Kisah Cinta Tunggul Ametung dan Ken Dedes yang Berujung Kawin Paksa

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 06:23 WIB
loading...
Kisah Cinta Tunggul...
Penampakan kecantian Ken Dedes versi AI. Foto/Istimewa/AI Nusantara
A A A
Pendirian Kerajaan Tumapel tak bisa dilepaskan dari tiga tokoh penting di dalamnya, yakni Tunggul Ametung, Ken Dedes, dan Ken Arok. Dikisahkan, Tunggul Ametung yang terpesona dengan pesona Ken Dedes akhirnya menculiknya dari Desa Panawijan.

Ken Dedes dibawa ke Tumapel dan dijadikan permaisuri di istana Tunggul Ametung. Kemudian datang Ken Arok yang ingin merebut Ken Dedes karena dipercaya kelak akan melahirkan raja-raja di Pulau Jawa.

Ken Arok akhirnya membunuh Tunggul Ametung dibantu Ken Dedes. Dikisahkan, Ken Dedes merupakan perempuan cantik jelita di masa Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Kertajaya.



Kecantikan putri dari Mpu Purwa ini konon begitu tersohor hingga negeri seberang kala itu. Hal ini membuat Tunggul Ametung sang penguasa begitu berhasrat menikahinya.

Hasratnya itu tak terbendung saat Tunggul Ametung bertemu dengan Ken Dedes, meski di lain sisi Ken Dedes tak ada niatan sedikit pun untuk menerima ajakan menikah sang penguasa Tumapel ini.

Namun, Ken Dedes terpaksa menikahi Tunggul Ametung, karena mempunyai kekuasaan dan bertahta di Tumapel, salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Kediri.

Di sisi lain Ken Dedes tak bisa menolak ajakan menikah dari Tunggul Ametung karena tak mempunyai kekuatan.



Pada buku “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan” dari Muhammad Syamsuddin, Ken Dedes merasa muak dan jijik dengan pernikahannya dengan penguasa Tumapel kala itu.

Dia sama sekali tak mempunyai rasa cinta dan kesetiaan terhadap Tunggul Ametung. Pernikahan dilakukan Dedes secara terpaksa, di matanya sebenarnya tidak memenuhi unsur-unsur persyaratan pernikahan yang sah.

Pernikahan itu dilakukan tanpa adanya saksi, bahkan pernikahan itu dilakukan tanpa menyebut namanya dan nama ayahnya, Mpu Purwa. Mantra - mantra yang diucapkan dalam bahasa Sanskerta, dalam pandangan Ken Dedes banyak yang salah.

Upacara pernikahan ini pun dinilai Ken Dedes, tidak sah dan penuh kecacatan. Saat pernikahan keduanya, adalah pendeta Balakangka yang memimpin prosesinya. Seluruh pendeta dari berbagai desa di seluruh Tumapel pun didatangkan.



Jumlah mereka sekitar empat puluh orang. Di setiap gerakan upacara pernikahan itu, yang dilakukan oKen Dedes tidak lain adalah karena keterpaksaan. Misalkan saat prosesi membasuh maki sang suami, Ken Dedes tidak bersedia.

Di dalam pikirannya berkata bahwa bagaimana bisa dirinya yang seorang brahmani, justru yang disuruh membasuh kaki seorang sudra yang diangkat sebagai ksatria.

Karena tak mau membasuh kaki Tunggul Ametung inilah pendeta Balakangka langsung memegang tangan lembut Ken Dedes dan memaksanya untuk membasuh kaki sang suami, Tunggul Ametung.

Ken Dedes hanya bisa termenung merenung selama berada di Istana Pakuwan. Apalagi saat dipaksa menjadi istri akuwu Tumapel. Ken Dedes terpaksa harus menelan upacara pernikahan yang ia anggap menghinakan dirinya uang dilakukan oleh kaum Wisnu.

Pernikahan itu dipandang Ken Dedes sebagai suatu penghinaan yang luar biasa terhadap dirinya, sebagai seorang brahmani. Ken Dedes sungguh tak rela atas penghinaan laki-laki sudra yang nasibnya diangkat menjadi ksatria itu.



Karena itulah dalam hati Ken Dedes tak pernah ada rasa cinta dengan Tunggul Ametung. Cinta dan kasih sayang yang diharapkan Tunggul Ametung dari perempuan cantik seperti Ken Dedes hanyalah mimpi belaka, semua tidak akan terwujud.

Bahkan Ken Dedes mempunyai alasan kuat untuk tidak setia kepada sang suami Tunggul Ametung, yang menikahinya secara paksa.

Kendati demikian di hati Dedes, ia berjanji suatu hari nanti ia akan keluar sebagai pemenangnya dan membalas ulah buruk Tunggul Ametung kepada kaum brahmana.

Dirinya menganggap Ametung, menistakan, memaksa, merusak, merampas, dan menghancurkan dirinya. Namun ia percaya hal itu nantinya akan balik menimpa Tunggul Ametung ke dalam suatu kehinaan dan hancur lebur suatu ketika.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2169 seconds (0.1#10.140)