannya dengan umat.

Pada kesempatan tersebut, cagub nomor urut 1 ini menyampaikan beberapa aspirasi umat dari hasil terjun langsung ke masyarakat.

"Saya ingin mencoba mengelaborasi dan menangkap aspirasi umat. Sebagaimana survei yang barusan dipresentasikan, ada empat penanganan yang mengemuka yaitu perhatian pada fakir miskin, infrastruktur, lapangan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan," ujarnya dalam rilis.

Di acara forum intelektual itu, Khofifah mengatakan bahwa dia kerap turun melihat kondisi umat terutama pasar tradisional sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.

"Perlu ada proteksi pasar tradisi. Jual ikan dan sayur hampir seluruh yang saya datangi pagi hari akan terasa basah dan beraroma luar biasa," ujarnya.

Dia menyebutkan perlunya keberadaan batako, konblok, sehingga keluhan pedagang pasar tradisional di Bangkalan yang banyak pedagang sapi dan di Tulungagung yang menjadi kekuatan perdagangan ayam, bisa diatasi.

"Yang mereka minta simpel, sederhana. Pedagang di Bangkalan yang tutup dagang jam lima bagaimana ada batako untuk pengairan agar bersih dan dapat Salat Zuhur. Padahal itu pasar tradisi untuk perdagangan sapi terbesar di Jatim. Begitu pun pedagang di Tulungagung. Agar pedagang ketika salat tak najis oleh kotoran yang ada itu," ujarnya.

Bagi Khofifah, mencintai produk dalam negeri berarti juga mencintai pasar tradisi sebagai tulang punggung umat. Baginya, omong kosong bila berkata cinta produk dalam negeri bila tak mau memerhatikan nasib pasar tradisi sebagai bagian dari kehidupan umat muslim di Jawa Timur.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6172 seconds (0.1#10.140)