Penjual Bubur Sumsum di Solo Doakan Ganjar Pranowo Presiden 2024
loading...
A
A
A
SOLO - Orang tua alumnus SMKN Jateng tahun 2017, bernama Bagus kini merasakan buah hasil pendidikan anaknya. Pasangan Susilo (54) dan Madinah (50) berharap program tersebut dapat diterapkan di tingkat Nasional.
Menurut Susilo, SMK yang didirikan Ganjar Pranowo semasa menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) memiliki program pendidikan yang lengkap. Selain program keterampilan sekolah khusus keluarga tidak mampu itu juga membentuk mental siswanya.
Pria yang penghasilannya hanya bertumpu pada hasil jualan bubur sumsum itu mengaku harus menunggu selama 3 bulan untuk bisa bertemu Bagus setelah pengumuman hasil penerimaan.
Saat bertemu terkejut karena kondisi fisik puteranya terlihat bagus dan akhlaknya luar biasa baik.
“Kalau tidak sekolah di SMK Jateng saya tidak tahu bagaimana ke depannya kondisi keluarga kami. Pendidikan di sana lebih dari SMK lain, kalau yang namanya SMK gratis di sini banyak. Tapi kalau yang sistem pendidikannya seperti SMK Jateng itu belum ada,” kata Susilo.
Ditemui wartawan di Kampung Bayan, KRajan, RT 06/RW 14 Kadipiro, Banjarsari, Solo pada Sabtu (24/12) malam. Susilo merasa bangga dengan apa yang telah dicapai anaknya saat ini.
Bagus yang telah bekerja selama 6 tahun di salah satu perusahaan Batu Bara PT Pamapersada di Kalimantan selalu menyisihkan uang gajinya sebesar 12 juta untuk kebutuhan orang tua, merenovasi rumah bahkan membeli rumah sendiri.
“Saya bersyukur sekali. Mungkin Allah sudah menggariskan. Sejak awal saat masuk SMK Jateng seleksinya ketat sekali dari sekian ribu anak diambil 1,” terangnya.
Menurut Susilo, SMK yang didirikan Ganjar Pranowo semasa menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) memiliki program pendidikan yang lengkap. Selain program keterampilan sekolah khusus keluarga tidak mampu itu juga membentuk mental siswanya.
Pria yang penghasilannya hanya bertumpu pada hasil jualan bubur sumsum itu mengaku harus menunggu selama 3 bulan untuk bisa bertemu Bagus setelah pengumuman hasil penerimaan.
Saat bertemu terkejut karena kondisi fisik puteranya terlihat bagus dan akhlaknya luar biasa baik.
“Kalau tidak sekolah di SMK Jateng saya tidak tahu bagaimana ke depannya kondisi keluarga kami. Pendidikan di sana lebih dari SMK lain, kalau yang namanya SMK gratis di sini banyak. Tapi kalau yang sistem pendidikannya seperti SMK Jateng itu belum ada,” kata Susilo.
Ditemui wartawan di Kampung Bayan, KRajan, RT 06/RW 14 Kadipiro, Banjarsari, Solo pada Sabtu (24/12) malam. Susilo merasa bangga dengan apa yang telah dicapai anaknya saat ini.
Bagus yang telah bekerja selama 6 tahun di salah satu perusahaan Batu Bara PT Pamapersada di Kalimantan selalu menyisihkan uang gajinya sebesar 12 juta untuk kebutuhan orang tua, merenovasi rumah bahkan membeli rumah sendiri.
“Saya bersyukur sekali. Mungkin Allah sudah menggariskan. Sejak awal saat masuk SMK Jateng seleksinya ketat sekali dari sekian ribu anak diambil 1,” terangnya.