Kisah Lamajang Tigang Juru, Menjadi Ibu Kota Majapahit Bagian Timur

Sabtu, 22 Juli 2023 - 10:27 WIB
loading...
Kisah Lamajang Tigang...
Situs Biting di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang diduga merupakan benteng sisa peninggalan Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Foto/Dok. kebudayaan.kemdikbud.go.id
A A A
Kemenangan atas Kerajaan Kadiri, membawa Raden Wijaya naik takhta sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit. Dalam merebut kekuasaan dari Kerajaan Kadiri tersebut, Raden Wijaya dibantu Adipati Madura, Arya Arya Wiraraja.



Persahabatan dan jasa besar Arya Wiraraja terhadap penguasa Majapahit yang baru saja menududuki tampuk kepemimpinan tersebut, membuahkan kesepakatan tentang pembagian kerajaan usai mereka memenangkan perang besar menghadapi Kerajaan Kadiri, dan pasukan Mongol.



Dalam Kidung Harsa Wijaya, disebutkan ada kesepakatan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja untuk membagi kerajaan menjadi dua bagian. "Maka beliau Adhipati Madura telah mendapat kedudukan, dibagi dualah Pulau Jawa oleh Sri Narendra dan Wiraraja telah ditetapkan Lamajang," demikian isi dari Kidung Harsa Wijaya dalam nyanyian VI Kediri.



Guna mempersiapkan berdirinya Kerajaan Lamajang Tigang Juru, Adipati Arya Wiraraja mengirimkan orang-orang Madura, sebagai persiapan untuk mendirikan ibu kota di Lamajang. Belakangan kerajaan di sisi timur Majapahit ini, dikenal dengan Kerajaan Majapahit timur, sedangkan di sisi barat dipimpin oleh Raden Wijaya.

Dikutip dari "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru: Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur", dikisahkan, pemilihan ibu kota kerajaan yang berkedudukan di Lamajang ini sudah diperhitungkan dengan pertimbangan-pertimbangan, baik yang material fisik maupun yang bersifat spiritual.

Adipati Arya Wiraraja dikenal sebagai seorang babatangan atau tokoh spiritual, maupun pertimbangan yang bersifat politik di era Kerajaan Singasari. Dia merupakan ahli politik, dan senopati yang mumpuni di medan perang.

Sebagai ahli strategi politik, Adipati Arya Wiraraja memperhitungkan kekuatan pendukung bagi pemerintahannya kelak, setelah keberhasilannya dalam membangun wilayah Madura maupun sumber daya alam yang dapat memasok hasil kerajaannya di kemudian hari.

Lamajang yang kini dikenal sebagai Kabupaten Lumajang, sejak dahulu merupakan daerah yang kaya dengan hasil bumi, seperti padi, sayur-sayuran atau buah-buahan. Oleh karena itu, tidak mengherankan di Kabupaten Lumajang, hingga kini banyak desa yang namanya berasal dari nama pohon atau buah-buahan.



Wilayah di Kabupaten Lumajang, yang diberi nama dari nama tanaman, di antaranya Senduro yang berasal dari nama pohon sinduro. Pajarakan yang berasal dari nama pohon jarak. Kunir yang berasal dari pohon kunir.

Hal itu juga terjadi di wilayah Kabupaten Lumajang utara, tepatnya Kecamatan Randu Agung, serta Klakah, yang cukup kaya dengan peninggalan purbakala. Contoh Desa Salak, yang berada di Kecamatan Randu Agung, maupun Dusun Duren yang terdapat di Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah.

Di Desa Ranu Pakis, juga terdapat dusun yang bernama Nangkaan. Diduga penamaan Nangkaan ini, didasarkan identifikasi dari suatu wilayah penghasil buah nangka yang merupakan ciri khas Kecamatan Klakah. Dusun Nangkaan ini juga berada tidak jauh dari Ranu Lemongan, yang di sekitarnya terdapat temuan peninggalan purbakala era Majapahit.

Dapat diperkirakan di lereng Gunung Lemongan, di sekitar Ranu Lemongan, dan Ranu Pakis tepatnya di Dusun Nangkaan, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, Banyak Wide atau Arya Wiraraja dilahirkan dari keturunan para brahmana.

Arya Wiraraja memiliki beberapa alasan menjadikan Lamajang sebagai ibu kota kerajaan, yakni secara genealogis Adipati Arya Wiraraja merupakan seseorang yang berasal dari Lamajang. Hal ini jelas merupakan suatu kekuatan utama, karena dengan berada di wilayahnya sendiri Adipati Arya Wiraraja telah dapat meletakkan dasar-dasar bagi pemerintahan yang kuat.



Faktor berikutnya adalah, daerah Lamajang pada masa itu merupakan daerah yang terkenal dalam hal spiritual. Daerah ini merupakan tujuan utama dalam perjalanan spiritual, mengingat ada Gunung Semeru yang dipercaya sebagai gunung suci.

Selain itu, Lamajang dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam. Dalam kisah-kisah cerita rakyat, nama Lamajang berasal dari kata Lumah dan Ajang, secara harafiah dapat diartikan sebagai daerah yang posisinya seperti mangkok, dan merupakan tempat untuk makan.

Posisi Lamajang yang di kelilingi banyak pegunungan, seperti pegunungan Tengger dan Hyang di sebelah utara, Gunung Semeru di sebelah barat, Gunung Argopuro di sebelah timur, dan pegunungan di Lamajang selatan, sangatlah baik untuk dijadikan tempat resapan air yang dapat memakmurkan penduduknya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)