Harga Bahan Pokok di Bandarlampung Meroket, Warga Menjerit
loading...
A
A
A
BANDARLAMPUNG - Harga sejumlah kebutuhan pokok di Provinsi Lampung dalam beberapa pekan terakhir terus merangkak naik.Situasi tersebut sangat membuat masyarakat kecil ikut menjerit.
Terlebih tak ada kepastian dari pemerintah kapan harga-harga kebutuhan pokok itu kembali normal. Seperti diungkapkan Rany (37) warga Sukarame Bandarlampung yang mengeluhkan kenaikan tersebut.
Menurut dia, kenaikan harga bahan pokok sejak beberapa minggu lalu cukup membuatnya merasa kesulitan mencukupi kebutuhan hidup. Ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak ini mengaku kesulitan untuk mengatur pengeluaran dari penghasilan suami yang pas-pasan.
”Terasa banget sekarang, beli apa-apa mahal. Untuk kebutuhan sehari-hari, belum lagi untuk jajan sekolah dua anak saya,” ujar Rany ditemui di warung sayur tak jauh dari rumahnya, Sabtu (4/11/2023).
Rany berharap, pemerintah bisa segera mengatasi masalah kenaikan harga kebutuhan pokok, sehingga kehidupan rakyat kecil tidak semakin terpuruk.
”Kalo bisa harga-harga sembako ini dinormalkan lagi, biar kami rakyat kecil ini bisa hidup tenang, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi ga selalu was-was besok harganya naik lagi gak yaa,” ungkapnya.
Senada disampaikan Ningsih (49) yang mengaku sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terlebih suaminya hanya seorang pekerja serabutan.
”Hampir setiap hari harga bahan pokok kayak cabai dan bawang selalu naik. Sangat terasa sekali untuk masyarakat kecil seperti kami. Pemasukan ga menentu, tapi kebutuhan naik terus,” tutur Ningsih.
Meskipun Ningsih ikut membantu suaminya mencari nafkah dengan menjadi buruh cuci gosok, namun penghasilan keduanya tetap tidak dapat menutupi pengeluaran yang semakin besar.
”Harga-harga naik semua. Kami rakyat kecil berharap pemerintah bisa segera turun tangan menyelesaikan persoalan ekonomi sehingga kami yang sudah susah ini semakin susah karena harga tak kunjung turun,” jelasnya.
Sementara Suwari (51) pemilik warung sayur di Jalan Pulai Sebesi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung mengaku turut terdampak dengan kenaikan harga bahan pokok.
”Sudah sejak pertengahan Oktober itu harga-harga mulai naik drastis. Terasa sekali karena modal nambah, untuk jumlah barang yang dibeli sama,” kata Suwari.
Menurut dia, dengan naiknya harga kebutuhan pokok, maka daya beli masyarakat akan menurun, sehingga pedagang juga akan kesulitan dalam menjual barang dagangannya.
Suwari menyebutkan, komoditas kebutuhan pokok yang setiap hari mengalami kenaikan yakni beras, cabai merah, serta bawang merah dengan kenaikan berkisar Rp5 - Rp10 ribu per harinya. Sedangkan untuk komoditas telur dan minyak goreng masih stabil.
Suwari berharap, pemerintah bisa segera menstabilkan harga kebutuhan pokok, sehingga daya beli masyarakat bisa kembali meningkat.
Terlebih tak ada kepastian dari pemerintah kapan harga-harga kebutuhan pokok itu kembali normal. Seperti diungkapkan Rany (37) warga Sukarame Bandarlampung yang mengeluhkan kenaikan tersebut.
Menurut dia, kenaikan harga bahan pokok sejak beberapa minggu lalu cukup membuatnya merasa kesulitan mencukupi kebutuhan hidup. Ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak ini mengaku kesulitan untuk mengatur pengeluaran dari penghasilan suami yang pas-pasan.
”Terasa banget sekarang, beli apa-apa mahal. Untuk kebutuhan sehari-hari, belum lagi untuk jajan sekolah dua anak saya,” ujar Rany ditemui di warung sayur tak jauh dari rumahnya, Sabtu (4/11/2023).
Rany berharap, pemerintah bisa segera mengatasi masalah kenaikan harga kebutuhan pokok, sehingga kehidupan rakyat kecil tidak semakin terpuruk.
”Kalo bisa harga-harga sembako ini dinormalkan lagi, biar kami rakyat kecil ini bisa hidup tenang, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi ga selalu was-was besok harganya naik lagi gak yaa,” ungkapnya.
Senada disampaikan Ningsih (49) yang mengaku sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terlebih suaminya hanya seorang pekerja serabutan.
”Hampir setiap hari harga bahan pokok kayak cabai dan bawang selalu naik. Sangat terasa sekali untuk masyarakat kecil seperti kami. Pemasukan ga menentu, tapi kebutuhan naik terus,” tutur Ningsih.
Meskipun Ningsih ikut membantu suaminya mencari nafkah dengan menjadi buruh cuci gosok, namun penghasilan keduanya tetap tidak dapat menutupi pengeluaran yang semakin besar.
”Harga-harga naik semua. Kami rakyat kecil berharap pemerintah bisa segera turun tangan menyelesaikan persoalan ekonomi sehingga kami yang sudah susah ini semakin susah karena harga tak kunjung turun,” jelasnya.
Sementara Suwari (51) pemilik warung sayur di Jalan Pulai Sebesi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung mengaku turut terdampak dengan kenaikan harga bahan pokok.
”Sudah sejak pertengahan Oktober itu harga-harga mulai naik drastis. Terasa sekali karena modal nambah, untuk jumlah barang yang dibeli sama,” kata Suwari.
Menurut dia, dengan naiknya harga kebutuhan pokok, maka daya beli masyarakat akan menurun, sehingga pedagang juga akan kesulitan dalam menjual barang dagangannya.
Suwari menyebutkan, komoditas kebutuhan pokok yang setiap hari mengalami kenaikan yakni beras, cabai merah, serta bawang merah dengan kenaikan berkisar Rp5 - Rp10 ribu per harinya. Sedangkan untuk komoditas telur dan minyak goreng masih stabil.
Suwari berharap, pemerintah bisa segera menstabilkan harga kebutuhan pokok, sehingga daya beli masyarakat bisa kembali meningkat.
(ams)