Rumah Warga Disatroni Pengembang, Warga Datangi Perumahan

Minggu, 09 April 2017 - 01:33 WIB
Rumah Warga Disatroni Pengembang, Warga Datangi Perumahan
Rumah Warga Disatroni Pengembang, Warga Datangi Perumahan
A A A
BANDUNG - Warga dari delapan RW di Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat kembali mendatangi perumahan Techno Regency Padalarang yang berlokasi di Kampung Cidadap, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Sabtu (8/4/2017) malam.

Warga mendatangi perumahan Techno Regency Padalarang setelah sebelumnya tersulut emosi lantaran salah seorang dari pihak pengembang perumahan tersebut, yakni PT Dharmasetia Cipta dengan dikawal empat orang tinggi besar menyatroni salah satu rumah warga milik kediaman keluarga Yoga Zara Andita selaku salah satu peserta aksi.

Pihak pengembang mendatangi rumah Yoga diduga lantaran tidak terima dengan aksi yang dilakukan oleh ratusan warga pada sore hari tadi.

Dari pantauan di lokasi, ratusan warga berkumpul tepat di depan pintu gerbang perumahan tersebut. Tampak beberapa petugas kepolisian berjaga di lokasi. Beberapa warga diantaranya berorasi dengan mempertanyakan maksud dari pihak pengembang yang menyatroni rumah warga.

Warga yang kesal bahkan kembali melakukan aksi blokade jalan perumahan, berupa pengecoran tepat di pintu gerbang akses jalan masuk perumahan Techno Regency Padalarang.

Yoga menuturkan, aksi emosi warga disulut lantaran pihak pengembang telah menyatroni rumahnya sekitar pukul 19.00 WIB. Dengan nada ketus, pihak pengembang mencari dirinya yang saat itu tidak sedang berada di rumah.

Bahkan, lanjut Yoga, pihak pengembang sempat saling bentak dan saling dorong dengan ayahnya yang saat itu sedang berada di rumah.

Beruntung kejadian itu tidak berlangsung lama, setelah warga yang tidak berselang lama saling berdatangan ke rumah Yoga.

Hingga warga pun akhirnya berhasil melerai dan meminta pengembang untuk meninggal kediaman keluarga Yoga.

"Pengembang datang dengan empat orang body guardnya, mereka mencari saya, tapi yang ada di rumah saat itu bapak saya, katanya sempat terjadi aksi dorong dengan bapak saya malah saling bentak," katanya disela aksi warga, Sabtu (8/4/2017) malam.

Sebelumnya, lanjut Yoga, warga pun sudah tersulut emosinya lantaran blokade jalan yang dibuat warga berupa pengecoran dan penembokan untuk menutup akses jalan ke perumahan di bongkar pihak pengembang.

Warga yang emosi memilih untuk meredam emosinya. Emosi warga baru memuncak setelah pihak pengembang menyatroni rumahnya.

"Warga juga sudah tersulut emosinya, saat pihak pengembang membongkar blokade jalan ke perumahan yang dibuat warga dibongkar oleh pengembang, tapi warga memilih meredamnya," bebernya.

Aksi warga yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, Warga kembali memblokade jalan dengan mengecor tepat di depan gerbang perumahan untuk menutup akses jalan masuk ke perumahan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ratusan Warga dari tujuh RW Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang menggelar aksi unjuk rasa dengan menutup akses jalan masuk gerbang perumahan Techno Regency Padalarang milik PT Dharmaprasetia Cipta Graha selaku pengembang yang berlokasi di Kampung Kepuh, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/4/2017) sore.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga dari Kampung Kepuh, Kampung Cidadap, Kampung Babakan Loa dan Kampung Cipadang Manah, dengan menembok akses jalan perumahan tepat di depan pintu gerbang perumahan tersebut, sebagai aksi balasan dari warga yang geram atas rencana pihak pengembang dari Perumahan Techno Regency Padalarang yang berniat akan menutup sejumlah akses jalan umum milik warga.

Akses jalan tersebut, diantaranya akses jalan warga Kampung Kepuh dari RT 1 dan RT 2 menuju RW 26. Selain itu, akses jalan yang menghubungkan RW 11 dan 12 dengan RW 26.

Rencana penutupan akses jalan warga oleh pihak pengembang itu sebelumnya disampaikan secara langsung oleh pengembang melalui selebaran surat kepada ketua RW 11.

Bahkan, rencana penutupan akses jalan itu pun disampaikan melalui surat secara khusus kepada salah seorang warga yang rumahnya terkena imbas penutupan tersebut.

Tak hanya itu, aksi warga juga sebagai bentuk protes warga yang menilai bahwa pembangunan perumahan dinilai tidak memenuhi kaidah dalam pembangunan.

Pasalnya, perumahan yang berada di perbukitan dengan kemiringan 45 derajat tersebut, tidak menyediakan drainase bagi warga yang berada di RW 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.

Warga khawatir jika hujan turun maka debit air dari atas perumahan akan besar dan tumpah ke pemukiman warga yang berada di bawahnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8304 seconds (0.1#10.140)