Memilukan! Anak Disekap dan Disiksa Keluarga hingga Kurus Tinggal Kulit dan Tulang
loading...
A
A
A
MALANG - Kasus penyekapan dan penyiksaan terhadap seorang anak kecil berinisial D terjadi di Kota Malang, Jawa Timur. Kekerasan ini diduga dilakukan oleh keluarganya di rumahnya, kawasan Jalan KH Malik Dalam Gang Permata Gading, Kelurahan Buring, Kedungkandang.
Peristiwa penyekapan dan penyiksaan terbongkar usai korban keluar rumah dan menuju rumah tetangganya. Tetangga korban yang menjumpai sang anak itu penuh luka pun melaporkan dugaan penganiayaan itu ke perangkat lingkungan diteruskan ke kepolisian.
Salah seorang tetangga korban, R menceritakan, dirinya menerima laporan dugaan penyekapan dan penganiayaan terhadap D, anak yang berusia sekitar 5-6 tahun itu dari tetangga berinisial S, pada Senin malam (9/10/2023).
Saat itu R meminta S juga untuk melaporkan kejadian itu ke Ketua RT dan Ketua RW.
"Informasi hari Senin malam orangnya ke sini. Diinfo warga ada anak disekap, disiksa di situ, terus mau laporin itu nggak berani orangnya ngancam-ngancam," kata R, ditemui di rumahnya pada Kamis siang (12/10/2023).
Dirinya menjelaskan, bila di rumah tersebut korban D tinggal bersama pasangan suami istri yang menikah siri yakni Joko dan Eni.
Selain dua orang itu, di dua rumah yang masih satu kompleks halaman itu juga tinggal Putri, anak kandung dari Eni dari pernikahan suami sebelumnya, anak kandung Joko dan Eni yang masih kecil, Misnati mertua dari Eni, paman korban yang disebutnya dipanggil Pak No.
"Sebetulnya ada dua rumah di situ ada dua rumah. Yang asli situ Bu Eni-nya, Pak Joko dengan Bu Eni ini nikah siri, tinggal di sini baru tiga tahun terakhir," ungkap perempuan yang tinggal sekitar 70 meter dari rumah korban.
Korban sendiri dikatakan S, merupakan anak dari Joko dengan istri sebelumnya yangtak diketahui keberadaannya. Penuturannya Joko ini sudah menikah tiga kali ini, dimana terakhir menikah secara siri dengan Eni.
"Infonya pak Joko pernah nikah sama ibunya yang anak disiksa ini, ibunya itu nikah sama orang. Terus pisah nikah sama pak Joko, punya anak korban ini, sama istrinya ini ditinggal," ungkap dia.
Di sisi lain, M tetangga rumah korban lainnya menyatakan, baru melihat kondisi korban berinisial D ini tampak kurus dan mencurigakan dengan kondisi miris saat peringatan Maulid Nabi Muhammad, pada 28 September 2023 lalu.
Saat itu korban tengah duduk di depan rumah saat ia berangkat pada acara peringatan Maulid Nabi.
"Lihat tanggal 28 itu pas mauludan, (korban D) duduk di emperan, kasihan anaknya sekarang kecil, dulu gemuk pernah lihat ketika dimandikan Eni, sekarang kurus tinggal balung (tulang), memang nggak pernah keluar dia, baru keluar itu, jalannya gemetar," ungkap M, ditemui terpisah di rumahnya.
Setelah itu, warga tak lagi melihat keberadaan D. Baru setelah hari Senin kemarin penuturan M, korban keluar rumah yang diduga lupa dikunci oleh keluarga Joko. Ia lantas dibelikan makanan oleh tetangga korban berinisial M di warung tak jauh dari rumah korban.
"Nggak keluar lagi, dua hari sebelumnya keluar, sehari-hari dikunci, mungkin waktu itu nggak dikunci keluar akhirnya, terus di sebelah itu ada toko, dibelikan roti sama orang situ. Awalnya nggak bisa ngomong, tapi setelah makan roti sisir dua, dan minum susu baru ngaku akhirnya disiksa semua, akhirnya lapor RT RW itu," bebernya.
Kemudian perangkat lingkungan meneruskan informasi dugaan penyekapan dan penganiayaan ke polisi. Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan, polisi pun dari informasi yang dihimpun membawa seluruh orang di dua rumah tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut pada Selasa (10/10/2023) siang.
Sementara itu, Kepolisian belum bisa dikonfirmasi perihal pengamanan lima orang di daerah Buring, pada perkara dugaan penyekapan dan penganiayaan.
Peristiwa penyekapan dan penyiksaan terbongkar usai korban keluar rumah dan menuju rumah tetangganya. Tetangga korban yang menjumpai sang anak itu penuh luka pun melaporkan dugaan penganiayaan itu ke perangkat lingkungan diteruskan ke kepolisian.
Salah seorang tetangga korban, R menceritakan, dirinya menerima laporan dugaan penyekapan dan penganiayaan terhadap D, anak yang berusia sekitar 5-6 tahun itu dari tetangga berinisial S, pada Senin malam (9/10/2023).
Saat itu R meminta S juga untuk melaporkan kejadian itu ke Ketua RT dan Ketua RW.
"Informasi hari Senin malam orangnya ke sini. Diinfo warga ada anak disekap, disiksa di situ, terus mau laporin itu nggak berani orangnya ngancam-ngancam," kata R, ditemui di rumahnya pada Kamis siang (12/10/2023).
Dirinya menjelaskan, bila di rumah tersebut korban D tinggal bersama pasangan suami istri yang menikah siri yakni Joko dan Eni.
Selain dua orang itu, di dua rumah yang masih satu kompleks halaman itu juga tinggal Putri, anak kandung dari Eni dari pernikahan suami sebelumnya, anak kandung Joko dan Eni yang masih kecil, Misnati mertua dari Eni, paman korban yang disebutnya dipanggil Pak No.
"Sebetulnya ada dua rumah di situ ada dua rumah. Yang asli situ Bu Eni-nya, Pak Joko dengan Bu Eni ini nikah siri, tinggal di sini baru tiga tahun terakhir," ungkap perempuan yang tinggal sekitar 70 meter dari rumah korban.
Korban sendiri dikatakan S, merupakan anak dari Joko dengan istri sebelumnya yangtak diketahui keberadaannya. Penuturannya Joko ini sudah menikah tiga kali ini, dimana terakhir menikah secara siri dengan Eni.
"Infonya pak Joko pernah nikah sama ibunya yang anak disiksa ini, ibunya itu nikah sama orang. Terus pisah nikah sama pak Joko, punya anak korban ini, sama istrinya ini ditinggal," ungkap dia.
Di sisi lain, M tetangga rumah korban lainnya menyatakan, baru melihat kondisi korban berinisial D ini tampak kurus dan mencurigakan dengan kondisi miris saat peringatan Maulid Nabi Muhammad, pada 28 September 2023 lalu.
Saat itu korban tengah duduk di depan rumah saat ia berangkat pada acara peringatan Maulid Nabi.
"Lihat tanggal 28 itu pas mauludan, (korban D) duduk di emperan, kasihan anaknya sekarang kecil, dulu gemuk pernah lihat ketika dimandikan Eni, sekarang kurus tinggal balung (tulang), memang nggak pernah keluar dia, baru keluar itu, jalannya gemetar," ungkap M, ditemui terpisah di rumahnya.
Setelah itu, warga tak lagi melihat keberadaan D. Baru setelah hari Senin kemarin penuturan M, korban keluar rumah yang diduga lupa dikunci oleh keluarga Joko. Ia lantas dibelikan makanan oleh tetangga korban berinisial M di warung tak jauh dari rumah korban.
"Nggak keluar lagi, dua hari sebelumnya keluar, sehari-hari dikunci, mungkin waktu itu nggak dikunci keluar akhirnya, terus di sebelah itu ada toko, dibelikan roti sama orang situ. Awalnya nggak bisa ngomong, tapi setelah makan roti sisir dua, dan minum susu baru ngaku akhirnya disiksa semua, akhirnya lapor RT RW itu," bebernya.
Kemudian perangkat lingkungan meneruskan informasi dugaan penyekapan dan penganiayaan ke polisi. Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan, polisi pun dari informasi yang dihimpun membawa seluruh orang di dua rumah tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut pada Selasa (10/10/2023) siang.
Sementara itu, Kepolisian belum bisa dikonfirmasi perihal pengamanan lima orang di daerah Buring, pada perkara dugaan penyekapan dan penganiayaan.
(shf)