Asteroid di Tata Surya Masih Jadi Ancaman Peradaban Manusia
loading...
A
A
A
ANKARA - Ancaman planet minor berukuran lebih kecil yang umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya, belum dapat diatasi kecanggihan teknologi yang dibuat manusia. Hingga saat ini, ancaman asteroid masih membanyangi peradaban umat manusia. Baca : Amerika dan Rusia akan Bahas Keamanan Luar Angkasa di Wina
Pendapat tersebut diungkapkan Umut Yildiz, seorang astrofisikawan dan insinyur telekomunikasi asal Turki yang bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (AS) atau NASA.
Pria yang tergabung dalam proyek Jet Propulsion Laboratory menuturkan, kesadaran akan adanya ancaman yang datang dari asteroid baru saja mulai terbentuk pada manusia.
"Dinosaurus punah hari ini karena mereka tidak memiliki ibu jari yang berlawanan dan kekuatan otak untuk membangun program ruang angkasa," kata Yildiz, mengutip Neil DeGrasse Tyson, seorang astrofisikawan Amerika, kosmolog dan ilmuwan planet, tentang kesadaran asteroid.
"Pandemi COVID-19 mengajarkan orang-orang bahwa waktunya telah tiba untuk menyadari bencana global seperti tabrakan asteroid. Asteroid juga merupakan salah satu bencana global," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Dia mencatat bahwa pada tahun 2005, Kongres AS menugaskan NASA untuk mendeteksi 95% asteroid berukuran 140 meter pada tahun 2020. Saat ini, jelasnya, sebagian besar target telah tercapai. Baca Juga : Ups, Ada Paus Putih Berwajah Manis Terbang di Angkasa
"Meskipun ada sedikit penyimpangan dari orbitnya karena lintasan kecilnya, asteroid pada umumnya tidak berbahaya. Mereka telah melakukan perjalanan di tempat yang sama selama jutaan tahun. Sebagian besar asteroid di tata surya kita melakukan perjalanan dalam sebuah orbit antara Mars dan Jupiter," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, beberapa asteroid dapat menyimpang ke orbit yang berbeda di mana mereka bisa masuk atau keluar dari tata surya. "Kita berbicara tentang tata surya berusia 4,5 miliar tahun. Sekalipun ada beberapa inci penyimpangan dari orbit asteroid beberapa juta tahun yang lalu, mungkin ada kemungkinan bertabrakan dengan planet mana pun dengan masuk ke tata surya," ungkapnya.
Yildiz menggarisbawahi bahwa meskipun asteroid umumnya tidak berbahaya, penemuan mereka satu per satu menyediakan sumber daya untuk menentukan apakah mereka menimbulkan bahaya di masa depan. Baca Lagi : Beberapa Hari Kedepan, Trump Disebut akan Menindak TikTok
Pendapat tersebut diungkapkan Umut Yildiz, seorang astrofisikawan dan insinyur telekomunikasi asal Turki yang bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (AS) atau NASA.
Pria yang tergabung dalam proyek Jet Propulsion Laboratory menuturkan, kesadaran akan adanya ancaman yang datang dari asteroid baru saja mulai terbentuk pada manusia.
"Dinosaurus punah hari ini karena mereka tidak memiliki ibu jari yang berlawanan dan kekuatan otak untuk membangun program ruang angkasa," kata Yildiz, mengutip Neil DeGrasse Tyson, seorang astrofisikawan Amerika, kosmolog dan ilmuwan planet, tentang kesadaran asteroid.
"Pandemi COVID-19 mengajarkan orang-orang bahwa waktunya telah tiba untuk menyadari bencana global seperti tabrakan asteroid. Asteroid juga merupakan salah satu bencana global," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Dia mencatat bahwa pada tahun 2005, Kongres AS menugaskan NASA untuk mendeteksi 95% asteroid berukuran 140 meter pada tahun 2020. Saat ini, jelasnya, sebagian besar target telah tercapai. Baca Juga : Ups, Ada Paus Putih Berwajah Manis Terbang di Angkasa
"Meskipun ada sedikit penyimpangan dari orbitnya karena lintasan kecilnya, asteroid pada umumnya tidak berbahaya. Mereka telah melakukan perjalanan di tempat yang sama selama jutaan tahun. Sebagian besar asteroid di tata surya kita melakukan perjalanan dalam sebuah orbit antara Mars dan Jupiter," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, beberapa asteroid dapat menyimpang ke orbit yang berbeda di mana mereka bisa masuk atau keluar dari tata surya. "Kita berbicara tentang tata surya berusia 4,5 miliar tahun. Sekalipun ada beberapa inci penyimpangan dari orbit asteroid beberapa juta tahun yang lalu, mungkin ada kemungkinan bertabrakan dengan planet mana pun dengan masuk ke tata surya," ungkapnya.
Yildiz menggarisbawahi bahwa meskipun asteroid umumnya tidak berbahaya, penemuan mereka satu per satu menyediakan sumber daya untuk menentukan apakah mereka menimbulkan bahaya di masa depan. Baca Lagi : Beberapa Hari Kedepan, Trump Disebut akan Menindak TikTok
(sri)