Membangun Daerah Terpencil dengan Libatkan Masyarakat Sekitar

Rabu, 02 Agustus 2023 - 15:18 WIB
loading...
Membangun Daerah Terpencil dengan Libatkan Masyarakat Sekitar
Dr. Ir. Kuntjoro Pinardi, M.Sc rela meninggalkan kariernya di luar negeri demi membantu masyarakat pedalaman Papua. Foto/Ist
A A A
SORONG SELATAN - Belum semuanya wilayah di Papua mendapatkan sumber penerangan listrik rumah tangga. Namun, tidak sedikit pihak yang tergerak untuk memberikan penerangan kepada ribuan rumah di pedalaman Papua.

Salah satunya seperti yang dilakukan cendekia Dr. Ir. Kuntjoro Pinardi, M.Sc. Lulusan Delft University of Technology, Belanda, ini pun rela meninggalkan kariernya di luar negeri demi membantu masyarakat pedalaman Papua.

Diaspora yang juga menjadi guru besar madya dari salah satu perguruan tinggi di Swedia ini mengabdikan diri bersama masyarakat Papua dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), tepatnya di Desa Wehali, Sorong Selatan, Papua Barat, pada 2011.

Bukan hanya membangun sebuah proyek, Kuntjoro pun melibatkan masyarakat, terutama ibu-ibu, untuk bergerak bersama, yang artinya juga memberdayakan warga sekitar. Dia tergerak untuk mengupayakan hal itu lantaran belum tersentuhnya pelosok-pelosok terdalam Indonesia oleh listrik.



Kuntjoro mengungkapkan bahwa ketertarikannya mengambil dan melaksanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ini bukan semata karena faktor materi saja, namun juga ada faktor sosial di dalamnya.

"Nilai proyek saya waktu itu tidak besar, membangun Mikrohidro setara dengan 120 kilowatt. Jadi produksi bisa menangani daya 120.000, kira-kira bisa (mengaliri) 1.000 rumah," tutur Kuntjoro, dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

Kendati demikian, proyek yang dilakukan Kuntjoro itu tidak selalu berjalan mulus. Terdapat sejumlah tantangan di dalam prosesnya. Dia menceritakan bahwa desain untuk PLTMH di Desa Wehali ternyata memiliki kesalahan karena mustahil untuk membangun di tanah masyarakat yang bisa memicu konflik dan potensi gangguan dalam pembangunan proyek tersebut.

Apalagi, Kuntjoro menjalankan proyeknya dibantu dengan tim yang sangat minim. "Saya pergi ke Papua tanpa membawa pengawalan security. Jadi tidak kontak polisi, TNI. Saya datang ke sana hanya membawa satu admin untuk pengelolaan project, tiga tukang, yaitu dua tukang las dan satu tukang kayu dan batu," jelas Kuntjoro, yang pulang ke Tanah Air pada 2004.

Dengan tim yang minimalis, Kuntjoro berhasil membangun jaringan pipa sepanjang 400 meter sebagai sarana pendukung untuk pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Dia juga menerapkan metode berbeda, karena tidak mengandalkan pelat baja seperti pada umumnya.

Tidak memungkin buat Kuntjoro untuk membawa pelat baja dan menggulungnya menjadi pipa di Desa Wehali. Lantas, dia membeli 36 pipa jadi dengan panjang 12 meter untuk efisiensi pengerjaan, terutama dalam proses pengelasan.

Menariknya, Kuntjoro dibantu ratusan ibu-ibu di lingkungan Desa Wehali untuk menarik pipa-pia seberat 2 ton sepanjang 300 meter.

Selain itu, Kuntjoro juga memberdayakan masyarakat dengan memberi pendidikan kepada mereka tentang bagaimana menghasilkan batu untuk pondasi. Dia mengajari cara mencari batu di sungai, kemudian mengolahnya untuk pembuatan bendungan. Termasuk membangun rumah turbin, Kuntjoro mengajak orang-orang untuk membuat batu bata sendiri.

Dalam melakukan proyeknya itu, Kuntjoro melakukan pendekatan dengan hati dan percaya bahwa masyarakat Papua adalah pribadi-pribadi yang penuh semangat, yang mau diajak bekerja sama selama mereka diberi peluang untuk usaha. Kuntjoro menekankan bahwa pendekatan dengan hati ini relevan dalam membangun di daerah-daerah pelosok.

Dengan melibatkan masyarakat sekitar, suatu pembangunan akan lebih lancar dan manfaatnya juga lebih maksimal. "Ketuklah hati mereka, ayo ajak maju bersama. Mereka bisa, kok," tutup mantan Diretur PT PAL ini.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1715 seconds (0.1#10.140)