TKI Eti Tiba di Kampung Halaman, Warga Gembira Menyambutnya
loading...
Kemenaker Ida Fauziah bersama Kepala BP2MI, Benny Ramdhani,Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, Anggota DPR RI Komisi IX, Anggia Ermarini dan Nihayatul Wafiroh menjemput kepulangan Etty di Bandara Soekarno Hatta.Foto/dok
A
A
A
MAJALENGKA - Setelah sempat tertahan di Jakarta, TKI yang selamat hukuman mati di Arab Saudi, Eti binti Toyib akhirnya bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga. Kedatangan Eti ke kampung halaman, Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itupun disambut gembira oleh segenap warga.
Kepala Desa Cidadap Suntono mengatakan, Eti tiba di kampung halaman pada Kamis (30/7/2020) malam kemarin. "Terharu, karena mereka sudah nfanggap hilang, kini datang lagi alhamdulilah," katanya kepada wartawan.
(Baca juga: Libur Idul Adha, Volume Kendaraan ke Arah Lembang Melonjak )
Ssbagaimana diketahui, Eti terancam hukuman qisos setelah dinyatakan bersalah menjadi penyebab meninggalnya sang majikan, Faisal Al-Ghamdi pada 2001 lalu. Seiring berjalannya waktu, pihak keluarga memberi keringanan dengan diyat sebesar Rp15,5 Milyar.
Proses pembayaran diyat sendiri sempat melampaui batas. Namun, proses diplomasi yang dilakukan Kedubes Indonesia untuk Arab kembali ada keringanan, hingga khirnya Eti bisa pulang ke Tanah Air.
(Baca juga: Kiai Said Aqil Berharap Kasus Ety binti Toyib Jadi Pelajaran TKI )
Setibanya di Jakarta, sesuai protokol kesehatan pecegahan COVID-19, Eti harus diisolasi lantaran dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR. Kini, setelah melalui berbagai hambatan Eti akhirnya bisa kembali ke kampung halaman.
Kepala Desa Cidadap Suntono mengatakan, Eti tiba di kampung halaman pada Kamis (30/7/2020) malam kemarin. "Terharu, karena mereka sudah nfanggap hilang, kini datang lagi alhamdulilah," katanya kepada wartawan.
(Baca juga: Libur Idul Adha, Volume Kendaraan ke Arah Lembang Melonjak )
Ssbagaimana diketahui, Eti terancam hukuman qisos setelah dinyatakan bersalah menjadi penyebab meninggalnya sang majikan, Faisal Al-Ghamdi pada 2001 lalu. Seiring berjalannya waktu, pihak keluarga memberi keringanan dengan diyat sebesar Rp15,5 Milyar.
Proses pembayaran diyat sendiri sempat melampaui batas. Namun, proses diplomasi yang dilakukan Kedubes Indonesia untuk Arab kembali ada keringanan, hingga khirnya Eti bisa pulang ke Tanah Air.
(Baca juga: Kiai Said Aqil Berharap Kasus Ety binti Toyib Jadi Pelajaran TKI )
Setibanya di Jakarta, sesuai protokol kesehatan pecegahan COVID-19, Eti harus diisolasi lantaran dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR. Kini, setelah melalui berbagai hambatan Eti akhirnya bisa kembali ke kampung halaman.
(msd)
Explore More