Heboh Video Hujan Es di Cimahi, Ini Penjelasan BMKG
loading...
A
A
A
CIMAHI - Wilayah Kota Cimahi , Jawa Barat diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (25/10/2023). Dalam video yang beredar, hujan lebat kali ini disertai butiran es sebesar kelereng yang berjatuhan ke atap rumah warga dan juga jalanan.
Hujan es itu di antaranya muncul di wilayah RW 05 Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hal itu dibenarkan Lurah Cigugur Tengah, Rezza Rivalsyah Harahap.
"Iya betul tadi ada hujan es di Ciputri, RW 05 Cigugur Tengah," ujar Rezza.
Kamal (33), salah seorang warga yang mengabadikan hujan es itu mengatakan, saat hujan deras mengguyur wilayahnya dia mendengar suara seperti kerikil berjatuhan dari atap rumah.
"Ternyata ada bunyi seperti kerikil batu berjatuhan di seng rumah. Saya lihat dari lantai dua rumah, terus divideo, ternyata betul ada butiran esnya," kata Kamal.
Butiran es itu ukurannya beragam, namun rata-rata sebesar kelereng. Durasi hujan es itu juga, kata Kamal, berlangsung sekitar 20 menit. Kemudian butiran es yang turun mulai menghilang.
"Lumayan lama, sekitar 20 menitan. Waktu hujan itu bareng dengan angin kencang, setelah itu ya cuma hujan biasa sudah nggak ada esnya lagi," ungkap Kamal.
Sementara itu, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Klas I Bandung, Yuni Yulianti mengatakan berdasarkan prakiraan dinamika atmosfer terkini di Bandung Raya terdapat beberapa fenomena yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.
"Aktifnya gelombang atmosfer yaitu Rossby Equator di Pulau Jawa, suhu muka laut relatif hangat di sekitar perairan Indonesia sehingga meningkatkan potensi suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah perairan Jawa Barat bagian utara," kata Yuni.
"Kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Jawa Barat relatif lembap yaitu 40-97 persen, labilitas atmosfer pada skala lokal berada pada kategori labil sedang hingga kuat di wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya," tambah dia.
Yuni mengimbau masyarakat agar waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca esktrem yang biasa terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam skala lokal berdurasi singkat.
"Lalu potensi angin puting beliung dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," imbuh Yuni.
Hujan es itu di antaranya muncul di wilayah RW 05 Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hal itu dibenarkan Lurah Cigugur Tengah, Rezza Rivalsyah Harahap.
"Iya betul tadi ada hujan es di Ciputri, RW 05 Cigugur Tengah," ujar Rezza.
Kamal (33), salah seorang warga yang mengabadikan hujan es itu mengatakan, saat hujan deras mengguyur wilayahnya dia mendengar suara seperti kerikil berjatuhan dari atap rumah.
Baca Juga
"Ternyata ada bunyi seperti kerikil batu berjatuhan di seng rumah. Saya lihat dari lantai dua rumah, terus divideo, ternyata betul ada butiran esnya," kata Kamal.
Butiran es itu ukurannya beragam, namun rata-rata sebesar kelereng. Durasi hujan es itu juga, kata Kamal, berlangsung sekitar 20 menit. Kemudian butiran es yang turun mulai menghilang.
"Lumayan lama, sekitar 20 menitan. Waktu hujan itu bareng dengan angin kencang, setelah itu ya cuma hujan biasa sudah nggak ada esnya lagi," ungkap Kamal.
Sementara itu, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Klas I Bandung, Yuni Yulianti mengatakan berdasarkan prakiraan dinamika atmosfer terkini di Bandung Raya terdapat beberapa fenomena yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.
"Aktifnya gelombang atmosfer yaitu Rossby Equator di Pulau Jawa, suhu muka laut relatif hangat di sekitar perairan Indonesia sehingga meningkatkan potensi suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah perairan Jawa Barat bagian utara," kata Yuni.
"Kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Jawa Barat relatif lembap yaitu 40-97 persen, labilitas atmosfer pada skala lokal berada pada kategori labil sedang hingga kuat di wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya," tambah dia.
Yuni mengimbau masyarakat agar waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca esktrem yang biasa terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam skala lokal berdurasi singkat.
"Lalu potensi angin puting beliung dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," imbuh Yuni.
(hri)