Ridwan Kamil Kenang Masa Kecil Bersama Almarhum Ayah saat Resmikan Situ Bagendit
loading...
A
A
A
GARUT - Peresmian Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, menjadi kenangan tersendiri bagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dia menceritakan pengalamannya saat nyaris terjatuh ke dalam air Situ Bagendit.
Ridwan Kamil datang ke Situ Bagendit, untuk meresmikan objek wisata yang baru saja selesai direvitalisasi tersebut. Revitalisasi Situ Bagendit dilakukan dengan anggaran dari APBN, senilai Rp87,73 miliar.
"Pernah ada cerita unik, dulu waktu kecil saya dibawa oleh almarhum ayah saya ke sini (Situ Bagendit), dan tisoledat (terpeleset) karena perahu bambunya lapuk saat itu. Saya ditolong dengan sigap oleh ayah saya," kata Ridwan Kamil usai meresmikan Situ Bagendit.
Ayah Ridwan Kamil adalah Atje Misbach Muhjiddin, seorang akademisi dari Universitas Padjadjadan (Unpad). Atje Misbach lahir pada tanggal 9 Mei 1937 silam, dan wafat pada 8 Maret 1996 lalu di Subang, Jawa Barat.
Saat berkesempatan menemui warga di sekitar Situ Bagendit secara langsung, Ridwan Kamil menyampaikan ada dua fungsi terkait revitalisasi yang dilakukan pemerintah, yakni fungsi ekologis dan sosial.
Menurut dia, kedua fungsi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Situ Bagendit ada fungsi sosialnya. Kalau tidak tertata, nanti dikelola atau ditempatkan oleh hal-hal ilegal dan lainnya," ujarnya.
Situ Bagendit ditata di atas lahan seluas 2,8 hektare, yang terbagi dalam enam zona, yakni Zona 1 untuk wisata publik, Zona 2 untuk area kuliner, Zona 3 untuk area green school, dan Zona 4 untuk area komersial.
Selanjutnya Zona 5 untuk area water sport, dan Zona 6 untuk area masjid serta konservasi. Ruang lingkup pekerjaan di antaranya meliputi pembangunan 'jogging track' sepanjang 6 km, taman teratai, taman bermain, pusat kuliner, restoran, masjid terapung, dan jembatan swafoto.
Ia pun berpesan agar Situ Bagendit terus dirawat dan ditata dengan rapi. Beberapa hal penting yang mesti dijaga, kata dia, adalah kebersihan, ketertiban, dan pengelolaan.
"Jangan sampai dalam hitungan tahun karena pengelolaannya kurang maksimal akhirnya kembali menjadi tempat yang kurang maksimal kurang tertata ini adalah tantangan," ucapnya.
Sebelum meninggalkan Situ Bagendit, Ridwan Kamil pamit kepada masyarakat Garut. Ia mengungkapkan rasa terima kasih pada warga yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin Jawa Barat selama lima tahun.
"Selama lima tahun gubernur, saya laporkan ke masyarakat Garut, kita menghadirkan 548 perubahan dalam bentuk 548 penghargaan dari seluruh bidang, dan ini berkat doa dan kerjasama semuanya," ujarnya.
"Terima kasih warga Garut yang sudah mempercayai saya sebagai gubernur, apalagi saya putra daerah, kakek-kakek saya, dua-duanya dari Banyursmi dan dari Limbangan Garut, jadi sampai kapan pun saya tetap mencintai Kabupaten Garut," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil datang ke Situ Bagendit, untuk meresmikan objek wisata yang baru saja selesai direvitalisasi tersebut. Revitalisasi Situ Bagendit dilakukan dengan anggaran dari APBN, senilai Rp87,73 miliar.
"Pernah ada cerita unik, dulu waktu kecil saya dibawa oleh almarhum ayah saya ke sini (Situ Bagendit), dan tisoledat (terpeleset) karena perahu bambunya lapuk saat itu. Saya ditolong dengan sigap oleh ayah saya," kata Ridwan Kamil usai meresmikan Situ Bagendit.
Ayah Ridwan Kamil adalah Atje Misbach Muhjiddin, seorang akademisi dari Universitas Padjadjadan (Unpad). Atje Misbach lahir pada tanggal 9 Mei 1937 silam, dan wafat pada 8 Maret 1996 lalu di Subang, Jawa Barat.
Saat berkesempatan menemui warga di sekitar Situ Bagendit secara langsung, Ridwan Kamil menyampaikan ada dua fungsi terkait revitalisasi yang dilakukan pemerintah, yakni fungsi ekologis dan sosial.
Menurut dia, kedua fungsi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Situ Bagendit ada fungsi sosialnya. Kalau tidak tertata, nanti dikelola atau ditempatkan oleh hal-hal ilegal dan lainnya," ujarnya.
Situ Bagendit ditata di atas lahan seluas 2,8 hektare, yang terbagi dalam enam zona, yakni Zona 1 untuk wisata publik, Zona 2 untuk area kuliner, Zona 3 untuk area green school, dan Zona 4 untuk area komersial.
Selanjutnya Zona 5 untuk area water sport, dan Zona 6 untuk area masjid serta konservasi. Ruang lingkup pekerjaan di antaranya meliputi pembangunan 'jogging track' sepanjang 6 km, taman teratai, taman bermain, pusat kuliner, restoran, masjid terapung, dan jembatan swafoto.
Ia pun berpesan agar Situ Bagendit terus dirawat dan ditata dengan rapi. Beberapa hal penting yang mesti dijaga, kata dia, adalah kebersihan, ketertiban, dan pengelolaan.
"Jangan sampai dalam hitungan tahun karena pengelolaannya kurang maksimal akhirnya kembali menjadi tempat yang kurang maksimal kurang tertata ini adalah tantangan," ucapnya.
Sebelum meninggalkan Situ Bagendit, Ridwan Kamil pamit kepada masyarakat Garut. Ia mengungkapkan rasa terima kasih pada warga yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin Jawa Barat selama lima tahun.
"Selama lima tahun gubernur, saya laporkan ke masyarakat Garut, kita menghadirkan 548 perubahan dalam bentuk 548 penghargaan dari seluruh bidang, dan ini berkat doa dan kerjasama semuanya," ujarnya.
"Terima kasih warga Garut yang sudah mempercayai saya sebagai gubernur, apalagi saya putra daerah, kakek-kakek saya, dua-duanya dari Banyursmi dan dari Limbangan Garut, jadi sampai kapan pun saya tetap mencintai Kabupaten Garut," kata Ridwan Kamil.
(eyt)