Cerita Sukses Petani Sumenep, Binaan Upland Project Kementan yang Tembus Pasar Belanda

Senin, 18 Desember 2023 - 17:04 WIB
loading...
Cerita Sukses Petani Sumenep, Binaan Upland Project Kementan yang Tembus Pasar Belanda
Petani bawang. Foto/Ilustrasi/Dok.Sindonews
A A A
SUMENEP - Petani Sumenep yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Pertama Indah Rubaru (PIR) menyampaikan apresiasi terhadap program Upland Project Kementerian Pertanian (Kementan) yang mengarahkan mereka menjadi petawi bawang dan terus memberikan pendampingan hingga produk mereka bisa menembus pasar Belanda.

"Kami sebagai petani merasa bahagia dikarenakan bawang kami mau diekspor, kan dari dulu bawang kami enggak pernah diekspor, cuma pasar-pasar lokal saja dan alhamdulilah merasa bahagia," kata Ketua Kelompok Tani PT PIR Marsito dalam keterangan tertulis dari Upland Project, Sabtu (16/12/2023).

Marsito (41) mengatakan kelompok tani yang dipimpinnya pada awal tahun ini dihubungi oleh petugas Upland Project Kementerian Pertanian dan menawarkan bantuan serta pendampingan untuk menanam komoditas bawang.

Kelompok tani Marsito beranggotakan 25 orang dan ada enam orang yang menyanggupi untuk mengikuti program yang ditawarkan oleh Upland Project Kementan dengan bantuan dua ton bibit di dua hektar lahan.



"Saya prosesnya memang mendapat bantuan Upland Project, anggota saya tidak ada yang pernah tanam bawang. Saya sebagai pembuka, sebagai ketua kelompok saya harus bisa, orang lain saja bisa kenapa kita enggak bisa dan saya langsung memakai springkler, jadi kita enggak pake siram manual seperti orang kebanyakan," ujarnya.

Dia juga memuji kualitas bibit bawang yang disediakan Upland Project serta lima orang petugas penyuluh lapangan (PPL) yang senantiasa mendampingi kelompok taninya mulai dari penananman, mengatasi penyakit dan hama, hingga bagaimana teknik untuk mencapai hasil yang maksimal.

Saat panen tiba, Marsito dan petani bawang lainnya terkejut dengan hasil panen yang melampaui ekspektasi.

"Hasilnya di luar ekspektasi kita, biasanya 1 kilo (bibit) banding 10 (kilo panen) yang biasa. Tapi punya kita alhamdulillah 1 (kilo bibit) banding 12 (kilo hasil panen)," ujar Marsito.

Namun ujian kembali datang pasca panen, yakni anjloknya harga bawang di pasar. Namun petugas Upland Project Kementerian Pertanian mengarahkan petani untuk tidak buru-buru menjual komoditas bawang tersebut demi mengurangi kerugian.

Petugas Upland Project kemudian mengarahkan kelompok tani untuk mengolah bawang tersebut menjadi bawang goreng, tujuannya tentu agar bawang tersebut tidak dijual murah dan mencegahnya agar tidak busuk saat disimpan.

Pendampingan dari Upland Project tidak hanya soal pertanian di hulu (on farm) pendampingan pasca panen (off farm) mulai dari pengolahan komoditas dan pemasaran komoditas pun juga diberikan.

"Ya itu kebetulan harga lagi murah-murahnya waktu itu. Setelah menunggu beberapa saat ada informasi katanya mau diekspor. Kita punya barang enggak dijual karena murah, alhamdulillah kita dibantu ekspor ke luar negeri, tambah senang kita semua petani yang ada di sini," kata Masrito.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1854 seconds (0.1#10.140)