Dhammasekha Wujudkan Pendidikan Umat Buddha Semakin Berkualitas dan Komprehensif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan Dhammasekha atau pendidikan keagamaan formal Buddha terus menunjukkan hasil yang positif. Selain peningkatan tajam pada jumlah infrastruktur, tenaga pendidikan hingga peserta didik, Dhammasekha juga mampu menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan terpadu bagi umat Buddha.
Dhammasekha merupakan pendidikan keagamaan Buddha formal yang menyelenggarakan pendidikan umum yang bersumber dari ajaran Buddha dan dipadukan dengan pengetahuan serta pandangan hidup. Dhammaseka terbagi menjadi empat jenjang, yaitu: Nava Dhammasekha (Pendidikan Usia Dini), Mula Dhammasekha (Pendidikan Dasar), Muda Dhammasekha (Pendidikan Menengah Pertama), dan Uttama Dhammasekha (Pendidikan Menengah Kejuruan).
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi mengatakan, Dhammasekha kian diminati dari waktu ke waktu. Apalagi Dhammasekha formal terbukti mampu secara konsisten dalam memberikan pendidikan ajaran Buddha berstandar akademik yang komprehensif. Tak hanya itu, Dhammasekha juga menyediakan lingkungan belajar yang memadukan nilai-nilai spiritual dan pengetahuan modern sehingga menjadi tempat menimba ilmu yang menarik.
“Keunggulan inilah yang terus dipertahankan oleh Kementerian Agama (Kemenag) agar umat Buddha semakin mendapat kemudahan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas,” ujar Supriyadi di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Di awal Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memimpin Kemenag pada 2021, Dhammasekha di Indonesia berjumlah 31 lembaga dengan 600 siswa, serta 150 pendidik dan tenaga kependidikan. Semuanya adalah Nava Dhammasekha. Jumlah ini bertambah pada 2022, menjadi 37 Nava Dhammasekha dan 2 Mula Dhammasekha.
Tahun ini, jumlahnya bertambah lagi, ada 40 Nava Dhammasekha, 2 Mula Dhammasekha, dan 1 Uttama Dhammasekha. Sehingga, total 43 Dhammasekha dengan 1.057 siswa, serta 261 pendidik dan tenaga kependidikan.
“Tak sekadar penambahan jumlah, keberadaan Dhammasekha juga tersebar hampir merata di berbagai penjuru Indonesia,”ucap Supriyadi.
Dhammasekha merupakan pendidikan keagamaan Buddha formal yang menyelenggarakan pendidikan umum yang bersumber dari ajaran Buddha dan dipadukan dengan pengetahuan serta pandangan hidup. Dhammaseka terbagi menjadi empat jenjang, yaitu: Nava Dhammasekha (Pendidikan Usia Dini), Mula Dhammasekha (Pendidikan Dasar), Muda Dhammasekha (Pendidikan Menengah Pertama), dan Uttama Dhammasekha (Pendidikan Menengah Kejuruan).
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi mengatakan, Dhammasekha kian diminati dari waktu ke waktu. Apalagi Dhammasekha formal terbukti mampu secara konsisten dalam memberikan pendidikan ajaran Buddha berstandar akademik yang komprehensif. Tak hanya itu, Dhammasekha juga menyediakan lingkungan belajar yang memadukan nilai-nilai spiritual dan pengetahuan modern sehingga menjadi tempat menimba ilmu yang menarik.
“Keunggulan inilah yang terus dipertahankan oleh Kementerian Agama (Kemenag) agar umat Buddha semakin mendapat kemudahan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas,” ujar Supriyadi di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Di awal Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memimpin Kemenag pada 2021, Dhammasekha di Indonesia berjumlah 31 lembaga dengan 600 siswa, serta 150 pendidik dan tenaga kependidikan. Semuanya adalah Nava Dhammasekha. Jumlah ini bertambah pada 2022, menjadi 37 Nava Dhammasekha dan 2 Mula Dhammasekha.
Tahun ini, jumlahnya bertambah lagi, ada 40 Nava Dhammasekha, 2 Mula Dhammasekha, dan 1 Uttama Dhammasekha. Sehingga, total 43 Dhammasekha dengan 1.057 siswa, serta 261 pendidik dan tenaga kependidikan.
“Tak sekadar penambahan jumlah, keberadaan Dhammasekha juga tersebar hampir merata di berbagai penjuru Indonesia,”ucap Supriyadi.
(bga)