Sejarah dan Legenda Telaga Sarangan, Terbentuk dari Kisah Kiai dan Nyai Pasir

Selasa, 19 September 2023 - 15:12 WIB
loading...
Sejarah dan Legenda Telaga Sarangan, Terbentuk dari Kisah Kiai dan Nyai Pasir
Telaga Sarangan memiliki cerita legenda yang menarik. Foto/SINDOnews/Puguh Hariyanto
A A A
JAKARTA - Telaga Sarangan atau dikenal sebagai Telaga Pasir terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan , Jawa Timur. Telaga alami ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kota Magetan, Telaga Sarangan memiliki luas sekitar 30 hektar dan kedalaman 28 meter. Telaga ini terkenal karena keindahan danau yang jernih dan bersih, serta pemandangan alam yang indah dan asri.

Selain keindahan alam yang dimilikinya, Telaga Sarangan juga memiliki sejarah dan legenda tersendiri. Untuk lebih mengenal tentang telaga yang satu ini, simak ulasan mengenai sejarah dan legenda Telaga Sarangan.

Sejarah dan Legenda Telaga Sarangan


Sejarah dan legenda Telaga Sarangan berawal ketika ada Kiai dan Nyai Pasir yang hidup sederhana dan bercocok tanam di dekat gunung. Mereka sangat menginginkan seorang anak, tetapi belum juga dikaruniai.



Suatu hari, mereka bersemedi memohon kepada Tuhan agar diberi seorang putra. Doa mereka terkabul dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung.

Joko Lelung tumbuh menjadi anak yang tampan dan baik hati. Dia sangat disayangi oleh orang tuanya dan masyarakat sekitar. Suatu ketika, dia pergi berburu ke hutan bersama teman-temannya.

Di tengah hutan, dia melihat seekor naga betina yang sedang terluka parah akibat perang melawan naga jantan. Joko Lelung merasa kasihan dan membawa naga betina itu ke rumahnya untuk dirawat.

Naga betina itu ternyata adalah putri dari Raja Naga yang berkuasa di Gunung Lawu. Dia sangat berterima kasih kepada Joko Lelung atas pertolongannya dan jatuh cinta padanya. Dia pun mengubah wujudnya menjadi seorang gadis cantik dan menikah dengan Joko Lelung tanpa sepengetahuan orang tuanya.



Dalam cerita, Raja Naga mencari putrinya yang hilang. Dia menemukan jejaknya di rumah Joko Lelung dan marah besar melihat putrinya telah menikah dengan manusia.

Dia pun menghancurkan rumah Joko Lelung dan membawa putrinya kembali ke istananya. Joko Lelung yang sedang berada di ladang bersama orang tuanya mendengar suara gemuruh dan melihat rumahnya hancur. Dia pun bergegas pulang untuk menyelamatkan istrinya.

Namun, dia terlambat. Raja Naga telah membawa istrinya pergi dan meninggalkan lubang besar di bekas rumahnya. Lubang itu kemudian terisi air hujan dan menjadi sebuah telaga.

Joko Lelung sangat sedih dan meratapi nasibnya di pinggir telaga. Dia pun memutuskan untuk terjun ke dalam telaga untuk menyusul istrinya.

Kiai dan Nyai Pasir yang melihat anaknya hilang juga ikut terjun ke dalam telaga untuk mengikuti anaknya. Mereka berharap bisa bertemu lagi dengan anak dan menantu mereka di alam lain. Sejak saat itu, telaga itu disebut sebagai Telaga Sarangan, yang berarti telaga rindu atau kerinduan.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)