Lewat Lima Inovasi, Jabar Kembali Raih Anugerah Budhipura

Kamis, 10 Agustus 2017 - 21:47 WIB
Lewat Lima Inovasi, Jabar Kembali Raih Anugerah Budhipura
Lewat Lima Inovasi, Jabar Kembali Raih Anugerah Budhipura
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat kembali dinobatkan sebagai provinsi termaju di Indonesia dalam pengembangan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan. Berarti untuk ketiga kalinya sejak 2015, Jabar kembali meraih Anugerah Budhipura.

Anugerah Budhipura 2017 diterima oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) dari Menristekdikti Muhammad Natsir dan disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang dipusatkan di Center Point of Indonesia, Makassar, Kamis (10/8/2017).

Jabar dinilai layak kembali meraih Anugerah Budhipura karena lima sistem inovasi daerah berbasis Ipteknya, yaitu budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi java preanger, tanaman indigofera, dan ayam sentul. Kelima inovasi itu dinilai berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

"Alhamdulillah, kita bisa memenangkan Anugerah Budhipura untuk tahun ini. Ini yang ketiga kali berturut-turut dari tahun 2015," ungkap Heryawan dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (10/8/2017).

Sebelum diputuskan mendapatkan anugerah Budhipura ini, Gubernur yang akrab disapa Aher ini memaparkan langsung kelima inovasi tersebut di hadapan tim penilai anugerah dari Kemenristekdikti. Bersama 4 pesaingnya, yaitu Provinsi Lampung, Sumatera utara, Sumatera Selatan dan Riau, Aher menjelaskan, kelima inovasi ini telah diterapkan dan dikembangkan di berbagai sektor di Jabar sesuai dengan potensi wilayah dan komoditi unggulannya.

Aher memaparkan, inovasi pertama, yakni budidaya ikan patin dengan sistem teknologi corong melalui prinsip resirkulasi air, sehingga kandungan oksigen tinggi dan menyebabkan kepadatan telur ikan tinggi. Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi larva per ruang per tahunnya, yang awalnya dengan cara konvensional menghasilkan hanya 0,9 juta larva, kini bisa mencapai 27 juta larva.

Kedua, inovasi kopi java preanger. Kopi java preanger telah berhasil menjadi juara pertama pada kontes kopi dunia. Kopi java preanger berasal dari 4 kabupaten, yaitu Bandung, Bandung Barat, Garut, dan Ciamis.

Inovasi yang dilakukan adalah pemasaran ke luar negeri dan sertifikasi bibit unggul. Dengan rekayasa teknologi pada bibit tersertifikasi, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah, menjadi 11-12 bulan sudah bisa berbuah.

Ketiga, budidaya lele sangkuriang. Inovasinya, yakni mencampurkan kunyit dan serum tertentu ke dalam pakannya, sehingga produksinya bisa lebih meningkat, yang asalnya bisa dipijahkan dua kali setahun, menjadi empat kali setahun.

Keempat, pengembangan tanaman indigofera sebagai pakan ternak. Dengan indigofera, ditemukan jenis pakan hijauan yang baru. Dampaknya, biaya pakan ternak yang lebih rendah 50% dari pakan biasa.

Terakhir, yakni pelestarian ayam sentul yang merupakan ayam asli Jabar. Melalui sentuhan teknologi, ditemukan GGPS atau great grand parents stock, kemudian ditemukan pula GPS atau grand parent stock, parent stock, dan final stock.

Setelah ditetapkan menjadi inovasi terbaik, lanjut Aher, sebagai bentuk penghargaan, kelima inovasi tersebut akan langsung diterapkan di seluruh Jabar. "Saya berkomitmen bahwa inovasi ini akan diterapkan oleh seluruh petani di Jabar, ini juga sebagai bentuk penghargaan kepada mereka yang telah berjasa," katanya.

Pada peringatan Hakteknas Ke-22 ini, dari delapan kategori yang dilombakan, Jabar berhasil menyabet empat kategori, yaitu kategori Budhipura atau penghargaan atas prestasi pemerintah provinsi dalam penguatan sistem inovasi, kategori Widyapadhi diberikan kepada Institut Pertanian Bogor (IPB) atas prestasinya yang telah melaksanakan upaya produksi penelitian dan pengembangan nasional menjadi produk inovasi.

Kemudian, kategori Abyudaya diberikan kepada PT Biofarma atas peran aktif dalam pemanfaatan dan upaya produksi hasil riset Iptek dan kategori Widyatrida diraih oleh Bandung Technopark. "Saya berharap tahun depan pada Hakteknas ke-23 di di Riau, kita juara pertama lagi karena masih banyak inovasi yang lain. Sekarang saja ada 17 inovasi yang ditawarkan, termasuk unggulan kita yaitu inovasi mobil desa," tandas Aher.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7799 seconds (0.1#10.140)