Sensasi Menikmati Kentang Madu Khas Eropa di Kaki Gunung Ijen

Senin, 03 Agustus 2020 - 21:28 WIB
loading...
A A A
Bagunan dua lantai seluas 30x40 meter inipun semakin digandrungi para wisatawan. Di bawah bangunan terbuat dari hampir batu alam dan bangunan atas dari masih pakai kayu ulin. Banyak wisatawan lokal yang datang sekedar untuk berkunjung bersama keluarga, makan-makan, atau foto-foto untuk menghiasi laman sosial media.

"Rata-rata orang luar kota kalau ingin tenang, menjauhkan diri dari rutinitas disini mereka betah. Karena jauh dari perkampungan dan jaringan seluler tidak ada. Tapi ada wifi yang bisa dimatikan setiap saat," tegasnya.

(Baca juga: Heroik, Pembantu Rumah Tangga di Palembang Kalahkan Curanmor )

Sedangkan wisatawan asing, kata Asnanto, khususnya dari Belanda datang hanya ingin melihat peninggalan nenek moyangnya. "Mereka merasa bangga karena peninggalan nenek moyangnya sampai sekarang masih bisa dilihat," imbuhnya.

Akses masuk menuju bangunan kuno ini bisa ditempuh dari Bondowoso dan Banyuwangi. Dari kota Bondowoso bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 70 km. Hanya saja, pengunjung akan melalui sekitar 5 km jalan makadam atau jalan kebun.

Kemudian jika lewat Banyuwangi, pengunjung bisa masuk melalui jalur Kawah Ijen kurang lebih 50 km. Pengunjung juga bakal menikmati jalan tanah milik perhutani sejauh 4.5 km. "Pulangnya bisa melewati Kawah Wurung , menikmati hamparan kebun kopi. Apalagi jika di bulan Juli hingga Agustus puncaknya panen kopi," pungkas Asnanto.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2351 seconds (0.1#10.140)