Sejarah Kerajaan Medang: Lokasi, Tokoh Penting, Keruntuhan, hingga Peninggalan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah Kerajaan Medang menarik untuk diulas. Medang Kamulan menjadi satu dari sekian banyak kerajaan yang pernah hadir di Indonesia.
Melihat riwayatnya, Medang Kamulan banyak disebutkan menjadi penerus Mataram Kuno di Jawa Tengah yang sebelumnya dipindah oleh Mpu Sindok. Pemindahan kerajaan dilakukan atas faktor keamanan.
Lebih jauh, berikut ulasan mengenai sejarah Kerajaaan Medang, dari lokasi, tokoh penting, hingga peninggalannya.
Medang Kamulan merupakan sebuah kerajaan yang berada di Jawa Timur. Lokasi tepatnya adalah di muara Sungai Brantas dengan ibu kota bernama Watan Mas.
Keberadaan Medang Kamulan tak terlepas dari sosok Mpu Sindok. Dia adalah keturunan raja Dinasti Sanjaya yang sebelumnya berkuasa di Mataram Lama.
Namun, karena kerajaan mendapat banyak gangguan dari Sriwijaya serta ancaman bencana alam, Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur. Dia memerintah Medang pada periode 929-949 M.
- Mpu Sindok
Sedikit dijelaskan di atas, Mpu Sindok memiliki andil besar pada keberadaan Medang Kamulan. Dia tercatat pernah memimpin kerajaan ini selama kurang lebih 20 tahun.
Saat menjalankan pemerintahan, Mpu Sindok dibantu permaisuri bernama Sri Wardhani. Bersama usahanya, mereka terus melakukan berbagai upaya memakmurkan rakyat. Salah satunya adalah dengan membangun bendungan untuk pengairan.
- Dharmawangsa Teguh
Dharmawangsa Teguh juga menjadi salah satu tokoh penting di Kerajaan Medang. Berusaha mengikuti jejak para pendahulunya, dia ingin memakmurkan rakyatnya.
Meski demikian, berbagai upayanya mulai mendapat ancaman dari Kerajaan Sriwijaya. Mencoba melawan, serangan yang dilancarkan belum cukup kuat untuk mengalahkan Sriwijaya.
Sebaliknya, Sriwijaya melakukan balasan dengan menyerang Medang melalui sekutunya. Saat diserang pasukan Wurawari, Dharmawangsa terbunuh.
Periode akhir Medang telah terlihat saat Dharmawangsa menjadi penguasa. Bukan karena lemah, namun karena adanya serangan mendadak yang dilancarkan Sriwijaya.
Saat Dharmawangsa mengadakan pesta pernikahan putrinya dengan Airlangga, Sriwijaya menyerang medang melalui salah satu bidaknya, yakni Wurawari. Serangan ini terbukti berakhir fatal dengan meninggalnya beberapa tokoh Medang, termasuk Dharmawangsa.
Sementara itu, Airlangga memang berhasil selamat. Namun, setelahnya dia melarikan diri terlebih dahulu ke hutan dan mencari tempat aman.
Nantinya, Airlangga akan menghimpun kekuatan kembali dengan mendirikan Kerajaan Kahuripan.
Ada banyak peninggalan Kerajaan Medang yang telah diketahui. Peninggalan bersejarah tersebut juga banyak digunakan sejarawan untuk mencari informasi lain perihal Medang Kamulan.
Salah satunya bisa disebutkan seperti Prasasti Mpu Sindok. Prasasti tersebut menginformasikan kehidupan Medang ketika dipimpin Mpu Sindok.
Tak hanya prasasti, Kerajaan Medang juga memiliki sejumlah bentuk peninggalan lain. Di antaranya seperti beberapa candi yang tersebar di wilayah Jawa.
Demikian ulasan mengenai sejarah Kerajaan Medang Kamulan yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat.
Melihat riwayatnya, Medang Kamulan banyak disebutkan menjadi penerus Mataram Kuno di Jawa Tengah yang sebelumnya dipindah oleh Mpu Sindok. Pemindahan kerajaan dilakukan atas faktor keamanan.
Lebih jauh, berikut ulasan mengenai sejarah Kerajaaan Medang, dari lokasi, tokoh penting, hingga peninggalannya.
Sejarah Kerajaan Medang
1. Lokasi Kerajaan Medang
Medang Kamulan merupakan sebuah kerajaan yang berada di Jawa Timur. Lokasi tepatnya adalah di muara Sungai Brantas dengan ibu kota bernama Watan Mas.Baca Juga
Keberadaan Medang Kamulan tak terlepas dari sosok Mpu Sindok. Dia adalah keturunan raja Dinasti Sanjaya yang sebelumnya berkuasa di Mataram Lama.
Namun, karena kerajaan mendapat banyak gangguan dari Sriwijaya serta ancaman bencana alam, Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur. Dia memerintah Medang pada periode 929-949 M.
2. Tokoh Penting Kerajaan Medang
- Mpu Sindok
Sedikit dijelaskan di atas, Mpu Sindok memiliki andil besar pada keberadaan Medang Kamulan. Dia tercatat pernah memimpin kerajaan ini selama kurang lebih 20 tahun.
Saat menjalankan pemerintahan, Mpu Sindok dibantu permaisuri bernama Sri Wardhani. Bersama usahanya, mereka terus melakukan berbagai upaya memakmurkan rakyat. Salah satunya adalah dengan membangun bendungan untuk pengairan.
- Dharmawangsa Teguh
Dharmawangsa Teguh juga menjadi salah satu tokoh penting di Kerajaan Medang. Berusaha mengikuti jejak para pendahulunya, dia ingin memakmurkan rakyatnya.
Meski demikian, berbagai upayanya mulai mendapat ancaman dari Kerajaan Sriwijaya. Mencoba melawan, serangan yang dilancarkan belum cukup kuat untuk mengalahkan Sriwijaya.
Sebaliknya, Sriwijaya melakukan balasan dengan menyerang Medang melalui sekutunya. Saat diserang pasukan Wurawari, Dharmawangsa terbunuh.
3. Keruntuhan Kerajaan Medang
Periode akhir Medang telah terlihat saat Dharmawangsa menjadi penguasa. Bukan karena lemah, namun karena adanya serangan mendadak yang dilancarkan Sriwijaya.
Saat Dharmawangsa mengadakan pesta pernikahan putrinya dengan Airlangga, Sriwijaya menyerang medang melalui salah satu bidaknya, yakni Wurawari. Serangan ini terbukti berakhir fatal dengan meninggalnya beberapa tokoh Medang, termasuk Dharmawangsa.
Sementara itu, Airlangga memang berhasil selamat. Namun, setelahnya dia melarikan diri terlebih dahulu ke hutan dan mencari tempat aman.
Nantinya, Airlangga akan menghimpun kekuatan kembali dengan mendirikan Kerajaan Kahuripan.
4. Peninggalan Kerajaan Medang
Ada banyak peninggalan Kerajaan Medang yang telah diketahui. Peninggalan bersejarah tersebut juga banyak digunakan sejarawan untuk mencari informasi lain perihal Medang Kamulan.
Salah satunya bisa disebutkan seperti Prasasti Mpu Sindok. Prasasti tersebut menginformasikan kehidupan Medang ketika dipimpin Mpu Sindok.
Tak hanya prasasti, Kerajaan Medang juga memiliki sejumlah bentuk peninggalan lain. Di antaranya seperti beberapa candi yang tersebar di wilayah Jawa.
Demikian ulasan mengenai sejarah Kerajaan Medang Kamulan yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat.
(okt)