Elemen Mahasiswa Indonesia Timur di Yogyakarta Tuntut Ade Armando Ditangkap
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Puluhanelemen mahasiswa dari Indonesia Timur yang tinggal di Yogyakarta melakukan aksi damai di Titik Nol Kilometer dan long March menuju ke Kantor Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Dengan membawa spanduk dukungan terhadap keistimewaan DIY dan poster tangkap Ade Armando mereka berjalan kaki menelusuri selasar Malioboro. Mereka juga menghormati pengguna jalan lain dan juga wisatawan yang ada di Malioboro.
Di pintu barat Kepatihan mereka menggelar orasi dan kemudian ditemui oleh Plt Kepala Sat Pol PP DIY, Noviar Rahmad dan jajarannya yang mengenakan seragam Sat Pol PP khas gaya Jogja yaitu mengenakan blangkon atau Suluk dan dibalut kain batik.
Mereka kemudian menyerahkan plakat dukungan warga Indonesia Timur ke DIY. Koordinator Aksi, Marinus Sombopu mengatakan sebenarnya ada 3 poin yang menjadi tuntutan mereka saat ini dan hal itu berhubungan dengan Ade Armando.
Yang pertama adalah soal status sejarah di Jogja yang tidak perlu diotak-atik lagi. Kemudian yang kedua mereka mendukung penuh terkait status penuh posisi Sri Sultan dan Paku alam sebagai gubernur dan wakil gubernur.
”Kami sebagai masyarakat Indonesia timur mendukung penuh kebijakan-kebijakan yang ada,” kata Marinus kepada wartawan, Jumat (8/12/2023).
Kemudian yang ketiga berkaitan dengan tutur kata dan ucapan Ade Armando yang melenceng jauh dan kemudian mengatakan jika jogja itu menerapkan sistem politik dinasti. sehingga pihaknya melihat hal itu sungguh di luar dari apa yang selama ini terjadi di Kota Yogyakarta.
Dia menegaskan mahasiswa Indonesia Timur tidak sepakat dengan Ade Armando. Dan mahasiswa Indonesia Timur yang ada di DIY menuntut aparat keamanan untuk bertindak tegas dengan menangkap ade armando.
”Tangkap Ade Armando dan proses hukum karena telah mencederai Undang-Undang,” terangnya.
Dia menandaskan pihaknya mendukung penuh keistimewaan Yogyakarta meski tidak memiliki ikatan apapun dengan warga Yogyakarta. Namun selama mereka tinggal di Yogyakarta untuk menuntut ilmu, mereka mengetahui secara persis Yogyakarta itu seperti apa.
“Karena kami tinggal di Yogyakarta, kami tahu persis si Yogyakarta seperti apa. Di Indonesia ini ada 4 daerah yang diberikan status daerah khusus oleh pemerintah pusat yaitu Papua sebagai daerah otonomi khusus,” ungkapnya.
“Kemudian Aceh daerah syariat islam, jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota dan Yogyakarta sebagai daerah Istimewa. Hal ini yang kemudian menyadarkan mereka jika Yogyakarta harus dijaga keistimewaannya, eksistensi sejarah dan pemerintahannya,” tegasnya.
Plt Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad mengaku berterimakasih dengan dukungan tersebut. Noviar menandaskan memanf seluruh warga yang tinggal di Yogyakarta tentu harus mendukung keistimewaan yang disampaikan.
Di mana keistimewaan itu ada dalam UU nomor 13 dan itu sudah diatur dalam konstitusi untuk menjaga keistimewaan. ”Kami terima aspirasi mereka dan terima kasih atas dukungannya,” tandasnya.
Dengan membawa spanduk dukungan terhadap keistimewaan DIY dan poster tangkap Ade Armando mereka berjalan kaki menelusuri selasar Malioboro. Mereka juga menghormati pengguna jalan lain dan juga wisatawan yang ada di Malioboro.
Di pintu barat Kepatihan mereka menggelar orasi dan kemudian ditemui oleh Plt Kepala Sat Pol PP DIY, Noviar Rahmad dan jajarannya yang mengenakan seragam Sat Pol PP khas gaya Jogja yaitu mengenakan blangkon atau Suluk dan dibalut kain batik.
Mereka kemudian menyerahkan plakat dukungan warga Indonesia Timur ke DIY. Koordinator Aksi, Marinus Sombopu mengatakan sebenarnya ada 3 poin yang menjadi tuntutan mereka saat ini dan hal itu berhubungan dengan Ade Armando.
Yang pertama adalah soal status sejarah di Jogja yang tidak perlu diotak-atik lagi. Kemudian yang kedua mereka mendukung penuh terkait status penuh posisi Sri Sultan dan Paku alam sebagai gubernur dan wakil gubernur.
”Kami sebagai masyarakat Indonesia timur mendukung penuh kebijakan-kebijakan yang ada,” kata Marinus kepada wartawan, Jumat (8/12/2023).
Kemudian yang ketiga berkaitan dengan tutur kata dan ucapan Ade Armando yang melenceng jauh dan kemudian mengatakan jika jogja itu menerapkan sistem politik dinasti. sehingga pihaknya melihat hal itu sungguh di luar dari apa yang selama ini terjadi di Kota Yogyakarta.
Dia menegaskan mahasiswa Indonesia Timur tidak sepakat dengan Ade Armando. Dan mahasiswa Indonesia Timur yang ada di DIY menuntut aparat keamanan untuk bertindak tegas dengan menangkap ade armando.
”Tangkap Ade Armando dan proses hukum karena telah mencederai Undang-Undang,” terangnya.
Dia menandaskan pihaknya mendukung penuh keistimewaan Yogyakarta meski tidak memiliki ikatan apapun dengan warga Yogyakarta. Namun selama mereka tinggal di Yogyakarta untuk menuntut ilmu, mereka mengetahui secara persis Yogyakarta itu seperti apa.
“Karena kami tinggal di Yogyakarta, kami tahu persis si Yogyakarta seperti apa. Di Indonesia ini ada 4 daerah yang diberikan status daerah khusus oleh pemerintah pusat yaitu Papua sebagai daerah otonomi khusus,” ungkapnya.
“Kemudian Aceh daerah syariat islam, jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota dan Yogyakarta sebagai daerah Istimewa. Hal ini yang kemudian menyadarkan mereka jika Yogyakarta harus dijaga keistimewaannya, eksistensi sejarah dan pemerintahannya,” tegasnya.
Plt Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad mengaku berterimakasih dengan dukungan tersebut. Noviar menandaskan memanf seluruh warga yang tinggal di Yogyakarta tentu harus mendukung keistimewaan yang disampaikan.
Di mana keistimewaan itu ada dalam UU nomor 13 dan itu sudah diatur dalam konstitusi untuk menjaga keistimewaan. ”Kami terima aspirasi mereka dan terima kasih atas dukungannya,” tandasnya.
(ams)