Penelitian Ilmiah di Makassar Buktikan AMDK Galon Aman
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penasaran terhadap isu BPA galon isi ulang yang disebut melebihi batas ambang amannya, 3 penelitidi Makassar Sulawesi Selatanmelakukan pembuktian terhadap isu tersebut. Mereka berasal dari Program Studi Kimia Universitas Islam Makassar (UIM) dan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka (UT).
Para peneliti ini sama sekali tidak mendeteksi adanya migrasi BPA dari kemasan galon isi ulang ke dalam produk airnya.
“Di awal kami melakukan penelitian memang dasarnya karena waktu itu lagi marak bahkan sampai banyak berita- terkait migrasi BPA galon guna ulang yang disebut-sebut telah bermigrasi ke dalam airnya melebihi batas ambang aman,” ujar Endah Dwijayanti, salah satu peneliti dari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UIM, Selasa (10/3/2023).
Dari situ, lanjutnya, dia bersama 3 peneliti lainnya, yaitu Rachmin Munadi dan Sry Wahyuningsih yang juga dari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UIM serta Iffana Dani Maulida dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi UT mencoba melakukan pengujian khusus di wilayah Makassar.
Penelitian mereka berjudul "Analisis Bisphenol A dan Di-ethylhexyl Dalam Air Galon Yang Beredar di Kota Makassar".
“Kami mengambil beberapa sampel air galon guna ulang yang beredar di lima titik dan lima kecamatan, yang kami cek kandungan BPA-nya. Setelah kami coba, atau setelah kami analisa dengan instrumen GC-MS (Gas Cromatography and Mass Spectrometry), ternyata hasilnya negatif. Jadi tidak terdeteksi adanya kandungan BPA dalam air galonnya,” kata Endah Dwijayanti.
Dari situ, lanjutnya, sampel juga diambil lagi dari beberapa toko di 5 titik itu untuk dicek semua kandungan BPA-nya. Ditegaskan, dalam menentukan 5 titik tersebut, mereka juga melakukannya dengan teknik sampling di mana ada teknik pengambilan sampel agar semua titik itu bisa mewakili tempat beredarnya produk-produk itu.
“Dari situ kami gabungkan semua data, baru kami cek yang mana yang paling banyak beredar dan paling banyak ada di setiap titik tersebut,” tuturnya.
Para peneliti ini sama sekali tidak mendeteksi adanya migrasi BPA dari kemasan galon isi ulang ke dalam produk airnya.
Baca Juga
“Di awal kami melakukan penelitian memang dasarnya karena waktu itu lagi marak bahkan sampai banyak berita- terkait migrasi BPA galon guna ulang yang disebut-sebut telah bermigrasi ke dalam airnya melebihi batas ambang aman,” ujar Endah Dwijayanti, salah satu peneliti dari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UIM, Selasa (10/3/2023).
Dari situ, lanjutnya, dia bersama 3 peneliti lainnya, yaitu Rachmin Munadi dan Sry Wahyuningsih yang juga dari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UIM serta Iffana Dani Maulida dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi UT mencoba melakukan pengujian khusus di wilayah Makassar.
Penelitian mereka berjudul "Analisis Bisphenol A dan Di-ethylhexyl Dalam Air Galon Yang Beredar di Kota Makassar".
“Kami mengambil beberapa sampel air galon guna ulang yang beredar di lima titik dan lima kecamatan, yang kami cek kandungan BPA-nya. Setelah kami coba, atau setelah kami analisa dengan instrumen GC-MS (Gas Cromatography and Mass Spectrometry), ternyata hasilnya negatif. Jadi tidak terdeteksi adanya kandungan BPA dalam air galonnya,” kata Endah Dwijayanti.
Dari situ, lanjutnya, sampel juga diambil lagi dari beberapa toko di 5 titik itu untuk dicek semua kandungan BPA-nya. Ditegaskan, dalam menentukan 5 titik tersebut, mereka juga melakukannya dengan teknik sampling di mana ada teknik pengambilan sampel agar semua titik itu bisa mewakili tempat beredarnya produk-produk itu.
“Dari situ kami gabungkan semua data, baru kami cek yang mana yang paling banyak beredar dan paling banyak ada di setiap titik tersebut,” tuturnya.