Ojek Pikul di Lokasi Longsor Palopo Angkut Karung Beras hingga Motor

Selasa, 04 Agustus 2020 - 18:45 WIB
loading...
Ojek Pikul di Lokasi Longsor Palopo Angkut Karung Beras hingga Motor
Jasa ojek pikul menjadi mata pencarian baru bagi warga yang tinggal di sekitar wilayah longsor di Battang Barat, kota Palopo. Foto: SINDOnews/Chaeruddin
A A A
PALOPO - Jalur transportasi yang menghubungkan kota Palopo dan kabupaten Tana Toraja, Sulsel di kilometer 24 kelurahan Battang Barat, kecamatan Wara Barat masih terputus akibat longsor akhir Juni lalu.

Kondisi ini membuat warga setempat membuka jalur baru di kawasan hutan pegunungan. Jalur inilah yang digunakan warga yang ingin melintas dari Kota Palopo menuju kabupaten Toraja ataupun sebaliknya.

Hanya saja, jalur ini cukup berat untuk dilalui lantaran medannya yang menanjak dan licin. Jalur ini, juga hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Kendaraan bermotor, seperti roda dua tak bisa melalui jalur setapak ini.



Dari pantauan SINDOnews di lokasi, ada tiga titik jalan setapak di tiga lokasi longsor dari kilometer 21 hingga kilometer 24. Panjang jalan setapak yang dibuka warga dari titik longsor ke arah atas jalan aspal, antara 200 meter hingga 300 meter.

Kehadiran jalur alternatif tersebut, menjadi sumber mata pencaharian baru bagi warga setempat dengan menyediakan jasa ojek pikul.

Setiap warga yang melintas bisa menggunakan jasa ojek pikul. Warga yang menyediakan jasa ojek pikul ini semuanya pria, dari umur remaja, pria dewasa hingga orang tua.
Ojek Pikul di Lokasi Longsor Palopo Angkut Karung Beras hingga Motor

Jasa ojek pikul melayani pengantaran barang seperti tas, karung beras, ternak, menggendong anak-anak, bahkan memikul kendaraan motor besar dan motor kecil.

Salah seorang ojek pikul, Sawal, 32 tahun menjelaskan, jasa ojek pikul di lokasi itu terbagi dalam beberapa kelompok.

"Tidak ada ojek pikul yang berangkat sendiri-sendiri, kami berangkat berkelompok, kadang lima orang bahkan sepuluh orang atau lebih," tutur pria dengan perawakan kecil namun berbadan tegap ini.



Khusus di titik longsor kilometer 24, jumlah pelaku ojek pikul sekira 30 orang. Mereka berangkat secara bergiliran, sehingga tidak ada di antara mereka yang tidak kebagian rejeki.

Syawal melanjutkan, biaya ojek pikul beragam tergantung besar dan beratnya barang yang akan diangkut.

"Untuk biaya tergantung sulitnya barang yang akan dipikul. Sulit maksud saya berat dan besarnya. Motor Vixion dan N Max kami pasang harga Rp300 ribu rupiah, motor bebek kecil, seperti Revo dan Mio antara seratus lima puluh ribu hingga dua ratus ribu," sebutnya.

Menurut Syawal, jika membandingkan harga jasa pikul dengan jarak tempuh yang hanya 300 meter memang terbilang mahal. Namun medan yang dilalui membuat jasa ojek pikul sebesar Rp300 ribu menjadi sebanding.

"Untuk memikul motor butuh empat sampai enam orang. Jadi hasil jasa pikul tiga ratus ribu itu kami bagi empat atau bagi enam. Jika membandingkan nilai jasa dengan jarak memang orang akan berkata mahal, namun medan yang kami lalu sangat sulit sehingga biaya ini bagi kami cukup murah. Medannya cukup berbahaya, salah sedikit, kami bisa jatuh," tuturnya.



Jasa ojek pikul di Battang Barat dalam sehari bisa mendapat penghasilan hingga ratusan ribu. Meski punya sumber penghasilan baru, namun warga Battang Barat berharap, akses jalan yang dikerjakan oleh pemerintah segera dirampungkan.

Warga berharap jembatan gantung bisa selesai secepatnya dan melanjutkan pembangunan jalan permanen agar mobil kembali bisa melintas. Karena sebagian besar perekonomian warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor bertumpu pada usaha warung makan dan berkebun.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1697 seconds (0.1#10.140)