Ganjar Bangga Dedikasi Kader PPKBD Jateng Bantu Penanganan Stunting

Selasa, 08 Agustus 2023 - 19:31 WIB
loading...
Ganjar Bangga Dedikasi...
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri acara Temu Kader PPKBD Provinsi Jawa Tengah di aula BPSDMD Jawa Tengah, Semarang, Selasa (8/8/2023). Foto/MPI/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa spirit kesukarelawanan kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) patut dicontoh. Selain mensosialisasikan keluarga berencana (KB), mereka juga membantu dalam penanganan stunting di desa masing-masing.

Apalagi para kader bekerja secara sukarela dengan dedikasi tinggi.



"Mereka orang-orang yang sangat terlatih karena sudah puluhan tahun dan mereka mendedikasikan diri, nggak dibayar. Ini menurut saya sebuah spirit kesukarelawanan yang perlu kita contoh dan pemerintah membutuhkan itu. Tadi ada permintaan tolong dilembagakan kemudian kapasitas ditingkatkan. Oke, kita latih," kata Ganjar usai menghadiri acara Temu Kader PPKBD Provinsi Jawa Tengah di aula BPSDMD Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).



Bacapres Partai Perindo Ganjar mengatakan, kader PPKBD dari berbagai daerah ini memiliki bermacam inisiatif. Mereka mengurusi sosialisasi tentang KB, mulai dari siapa yang harus KB, pada usia berapa harus menggunakan KB, dan jenis KB yang mesti digunakan. Kader PPKBD juga berinisiatif untuk membentuk organisasi tingkat provinsi yang merupakan organisasi PPKBD tingkat provinsi pertama di Indonesia.

"PPKBD dari daerah ini bagus ternyata. Ini luar biasa karena mereka punya organisasi. Ternyata organisasi para kader ini luar biasa, mereka butuh diapresiasi, mereka butuh disemangati karena mereka relawan, benar-benar relawan, juga menangani stunting," ungkapnya.

Selain sosialisasi KB, kades PPKBD ini juga membantu dalam penanganan stunting di tingkat desa. Beragam inisiatif dilakukan, misalnya menggalang dana dari iuran warga, mengalokasikan dana desa untuk stunting, serta program orangtua asuh.



"Jadi tadi ada pengalaman-pengalaman baik dalam penanganan stunting, bagaimana warga bisa iuran, dana desa digunakan, ada yang membelanjakan untuk penanganan stunting. Ini bagian kekuatan gotong royong, partisipasi warga untuk mensosialisasikan KB sekaligus kita bicara soal penanganan stunting," katanya.

Terkait penurunan angka stunting di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo optimistis pada tahun ini angkanya turun drastis dari tahun sebelumnya. Sebab, hingga Juli 2023, penanganan stunting di Jawa Tengah sudah sangat sistematis dan verifikasi satu datanya akurat karena dihimpun dari tingkat bawah.

"Sekarang sudah kami siapkan ya untuk melakukan percepatan. Target nasionalnya 14 persen. Kalau hari ini cara penanganannya sudah sistematis, satu datanya benar, treatment-nya sudah benar saya kira tidak terlalu sulit untuk kita lakukan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah kader PPKBD tentang upaya penurunan stunting di desa masing-masing.

Seorang kader dari Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang bernama Ade mengatakan selain program bantuan dari pemerintah, di desanya juga ada iuran dari warga pemilik peternakan ayam potong dan ayam petelur. Setiap panen, pemilik peternakan menyumbangkan ayam dan telur untuk anak stunting.

Hampir sama dengan Ade, kader lain dari Kelurahan Patemon, Kota Semarang, bernama Kunaryati mengatakan dalam penanganan stunting di wilayahnya ada program orangtua asuh. Setiap orangtua asuh mendapat kewajiban membantu satu anak stunting di lingkungannya dengan memberikan asupan makanan bergizi.

Begitu juga dengan Tursiyati, kader dari Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas. Di desanya sudah tidak ada anak stunting, namun masih ada anak yang masuk kategori stunted. Untuk penanganan ini, di desanya memanfaatkan dana desa khusus untuk stunting. Di desanya juga mengandalkan donatur dari CSR dan warga lainnya.

Sementara itu, terkait PPKDB Jawa Tengah, seorang kader bernama Muryadi mengaku sudah menjadi kader di Kabupaten Wonogiri sejak 1984. Ia bertahan sebagai kader hingga saat ini, karena peran PPKBD sudah menjadi panggilan jiwa. Ia tidak bosan karena selama menjalankan tugas selalu bertemu dengan masyarakat.

"Pada tahun 2022 lalu kami sepakat membentuk paguyuban atau organisasi tingkat provinsi. Ini yang pertama di Indonesia sehingga kami minta dukungan dari Pak Gubernur agar organisasi ini dapat ditingkatkan kapasitasnya,"ujar Muryadi.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)