6 Ekor Komodo Dilepaskan ke Cagar Alam Wae Wull NTT

Rabu, 16 Agustus 2023 - 23:31 WIB
loading...
6 Ekor Komodo Dilepaskan...
Lembaga Konservasi Taman Safari, dan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) melepas liarkan enam ekor komodo ke habitat aslinya di Cagar Alam Wae Wull, Manggarai Barat, NTT. Foto/MPI/Masdarul Khoiri
A A A
JAKARTA - Upaya melestarikan komodo, sebagai satwa langka yang dilindungi terus dilakukan. Salah satunya, dengan pelepasliaran enam ekor komodo ke habitat aslinya di Cagar Alam Wae Wull, Manggarai Barat, NTT.

Baca Juga: Pemberangkatan Komodo ke Habitat Aslinya di Cagar Alam Wae Wuul NTT

Langkah pengembalian komodo ke habitat aslinya ini, menjadi salah satu bukti sinergitas Lembaga Konservasi Taman Safari, dengan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) dalam mengembangiakkan satwa liar dilindungi.



Keberadaan PT Smelting (PTS) sebagai penyandang dana program konservasi ini, berkolaborasi dengan Taman Safari Indonesia (TSI) mendapat apresiasi dari KLHK. Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud menilai upaya konservasi komodo dan habitatnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintaah, dibutuhkan peran swasta untuk menjaga kelestarian satwa kharismatik ini.



Langkah-langkah pelestarian komodo terus mengalami kemajuan. Diawali dengan semangat PT Smelting untuk membantu melestarikan satwa terancam punah, sebagai bukti keseriusan dan kepedulian perusahaan untuk keanekaragaman hayati setelah sebelumnya berhasil mengembangbiakan dan melepasliarkan Elang Jawa ke alam bebas.

Untuk kali kedua, PT Smelting melanjutkan kerjasama dengan menggandeng TSI untuk memulai program konservasi komodo yang diinisiasi sejak tahun 2022 lalu. "Kerja sama ini telah berhasil mengembangbiakkan komodo di kandang pemeliharaan, dan melepasliarkan enam ekor komodo hasil pengembangbiakan," tuturnya.

Enam ekor komodo tersebut, menurut Arief dilepasliarkan ke Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. "Kami berharap, semua pihak mendukung upaya konservasi komodo melalui pelepasliaran nantinya. Kami juga mengharapkan peran masing-masing sesuai kapasitas dengan rasa kepedulian yang sama, seperti yang dilakukan PT Smelting dan TSI agar komodo tetap lestari di NTT, sebagai rumah satu-satunya satwa endemik ini di dunia," tegasnya.



Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting, Irjuniawan P. Radjamin menilai sinergi perusahaannya dengan KLHK dan TSI ini, didasari keinginan untuk bersama-sama ikut melestarikan satwa komodo di Indonesia.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil tambang, PT Smelting menyadari pelestarian di Indonesia memang membutuhkan perhatian khusus. Sebab, komodo menjadi salah satu satwa kebanggaan Indonesia, selain elang jawa dan harimau sumatera.

Dalam lima tahun kerjasama ini, banyak usaha konservasi yang disepakati. "Komitmen konservasi kami sampaikan tiap tahunnya. Banyak hal yang kita lakukan bersama, mulai dari habituasi pakan, dan lingkungan komodo yang telah berjalan selama setahun lebih," ungkap Sr. Section Manager of GA PT Smelting, Saptohadi Prayetno.



"Kami juga bangun kandang habituasi di CA Wae Wuul, sebagai tempat habituasi sementara untuk satu bulan sebelum akhirnya dilepasliarkan ke alam. Kami juga siapkan GPS untuk mendeteksi home range dan habbit mereka, untuk nantinya dijadikan bahan tulisan yang akan kita publikasikan kedepannya, sebagai kontribusi untuk ilmu terapan dalam bidang konservasi komodo," jelas Saptohadi.

Sejalan dengan persiapan, TSI juga telah melaksanakan riset DNA dan sebaran populasi, monitoring habitat dan populasi. Hingga akhirnya dilakukan pemberangkatan enam komodo, dan dilanjut pelepasliaran pada September mendatang.

"Untuk itulah, kenapa gerakan penyelamatan dan pelestarian satwa komodo ini jangan sampai berhenti pada program ini saja. Kita harus berlanjut sampai masyarakat Indonesia memahami, bahwa komodo adalah kekayaan Indonesia yang harus dijaga terus-menerus," ujarnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2973 seconds (0.1#10.140)