Ziarah ke Makam Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Pemberani dari Aceh

Kamis, 09 November 2017 - 17:38 WIB
Ziarah ke Makam Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Pemberani dari Aceh
Ziarah ke Makam Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Pemberani dari Aceh
A A A
BANDA ACEH - Sejumlah penziarah mengunjungi makam Laksamana Malahayati di Bukit Krueng Raya, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Penziarah juga ikut memanjatkan doa dan menaburkan bunga, sebagai tanda penghormatan bagi pahlawan asal Aceh ini yang rela mati demi mengusir penjajah.

Seorang peziarah, Zubaidah Azwan mengatakan, sebagai kaum hawa dirinya berbangga terhadap Laksamana Malahayati karena keberanian dan semangat perjuangannya. Dia menilai sikap tersebut harus di ikuti oleh setiap insan terutama perempuan di Aceh.

“Laksamana Malahayati memiliki sikap berani menghadapi penjajah.Ssemangat itu yang harus di implementasikan perempuan dalam menolak segala bentuk ketidakadilan,” kata Zubaidah, Kamis (9/11/2017).

Namun sayangnya, masih banyak orang yang belum mengenal dan mengetahui sosok Laksamana Keumalahayati. Menurut Zubaidah, sosoknya yang anggun dan perkasa itu, selayaknya membuat Laksamana Keumalahayati, menjadi sosok yang dikagumi setiap kaum perempuan di tanah air.

Laksamana Malahayati, merupakan salah seorang perempuan pejuang dari Kesultanan Aceh. Dia terlahir dengan nama Keumalahayati. Ayahnya Laksamana Mahmud Syah dan kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah kerajaan Aceh sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah(1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Semasa hidup, Laksama Malahayati, merupakan wanita pertama di dunia yang menjadi panglima angkatan laut. Dia juga menjabat sebagai protokol istana pada masa kerajaan Aceh saat dipimpin oleh Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayatsyah sejak 1588 hingga 1604.

Malahayati juga menghimpun janda untuk melawan penjajah Belanda dan Portugis, dan ikut mendirikan sebuah benteng, yang diberinama Banteng Inong Bale. Namanya yang perkasa, juga ikut diabadikan di beberapa tempat, seperti pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar.

Namanya juga ikut diabadikan pada salah satu kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (fregat) kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut yang dinamakan KRI Malahayati. Dalam dunia pendidikan,namanya juga diabadikan pada Universitas Malahayati di Bandar Lampung dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati, Aceh Besar.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6875 seconds (0.1#10.140)