Penderita Gangguan Jiwa di Gunungkidul Terbanyak di Playen
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Gunungkidul menjadi salah satu Kabupaten dengan jumlah penderita gangguan jiwa atau disabilitas Psikososial atau sering disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) cukup tinggi. Angka bunuh diri stabil tinggi dengan rata-rata per tahun mencapai 30 kasus.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sendiri mencatat angka disabilitas psikososial tertinggi ada di Kapanewon Playen. Kapanewon urban yang berada di perbatasan antara Kota dengan pedesaan dan mencakup area yang luas.
Camat Playen, Agus Sumaryono menuturkan tidak dapat dimungkiri jika angka bunuh diri dengan cara gantung diri masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan sampai saat ini.
Berkaitan dengan gantung diri, selalu yang mengemuka amitos yang berkembang yaitu Pulung Gantung. ”Dan saya tidak percaya mitos itu. Karena yang terpenting adalah lingkungan keluarga,” kata Agus kepada wartawan, Kamis (21/9/2023).
Hanya saja terkadang kepedulian keluarga masih menjadi kendala ketika ada salah satu anggota keluarganya yang menderita disabilitas Psikososial.
Padahal, keluarga menjadi ujung tombak untuk penyembuhan persoalan ini di samping memang ada layanan kejiwaan dari Puskesmas. Di Gunungkidul ada 6 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa salah satunya di playen.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya warga Playen yang mengalami disabilitas Psikososial. Di tahun 2022 yang lalu, pihaknya mencatat ada 175 orang yang mengalami disabilitas Psikososial.
”Tetapi tahun 2023 sudah menurun jadi 166 orang. Jumlahnya menurun 9 orang menurun, tetapi turun bukan murni sembuh tetapi ada yang meninggal,” tambahnya.
Saat ini, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) yang memang bertugas untuk melakukan monitoring dan pendampingan mereka yang mengalami disabilitas Psikososial. Dan kini yang intensif mendapat pendampingan ada di Kaluraha Ngunut dan Gading.
TPKJM ini bakal mendapat Pelatihan Kesehatan Jiwa yaitu bagaimana memanusiakan manusia. Karena menyembuhkan penderita Disabilitas Psikososial perlu sentuhan pihak lain di mana permasalahan utama selama ini karena ketidaksadaran meminum obat.
Kendala lain yang dihadapi adalah terkadang ada obat yang tidak tersedia di Puskesmas. Padahal sejatinya ODGJ memiliki ketergantungan obat luar biasa. Karena itu, dia meminta ada solusi BPJS untuk pelayanan.
Project Manager Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat Yakkum, Iswaningtyas menambahkan, Kapanewon Playen difasilitasi oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM hari ini telah melaunching Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kapanewon Playen.
TPKJM menjadi wadah koordinasi terkait penanganan kesehatan jiwa di tingkat kapanewon. Dia menambahkan, sejak 2017 Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY), sebagai lembaga non pemerintah menjalankan program kesehatan jiwa berbasis masyarakat.
Pentingnya penanganan kesehatan jiwa yang tidak hanya berfokus pada sisi medis namun juga pada aspek rehabilitasi sosialnya, disuarakan secara terus menerus dengan kerja sama dan peran aktif pemerintah daerah di 3 Kabupaten, Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
Kapanewon Playen direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul sebagai salah satu wilayah dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM karena memiliki angka populasi
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sendiri mencatat angka disabilitas psikososial tertinggi ada di Kapanewon Playen. Kapanewon urban yang berada di perbatasan antara Kota dengan pedesaan dan mencakup area yang luas.
Camat Playen, Agus Sumaryono menuturkan tidak dapat dimungkiri jika angka bunuh diri dengan cara gantung diri masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan sampai saat ini.
Berkaitan dengan gantung diri, selalu yang mengemuka amitos yang berkembang yaitu Pulung Gantung. ”Dan saya tidak percaya mitos itu. Karena yang terpenting adalah lingkungan keluarga,” kata Agus kepada wartawan, Kamis (21/9/2023).
Hanya saja terkadang kepedulian keluarga masih menjadi kendala ketika ada salah satu anggota keluarganya yang menderita disabilitas Psikososial.
Padahal, keluarga menjadi ujung tombak untuk penyembuhan persoalan ini di samping memang ada layanan kejiwaan dari Puskesmas. Di Gunungkidul ada 6 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa salah satunya di playen.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya warga Playen yang mengalami disabilitas Psikososial. Di tahun 2022 yang lalu, pihaknya mencatat ada 175 orang yang mengalami disabilitas Psikososial.
”Tetapi tahun 2023 sudah menurun jadi 166 orang. Jumlahnya menurun 9 orang menurun, tetapi turun bukan murni sembuh tetapi ada yang meninggal,” tambahnya.
Saat ini, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) yang memang bertugas untuk melakukan monitoring dan pendampingan mereka yang mengalami disabilitas Psikososial. Dan kini yang intensif mendapat pendampingan ada di Kaluraha Ngunut dan Gading.
TPKJM ini bakal mendapat Pelatihan Kesehatan Jiwa yaitu bagaimana memanusiakan manusia. Karena menyembuhkan penderita Disabilitas Psikososial perlu sentuhan pihak lain di mana permasalahan utama selama ini karena ketidaksadaran meminum obat.
Kendala lain yang dihadapi adalah terkadang ada obat yang tidak tersedia di Puskesmas. Padahal sejatinya ODGJ memiliki ketergantungan obat luar biasa. Karena itu, dia meminta ada solusi BPJS untuk pelayanan.
Project Manager Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat Yakkum, Iswaningtyas menambahkan, Kapanewon Playen difasilitasi oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM hari ini telah melaunching Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kapanewon Playen.
TPKJM menjadi wadah koordinasi terkait penanganan kesehatan jiwa di tingkat kapanewon. Dia menambahkan, sejak 2017 Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY), sebagai lembaga non pemerintah menjalankan program kesehatan jiwa berbasis masyarakat.
Pentingnya penanganan kesehatan jiwa yang tidak hanya berfokus pada sisi medis namun juga pada aspek rehabilitasi sosialnya, disuarakan secara terus menerus dengan kerja sama dan peran aktif pemerintah daerah di 3 Kabupaten, Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
Kapanewon Playen direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul sebagai salah satu wilayah dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM karena memiliki angka populasi
(ams)