Bantu Pemprov Jatim, PT Bimasakti Ciptakan Alat Pembunuh Virus
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dukungan masyarakat kepada Pemprov Jatim untuk memerangi pandemi COVID-19 terus mengalir. Bukan hanya bantuan berupa bahan makanan dan Alat Pelindung Diri (APD), tapi juga bantuan berupa "Virus Killer Device” alias Alat Pembunuh Virus.
Alat mirip pembersih udara ini diciptakan PT Bimasakti Multi Sinergi dan diklaim mampu membunuh berbagai macam virus, termasuk COVID-19.
"Alat ini mampu menyedot udara yang tercampur virus corona akibat droplet, dan dikeluarkan menjadi menjadi udara yang bisa membunuh partikel virus," kata Direktur Komersial Bimasakti Group, Didin Noor Ali usai menyerahkan bantuan alat tersebut ke Pemprov Jatim yang diterima Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (29/4/2020) petang.
Menurut Didin, bantuan ini berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya. Dirinya berharap alat ini bisa menjadi solusi dari pandemi COVID-19.
"Alat ini masih kami produksi terbatas belum fabrikasi. Maksimal hanya 30-50 unit, itu pun hanya untuk kepentingan donasi dibagi untuk rumah sakit juga di Pemprov. Nanti baru akan dipikirkan untuk produk secara massal di Indonesia," ungkap dia.
Sedangkan penemu alat Virus Killer Device, Dokter Helmi Jakfar mengungkapkan sebenarnya penyebaran virus lebih banyak di ruang tertutup lewat dropplets. Sebab di ruang terbuka virus mudah mati jika terkena sinar matahari. "Ndak perlu satu hari, 10 menit saja virus sudah mati," ujar dia.
Dirinya mencontohkan dalam rapat dan salah satunya ada yang positif, maka udara dalam ruangan akan bercampur virus jika dia mengeluarkan dropplets dan ini rentan. Sebaliknya, upaya menekan penyebaran Corona yang saat ini banyak dilakukan kebanyakan untuk outdoor. Misalnya, penyemprotan disinfektan di jalan-jalan. "Maka saya berinisiatif menciptakan alat pembunuh virus. Alat ini bekerja membersihkan udara dalam ruangan dan diubah menjadi udara segar," kata dia.
Cara kerja alat ini, menyedot udara dalam ruangan dan disaring dengan ultraviolet berkekuatan 800 mikro joel. Sehingga akan mematikan virus dan dilanjut dengan pemberian alkaline untuk memastikan mematikan virus. "Di kotak itu cuma butuh waktu 0,2 detik untuk bunuh virus. Sebetulnya sederhana tapi tak banyak terpikirkan," kata Helmi.
Alat ini juga dianggap cocok untuk kondisi pandemi karena bekerja terus menerus, hingga udara terus bersih. Berbeda dengan alat yang sudah ada yang membersihkan ruangan hanya sekali saja di awal."Yang penting ini ditempatkan di indoor seperti ruang praktik dokter. Saya juga nyiapin untuk kapasitas ruang besar, kalau ini cukup untuk ruang 4x5 meter," kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengapresiasi inovasi pembuatan alat pembunuh virus ini. Tentunya setiap inovasi di bidang medis akan melalui proses sebelum dipakai untuk keperluan medis.
"Tetapi kami sangat bangga ada masyarakat jatim yang punya minat untuk melihat potensi untuk menanggulangi pandemi COVID-19. Bagaimana alat ini bermanfaat ini yang akan dilihat," kata dia.
Alat mirip pembersih udara ini diciptakan PT Bimasakti Multi Sinergi dan diklaim mampu membunuh berbagai macam virus, termasuk COVID-19.
"Alat ini mampu menyedot udara yang tercampur virus corona akibat droplet, dan dikeluarkan menjadi menjadi udara yang bisa membunuh partikel virus," kata Direktur Komersial Bimasakti Group, Didin Noor Ali usai menyerahkan bantuan alat tersebut ke Pemprov Jatim yang diterima Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (29/4/2020) petang.
Menurut Didin, bantuan ini berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya. Dirinya berharap alat ini bisa menjadi solusi dari pandemi COVID-19.
"Alat ini masih kami produksi terbatas belum fabrikasi. Maksimal hanya 30-50 unit, itu pun hanya untuk kepentingan donasi dibagi untuk rumah sakit juga di Pemprov. Nanti baru akan dipikirkan untuk produk secara massal di Indonesia," ungkap dia.
Sedangkan penemu alat Virus Killer Device, Dokter Helmi Jakfar mengungkapkan sebenarnya penyebaran virus lebih banyak di ruang tertutup lewat dropplets. Sebab di ruang terbuka virus mudah mati jika terkena sinar matahari. "Ndak perlu satu hari, 10 menit saja virus sudah mati," ujar dia.
Dirinya mencontohkan dalam rapat dan salah satunya ada yang positif, maka udara dalam ruangan akan bercampur virus jika dia mengeluarkan dropplets dan ini rentan. Sebaliknya, upaya menekan penyebaran Corona yang saat ini banyak dilakukan kebanyakan untuk outdoor. Misalnya, penyemprotan disinfektan di jalan-jalan. "Maka saya berinisiatif menciptakan alat pembunuh virus. Alat ini bekerja membersihkan udara dalam ruangan dan diubah menjadi udara segar," kata dia.
Cara kerja alat ini, menyedot udara dalam ruangan dan disaring dengan ultraviolet berkekuatan 800 mikro joel. Sehingga akan mematikan virus dan dilanjut dengan pemberian alkaline untuk memastikan mematikan virus. "Di kotak itu cuma butuh waktu 0,2 detik untuk bunuh virus. Sebetulnya sederhana tapi tak banyak terpikirkan," kata Helmi.
Alat ini juga dianggap cocok untuk kondisi pandemi karena bekerja terus menerus, hingga udara terus bersih. Berbeda dengan alat yang sudah ada yang membersihkan ruangan hanya sekali saja di awal."Yang penting ini ditempatkan di indoor seperti ruang praktik dokter. Saya juga nyiapin untuk kapasitas ruang besar, kalau ini cukup untuk ruang 4x5 meter," kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengapresiasi inovasi pembuatan alat pembunuh virus ini. Tentunya setiap inovasi di bidang medis akan melalui proses sebelum dipakai untuk keperluan medis.
"Tetapi kami sangat bangga ada masyarakat jatim yang punya minat untuk melihat potensi untuk menanggulangi pandemi COVID-19. Bagaimana alat ini bermanfaat ini yang akan dilihat," kata dia.
(nth)