Gempa Guguran Aktif, Warga Diminta Menjauh dari Kawah Gunung Karangetang
loading...
A
A
A
SITARO - Status Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, masih pada level III atau siaga. Gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, tercatat masih mengalami gempa guguran dan gempa tremor.
Dari laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah di laman magma.vsi.esdm.go.id, sepanjang enam jam, yakni pada pukul 12.00-18.00 Wita terjadi sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 5-25 mm, dan lama gempa 60-155 detik.
Selain itu, juga tercatat satu kali gempa tremor dengan amplitudo 0,5-2 mm, dominan 1 mm. satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 23 detik. Dua kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 10-25 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 12-15 detik.
Warga dilarang melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya Gunung Karangetang, yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua, dan kawah utama, serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 km.
Mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran dari puncak Gunung Karangetang, yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat penumpukan material lava yang kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.
Dari laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah di laman magma.vsi.esdm.go.id, sepanjang enam jam, yakni pada pukul 12.00-18.00 Wita terjadi sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 5-25 mm, dan lama gempa 60-155 detik.
Selain itu, juga tercatat satu kali gempa tremor dengan amplitudo 0,5-2 mm, dominan 1 mm. satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 23 detik. Dua kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 10-25 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 12-15 detik.
Warga dilarang melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya Gunung Karangetang, yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua, dan kawah utama, serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 km.
Mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran dari puncak Gunung Karangetang, yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat penumpukan material lava yang kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.
(eyt)