Lompat Batu di Nias Cermin Anak Muda yang Penuh Energik Hadapi Tantangan
loading...
A
A
A
Sebagai seorang prajurit, pemuda pria dituntut harus mampu melewati batu yang tinggi, sehingga jika berhasil maka dapat diziinkan untuk ikut berperang. (BACA JUGA: UI Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2020)
Pada zaman dahulu desa-desa di Nias ini dikelilingi pagar batu yang cukup tinggi. "Itulah makanya dari itu lompat batu sebagai syarat agar saat berperang para prajurit dapat melompati benteng tembok pertahanan saat menyerang musuh," ujar Imam.
Jika seseorang bisa melompati batu maka akan dipestakan. Biasanya disiapkan ayam jantan yang masih utuh tidak dipotong-potong sebagai syarat digelarnya pesat. " Ini maksudnya agar anak-anak muda bisa melompat, melayang tinggi seperti ayam," tutur Imam.
Tradisi Lompat Batu di Nias masih masih terus dilestarikan hingga saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu tradisi tersebut sudah bukan menjadi tradisi sebagai syarat untuk mengikuti peperangan, melainkan menjadi salah satu simbol sebagai budaya masyarakat Nias.
Pada zaman dahulu desa-desa di Nias ini dikelilingi pagar batu yang cukup tinggi. "Itulah makanya dari itu lompat batu sebagai syarat agar saat berperang para prajurit dapat melompati benteng tembok pertahanan saat menyerang musuh," ujar Imam.
Jika seseorang bisa melompati batu maka akan dipestakan. Biasanya disiapkan ayam jantan yang masih utuh tidak dipotong-potong sebagai syarat digelarnya pesat. " Ini maksudnya agar anak-anak muda bisa melompat, melayang tinggi seperti ayam," tutur Imam.
Tradisi Lompat Batu di Nias masih masih terus dilestarikan hingga saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu tradisi tersebut sudah bukan menjadi tradisi sebagai syarat untuk mengikuti peperangan, melainkan menjadi salah satu simbol sebagai budaya masyarakat Nias.
(vit)