Pasuruan Always Fresh Siap Sambut Wisatawan di Era Adaptasi Kenormalan Baru

Jum'at, 31 Juli 2020 - 06:53 WIB
loading...
A A A
Keindahan Alam Berbalut Kearifan Lokal Bromo

Nah, objek wisata yang satu ini tentu sudah sangat dikenal, yaitu Bromo. Siapa pun orangnya, asal pernah berkunjung, pasti mengagumi indahnya sunrise di kawasan Gunung Bromo. Kecantikan alam itu terasa lengkap dengan hadirnya kearifan lokal masyarakat yang masih terjaga sampai saat ini. Tak heran bila Bromo memiliki daya pikat tinggi sebagai destinasi wisata berskala internasional.

Sudah barang tentu, konsep paket Wisata Desa yang disematkan kepada Desa Tosari yang menjadi lokasi titik pantau sunrise tersebut sangat cocok dijadikan sebagai jujugan tempat berwisata alam.Terutama bagi masyarakat urban untuk sejenak menghirup udara segar di tengah padatnya rutinitas.

Terletak di dataran tinggi, selama ini Tosari sangat familiar sebagai daerah di Kabupaten Pasuruan yang dijadikan akses jalan utama bagi para pendaki untuk mencapai gunung Bromo melalui jalur Pananjakan. Hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar ± 1,5 jam dengan kendaraan, wisatawan akan disuguhi panorama alam khas pegunungan. Lengkap dengan sensasi melewati jalan berkelok yang menjadi ciri khas jalur Tosari dengan barisan pohon pinus dan bentangan langit biru nan begitu elok.

Bagi pemburu 'kerlingan' sang surya yang selalu mengintip dibalik gunung setiap paginya itu, dinginnya hawa pegunungan yang berkisar antara 3 derajat Celcius-pun seakan terabaikan. Segera tergantikan dengan sajian keindahan matahari terbit nan sangat mempesona pengunjung yang jauh-jauh datang untuk menikmati eksotisme matahari terbit.
Pasuruan Always Fresh Siap Sambut Wisatawan di Era Adaptasi Kenormalan Baru

Lepas dari bius magis keindahan visual pemandangan the real sunrise of Bromo mountain, Tosari juga memiliki sisi lain yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Terdiri dari 8 desa bernama Sedaeng, Podokoyo, Ngadiwono, Tosari, Wonokitri, Baledono dan Pandansari, kearifan lokal adat istiadat warga pribumi yang diantaranya suku Tengger tersebut tak kalah harmoninya.

Keindahan hidup terbentuk dari kuatnya spirit gotong royong antarwarga yang begitu kuat, saling membantu, tepo seliro dan saling menghormati sesama. Kehangatan sikap makin terpancar dengan karakter masyarakat yang memiliki harga diri tinggi dan patuh terhadap aturan. Sehingga tidak mengherankan bila mereka mendapat predikat sebagai pembayar PBB terpatuh se-Indonesia.

Kampung Kelir, Bromo Fun Tracking, Taman Edelweis juga berbagai event pertunjukan budaya dan wisata kuliner bisa dijumpai di Tosari. Masyarakat juga memiliki kreasi produk batik dan udeng khas Tosari yang saat ini semakin diminati. Selaras dengan tagline yang disematkan yakni Tosari sebagai Destinasi Wisata Berbasis Cagar Budaya.

Sajian live event yang menyuguhkan budaya dan tradisi asli masyarakat Tengger-pun menjadi satu paket Desa Wisata. Sebut saja Gegeni yaitu menginap di rumah warga dengan ditemani tungku api. Setiap Desa di Tosari memiliki sajian dan tampilan unik yang siap menyambut wisatawan.

Lantas bagaimana fasilitas bagi wisatawan yang ingin berkunjung?Semuanya sudah dipersiapkan para pelaku wisata dan Pokdarwis. Mulai dari homestay dengan fasilitas kamar tidur extra bed, kamar mandi dengan air hangat, ruang tamu dengan gegeni/ tungku api untuk menghangatkan badan sampai sajian makanan dan minuman menggugah selera seperti kopi, teh dan kentang goreng khas Tosari.
Pasuruan Always Fresh Siap Sambut Wisatawan di Era Adaptasi Kenormalan Baru

Berwisata-pun semakin terasa mewah dengan layanan akomodasi jeep tour dengan pengemudi berpengalaman yang siap mengantarkan ke setiap sudut destinasi Bromo. Seperti kawah Bromo, Pasir Berbisik dan Padang Savana. Sangat cocok dimanfaatkan untuk berkuda mengitari lautan pasir dan berkeliling Pura Poten Bromo setelah asyik berburu sunrise. [Eka Maria]
(ars)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)