Kisah Pilu Penolakan Gayatri Rajapatni Jadi Raja Majapahit usai Kematian Jayanegara

Rabu, 13 Desember 2023 - 06:09 WIB
loading...
Kisah Pilu Penolakan Gayatri Rajapatni Jadi Raja Majapahit usai Kematian Jayanegara
Gayatri Rajapatri putri cantik dari Kerajaan Singasari istri keempat Raden Wijaya sosok perempuan di balik kejayaan Majapahit. Foto: Istimewa
A A A
Krisis kepemimpinan konon pernah melanda Kerajaan Majapahit usai meninggalnya Raja Jayanagara. Pasalnya tak ada pewaris tahta, karena Jayanagara sendiri meninggal dalam kondisi belum menikah dan tak punya keturunan.

Garis keturunan dari Raden Wijaya pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit adalah para perempuan yakni Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi Maharajasa. Sedangkan Jayanagara merupakan anak laki-laki satu-satunya dari selir Raden Wijaya, bernama Dara Petak.

Musyawarah panjang dilakukan di internal kerajaan. Gajah Mada saat itu yang belum naik tahta menjabat mahapatih dimintai pertimbangannya. Sosok Gayatri yang merupakan istri pendiri Kerajaan Majapahit juga menjadi pertimbangan mengapa Gajah Mada memutuskan hal itu.



Earl Drake dalam bukunya “Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”, lantas mengusulkan nama Gayatri yang menjadi penerus tahta Majapahit. Usulan itu diajukan Gajah Mada yang masih berstatus Mahapatih Majapahit.

Menurut Gajah Mada, dalam sejarah Jawa tidak pernah ditemukan seorang penguasa perempuan, tapi secara hukum adat, maupun ajaran agama tidak pernah melarang perempuan berkuasa.

Selain itu, menurut para resi, ada beberapa penguasa perempuan dalam sejarah Cina, India, Jepang, Vietnam, Sri Lanka, dan Mongol. Di daerah sekitar Jawa, juga ada seorang ratu di Bali dan seorang lagi di Sulawesi tercatat dalam sejarah.

Bagi Gajah Mada, ketika tidak ada pesaing tahta laki-laki yang pantas, Jawa tak punya alasan untuk menolak seorang penguasa perempuan. Ia menambahkan, bahwa di banyak tempat lain, ratu diangkat sebagai penguasa setelah sang suami wafat.



Hal inilah yang disebut Gajah Mada kala itu, menjadi alasan terkuat untuk mendukung Gayatri naik tahta menjadi raja. Apalagi kecakapan patriotisme sudah dikenal segenap warga kerajaan.Namun pertimbangan Gajah Mada itu ditolak oleh Gayatri.

Kepada Gajah Mada, Gayatri menyampaikan terima kasih untuk sarannya, namun sejak awal Gayatri tetap tak mau menerima jabatan sebagai raja di Majapahit.Dikatakan Gayatri, bahwa ia telah mengambil keputusan lain.

Sejak awal, Majapahit dirundung berbagai sengketa, termasuk di internal keluarga. Namun bagi Gayatri, saatnya mengesampingkan masa lalu dan menatap ke masa depan, ke masa - masa pemulihan, rekonsiliasi, dan perdamaian.

Inilah tujuan yang selalu dikejar ayah dan suaminya, tetapi mengalami rintangan selama pemerintahan Jayanagara. Terlebih lagi di mata sebagian faksi, sikap Gayatri masih terlalu pro-Singasari dan anti-Kediri.

Ia khawatir sengketa internal akan berlanjut seandainya seorang putri Raja Singasari, yang ayahandanya gugur dalam peperangan, mengangkat dirinya sendiri sebagai ratu.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)