Karhutla Rawan di Pelalawan Riau, Langkah Pencegahan Terus Disiapkan
loading...
A
A
A
PELALAWAN - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta gagal panen rawan terjadi di wilayah Kabupaten Pelalawan, Riau akibat musim kering yang ekstrem dan dampak fenomena El Nino.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi pada Juli-September yang ditandai dengan kondisi cuaca buruk. Selain itu juga ada fenomena El Nino yang diperkirakan akan terjadi pada Oktober-November.
Pemkab Pelalawan terus meningkatkan upaya pencegahan Karhutla sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Pencegahan dilaksanakan melibatkan perusahaan perkebunan swasta dan masyarakat.
“Dampak karhutla ini sangat luas, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik. Karena itu, idealnya pengelolaan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga melibatkan perusahaan, TNI, Polri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pelalawan, Sannusi dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).
Langkah pencegahan dan pengendalian Karhutla di Pelalawan salah satunya menggandeng perusahaan minyak sawit terintegrasi, Musim Mas.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran yang terintegrasi disosialisasikan dan diimplementasikan bagi karyawan dan pekerja yang terlibat dalam operasional perusahaan. Selain itu namun juga diperluas bagi para pemasok, masyarakat sekitar, hingga petani swadaya.
“Kami di industri kelapa sawit mengambil pelajaran dari insiden kebakaran dan kabut asap besar beberapa tahun kemarin. Kejadian tersebut memotivasi kami untuk mengambil tindakan, dan meningkatkan kontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,” kata General Manager Corporate Affairs Musim Mas Group, Teuku Kanna Rhamdan.
Untuk mengantisipasi Karhutla, mulai Juni 2023 dilaksanakan pelatihan dan simulasi rutin yang diikuti oleh regu pemadam kebakaran (Damkar), serta tim Masyarakat Bebas Api (MBA).
Pelatihan ini juga melibatkan Manggala Agni, TNI, Polri, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perkebunan. Tim Damkar yang disiapkan dan dilatih ini tidak hanya menanggulangi kebakaran di dalam konsesi, namun juga lokasi di luar konsesi dalam radius 3 Km.
Bagi masyarakat di sekitar area perkebunan milik perusahaan, dilaksanakan Program Masyarakat Bebas Api (MBA) yang telah merangkul 75 desa dengan cakupan luas lahan lebih dari 450 ribu hektare.
Program ini bermula dari kesadaran akan pentingnya mengubah perilaku masyarakat, atau mencari alternatif perilaku masyarakat untuk mengurangi ketergantungan penggunaan api dan turut melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla.
Kepala Desa Talau, Syahril mengungkapkan, dengan adanya imbauan dari pemerintah, ditambah juga apresiasi dan dukungan dari perusahaan sawit maka masyarajat menjadi lebih bersemangat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi pada Juli-September yang ditandai dengan kondisi cuaca buruk. Selain itu juga ada fenomena El Nino yang diperkirakan akan terjadi pada Oktober-November.
Pemkab Pelalawan terus meningkatkan upaya pencegahan Karhutla sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Pencegahan dilaksanakan melibatkan perusahaan perkebunan swasta dan masyarakat.
“Dampak karhutla ini sangat luas, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik. Karena itu, idealnya pengelolaan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga melibatkan perusahaan, TNI, Polri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pelalawan, Sannusi dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).
Langkah pencegahan dan pengendalian Karhutla di Pelalawan salah satunya menggandeng perusahaan minyak sawit terintegrasi, Musim Mas.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran yang terintegrasi disosialisasikan dan diimplementasikan bagi karyawan dan pekerja yang terlibat dalam operasional perusahaan. Selain itu namun juga diperluas bagi para pemasok, masyarakat sekitar, hingga petani swadaya.
“Kami di industri kelapa sawit mengambil pelajaran dari insiden kebakaran dan kabut asap besar beberapa tahun kemarin. Kejadian tersebut memotivasi kami untuk mengambil tindakan, dan meningkatkan kontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,” kata General Manager Corporate Affairs Musim Mas Group, Teuku Kanna Rhamdan.
Untuk mengantisipasi Karhutla, mulai Juni 2023 dilaksanakan pelatihan dan simulasi rutin yang diikuti oleh regu pemadam kebakaran (Damkar), serta tim Masyarakat Bebas Api (MBA).
Pelatihan ini juga melibatkan Manggala Agni, TNI, Polri, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perkebunan. Tim Damkar yang disiapkan dan dilatih ini tidak hanya menanggulangi kebakaran di dalam konsesi, namun juga lokasi di luar konsesi dalam radius 3 Km.
Bagi masyarakat di sekitar area perkebunan milik perusahaan, dilaksanakan Program Masyarakat Bebas Api (MBA) yang telah merangkul 75 desa dengan cakupan luas lahan lebih dari 450 ribu hektare.
Program ini bermula dari kesadaran akan pentingnya mengubah perilaku masyarakat, atau mencari alternatif perilaku masyarakat untuk mengurangi ketergantungan penggunaan api dan turut melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla.
Kepala Desa Talau, Syahril mengungkapkan, dengan adanya imbauan dari pemerintah, ditambah juga apresiasi dan dukungan dari perusahaan sawit maka masyarajat menjadi lebih bersemangat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
(shf)