Konyol! Berniat Perbesar Alat Kelamin, 2 Pria di Parepare Justru Masuk Rumah Sakit

Sabtu, 09 September 2023 - 18:40 WIB
loading...
Konyol! Berniat Perbesar...
Dua pasien pembesaran alat kelamin pria harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie Kota Parepare, Sulawesi Selatan, karena mengalami infeksi. Foto/iNews TV/Erwin Eka Pratama
A A A
PAREPARE - Dua pria di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasri Ainun Habibibe, karena alat kelaminnya mengalami infeksi parah. Kedua pria itu mengalami infeksi di alat kelaminnya, gara-gara ingin memperbesar alat kelamin menggunakan suntikan.



Pelaksana tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie, Mahyuddin Rasyid mengatakan, saat ini tengah menangani dua kasus pembesaran alat kelamin yang dialami dua orang pria di Kota Parepare. "Keduanya datang dengan keluhan nyeri pada alat kelaminnya," ungkapnya.



Setelah dilakukan pemeriksaan secara medis, menurut Mahyuddin diketahui kedua pasien yang mengalami infeksi alat kelamin tersebut, ternyata telah melakukan penyuntikan alat kelamin. Penyuntikan dilakukan dengan mencampurkan sejumlah bahan kimia, untuk memperbesar alat kelamin.



"Setelah dilakukan pemeriksaan medis, dan hasil keterangan dari kedua pasien, diketahui keduanya telah melakukan penyuntikan untuk memperbesar alat kelaminnya. Bahan yang disuntikkan, salah satunya minyak kemiri," ungkap Mahyuddin.

Konyol! Berniat Perbesar Alat Kelamin, 2 Pria di Parepare Justru Masuk Rumah Sakit


Dia juga menyebutkan, alat kelamin kedua pria tersebut juga mengalami pengerasan akibat infeksi yang terjadi. Saat ini, penanganannya masih bersifat konservatif untuk menurunkan infeksinya terlebih dahulu, lalu akan dievaluasi untuk menentukan langkah penanganannya selanjutnya, termasuk kemungkinan melakukan operasi.



Menurut Mahyuddin, kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2015 silam, di mana ada sebanyak 20 pasien yang mengalami hal sama dan diakibatkan oleh penyuntikan untuk memperbesar alat kelamin. "Setelah delapan tahun berselang, kasus serupa kembali ditemukan," tuturnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3022 seconds (0.1#10.140)