Kondisi Mengerikan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Berbeda dengan Film G30S PKI Versi Orba
loading...
A
A
A
Dalam waktu 3 hari pasca peristiwa G30S PKI atau Gerakan 30 September 1965, jenazah sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat (AD) korban penculikan dan pembunuhan berhasil ditemukan.
Para perwira yang dituduh Dewan Revolusi sebagai Dewan Jenderal, yakni perwira tinggi AD yang tidak loyal kepada Presiden Soekarno atau Bung Karno, ditemukan di dalam sumur Lubang Buaya.
Pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo langsung membongkar Lubang Buaya yang sebelumnya telah dikamuflase oleh orang-orang PKI. Lubang Buaya memiliki kedalaman 10 meter.
Agar tidak terlihat sebagai sumur, bagian atasnya ditimbun sampah kering, batang pohon pisang, daun singkong serta tanah berselang seling. Oleh pasukan RPKAD, semua itu dibongkar. Saat diangkat dari kedalaman sumur, seluruh jenazah dalam kondisi memprihatinkan.
Namun demikian tidak ada kerusakan mengerikan akibat mutilasi seperti yang digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI.
“Kondisi jenazah Pahlawan Revolusi tidak mengalami perusakan atau mutilasi secara mengerikan seperti digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI,” demikian dikutip dari buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara sampai Indonesia (2014).
Jenazah para perwira tinggi diketahui dalam posisi terjungkir, yakni kepala di bawah dan kaki di atas. Secara umum kondisinya telah rusak, yakni sudah menggembung, busuk, mulai pecah-pecah serta mengeluarkan cairan.
Sesuai catatan medis, pada semua jenazah terdapat luka tembak dan beberapa luka bekas pukulan. Ada juga dua jenazah dalam keadaan saling terikat, yakni Mayjen TNI S. Parman dan Mayjen TNI Soeprapto. Semua jenazah dipastikan dalam keadaan utuh.
Para perwira yang dituduh Dewan Revolusi sebagai Dewan Jenderal, yakni perwira tinggi AD yang tidak loyal kepada Presiden Soekarno atau Bung Karno, ditemukan di dalam sumur Lubang Buaya.
Pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo langsung membongkar Lubang Buaya yang sebelumnya telah dikamuflase oleh orang-orang PKI. Lubang Buaya memiliki kedalaman 10 meter.
Agar tidak terlihat sebagai sumur, bagian atasnya ditimbun sampah kering, batang pohon pisang, daun singkong serta tanah berselang seling. Oleh pasukan RPKAD, semua itu dibongkar. Saat diangkat dari kedalaman sumur, seluruh jenazah dalam kondisi memprihatinkan.
Namun demikian tidak ada kerusakan mengerikan akibat mutilasi seperti yang digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI.
“Kondisi jenazah Pahlawan Revolusi tidak mengalami perusakan atau mutilasi secara mengerikan seperti digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI,” demikian dikutip dari buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara sampai Indonesia (2014).
Baca Juga
Jenazah para perwira tinggi diketahui dalam posisi terjungkir, yakni kepala di bawah dan kaki di atas. Secara umum kondisinya telah rusak, yakni sudah menggembung, busuk, mulai pecah-pecah serta mengeluarkan cairan.
Sesuai catatan medis, pada semua jenazah terdapat luka tembak dan beberapa luka bekas pukulan. Ada juga dua jenazah dalam keadaan saling terikat, yakni Mayjen TNI S. Parman dan Mayjen TNI Soeprapto. Semua jenazah dipastikan dalam keadaan utuh.