Dekan Fakultas Teknik UMK Bantah Gelapkan Uang SKL Mahasiswa

Selasa, 23 Januari 2018 - 20:43 WIB
Dekan Fakultas Teknik UMK Bantah Gelapkan Uang SKL Mahasiswa
Dekan Fakultas Teknik UMK Bantah Gelapkan Uang SKL Mahasiswa
A A A
KENDARI - Dekan Fakultas Teknik (FT), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sulawesi Tenggara (Sultra), Mochammad Assiddieq, membantah tudingan menggelapkan dana Studi Kerja Lapangan (SKL).

Menurut Assiddieq, masalah ini sebenarnya sudah dibahas dalam pertemuan bersama Wakil Rektor (Warek) 1, Warek 3, Kabag Keuangan (mewakili Warek 2), 7 orang perwakilan mahasiswa yang melakukan SKL, di ruang Rektor UMK, saat unjuk rasa beberapa hari lalu.

Sebenarnya menurut Assiddieq, tudingan penggelapan dana SKL itu tidak benar, sebab dana tersebut telah ditransfer ke rekening Prodi S1 Aristektur pada 5 Oktober 2017. "Pada saat mereka demo itu, saya sudah kirimkan mereka bukti transfer," jelah Assiddieq.

Assiddieq menjelaskan, prosedur di UMK, pembayaran seperti SKL masuk ke Fakultas, setelah itu ditransfer ke rekening Prodi. "Nah, dana SKL ini, dicurigakan kepada saya, katanya saya mengambil keuntungan di situ. Padahal satu rupiahpun saya tidak mengambil keuntungan," sebutnya.

"Karena tanggal 7 oktober (2017), kami rapat pertanggungjawaban keuangan itu, saya sudah transfer tanggal 5 oktober (2017), dua hari sebelum rapat, saya sudah transfer ke rekening Prodi. Karena Teknik Arsitektur ini dibawahi oleh Prodinya, jadi seperti itu," tambahnya.

Menurut Assiddieq, mahasiswa S1 Aristektur yang akan mengikuti SKL, ke Bandung dan Jakarta saat itu, 47 orang, semula mereka menyetor uang Rp 4.500.000,-. Jumlah setoran ini ditentukan biro perjalanan. (Baca: Buntut Demo Mahasiswa, Delapan Dosen UMK Mundur).

Namun, setelah melewati proses negosiasi, jumlah itu turun menjadi Rp. 4.100.000. "Saya sampaikan juga ke mahasiswa empat juta setengah, di tengah perjalanan mungkin travel ini ada ketakutan dia, ada keraguan, kita batalkan, dia kasih turun harga," kata Assiddieq.

Dari pengurangan itu, ada kelebihan sekitar Rp 18 juta, namun sebagian kelebihan itu untuk biaya operasional dosen yang mendampingi mahasiswa SKL, jadi tersisa kurang lebih Rp. 16 juta.

"Jadi itu saya transfer ke rekening Prodi, kemudian tanggal 5 oktober, saya kirim ke rekening, buktinya dan transfer itu dilakukan oleh staf. Di rekening Fakultas itu dua orang yang tanda tangan, saya sebagai Dekan dan ada sebagai Bendahara, jadi dia yang ke sana (bank) untuk mentransfer itu, bukan kerening pribadi," jelas Assiddieq.

Semua bukti ini menurut Assiddieq, sudah diperlihatkan saat pertemuan dengan mahasiswa SKL, di Ruang Rektor dan dinilai tidak ada penggelapan.

Sementara kekerasan yang disebut mahasiswa, juga dibantah. Assiddieq mengaku hanya menyentuh kaki kedua mahasiswa itu, karena dinilai tidak mengikuti aturan di kampus UMK.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6528 seconds (0.1#10.140)