Kisah Gunung Kawi, Saksi Berdirinya Kerajaan Singasari di Kitab Negarakretagama

Rabu, 01 November 2023 - 06:09 WIB
loading...
Kisah Gunung Kawi, Saksi...
Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur menjadi saksi sejarah berdirinya Kerajaan Singasari. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
GUNUNG KAWIjauh sebelum nama mitos pesugihan disebutkan pada Kakawin Negarakretagama ternyata sudah disebut berkaitan dan jadi saksi sejarah berdirinya Kerajaan Singasari.

Di kakawin yang ditulis Prapanca itu Gunung Kawi disebutkan secara gamblang bahwa Gunung Kawi menjadi salah satu awal mula berdirinya Kerajaan Singasari. Pembentukan Kerajaan Singasari ini diuraikan dalam Pupuh 40, yang terdiri dari lima pada.



Prapanca mulai dengan uraiannya, bahwa pada tahun Saka 1104 atau tahun Masehi 1182 ada seorang raja besar yang perwirayuda, seakan-akan putra dewa terkenal sebagai putra batara Girinata.

Semua orang tunduk bakti menyembah dengan segan terhadap beliau. Beliau masyhur dengan nama Ranggah Rajasa, penggempur musuh, pahlawan bijak.

Lokasinya pada Dusun Agung di sebelah timur Gunung Kawi, makmur karena bermacam-macam hasilnya, itulah kuwu tempat kementeriannya.



Nama dusun itu Kutaraja, terlalu padat penduduknya. Di situ putra Sri Girinata menunaikan dharmanya, melatih keperwiraannya, menenteramkan para budiman, melatih keperwiraaannya, menenteramkan para budiman, menjinakkan penjahat, mempertinggi kesejahteraan rakyat yang setia bakti kepadanya.



Sebagaimana dikutip dari "Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit" dari Prof Slamet Muljana, pada tahun saka 1144, beliau menyerang raja Kediri, sang adiperwira Kretajaya kalah, terkepung bahaya, lari masuk pertapaan yang sunyi-sepi; semua pengiring, pemuka prajurit yang tertinggal di kerajaan, disirnakan.

Dikisahkan pada Prapanca sesudah raja Kediri tunduk, seluruh Jawa diam dalam ketakutan, emua raja datang menyembah serta membawa segala macam hasil daerahnya. Bersatulah Janggala dan Kediri di bawah satu raja sakti. Di situlah tempat pendidikan dan kelahiran para raja yang akan memberi kegirangan kepada dunia.

Perbawa dan wibawa putra sang Girinata makin bertambah. Terjamin kesejahteraan bumi Jawa yang menyembah kaki pelindung jagat.

Pada tahun Saka 1149 atau tahun Masehi 1227, beliau pulang ke swargaloka. Orang yang menjadi kebanggaan jagat itu dimakamkan di Kegenengan sebagai dewa Siwa, dan di Usana sebagai Budha.

Konon di uraian Prapanca dalam Negarakretagama itu nama Ken Arok tidak disebut. Nama Ken Arok diketahui disebut dalam Kakawin Pararaton yang juga dituliskan oleh Prapanca. Memang pada umumnya Nagarakretagama hanya menyebut nama abhiseka daripada para raja Singasari dan Majapahit.

Sementara pada Pararaton, kita dapati nama kecilnya juga. Kehidupan Ken Arok yang diuraikan panjang lebar dalam Pararaton sama sekali tidak disinggung dalam Nagarakretagama.

Sudah pasti uraian Pararaton tentang Ranggah Rajasa itu mengurangi keharuman nenek moyang raja Hayam Wuruk itu.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1543 seconds (0.1#10.140)