Gubernur Khofifah Ajak Kepala Daerah Tingkatkan Sinergi Guna Percepatan Penurunan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting di Jatim

Senin, 17 Juli 2023 - 21:14 WIB
loading...
Gubernur Khofifah Ajak Kepala Daerah Tingkatkan Sinergi Guna Percepatan Penurunan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting di Jatim
Gubernur Khofifah Indar Parawansa membuka Puncak Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XX & Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke 51 Tahun 2023, Minggu (16/7/2023) malam.
A A A
MADIUN - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa membuka Puncak Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XX dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke 51 Tahun 2023 di Pendopo Ronggo Jumeno Caruban, Kab. Madiun, Minggu (16/7/2023) malam.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengajak seluruh bupati/wali kota dan stakeholder terkait terus tingkatkan sinergi untuk menurunkan kemiskinan ekstrim serta menurunkan stunting lebih signifikan.

"Target nasional tahun 2024 angka kemiskinan ekstrim mencapai nol persen sementara penurunan stunting 14%. Insya Allah , kita bisa mencapainya lebih cepat lagi jika gotong royong dan sinergi kita tin gkatkan lagi. Untuk itu, di momentum BBGRM ini, kita bisa tingkatkan sinergi Perguruan Tinggi dengan mengikutsertakan KKN komprehensif yang bisa menurunkan kemiskinan ekstrim dan angka stunting lebih cepat," tuturnya.

Menurut Khofifah, penguatan gotong royong dan sinergi dari berbagai stakeholder akan menghasilkan angka stunting di Jatim akan terus menurun signifikan. "Terlebih selama tiga tahun berturut-turut angka stunting di Jatim juga menurun signifikan," imbuhnya.
Gubernur Khofifah Ajak Kepala Daerah Tingkatkan Sinergi Guna Percepatan Penurunan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting di Jatim

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jatim pada tahun 2020, prevelensi (prosentase) stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 menurun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun dan menjadi 19,2 persen. Dimana, angka ini juga dibawah standar WHO yaitu di angka 20 persen.

Khofifah mengungkapkan, ada penemuan menarik dari seorang guru besar yang memiliki spesialisasi di bidang gizi. Ia menjelaskan, stunting bukan hanya disebabkan oleh kekurangan nutrisi semata tapi juga faktor lain di lingkungan keluarga.

"Beliau melakukan survei di salah satu negara di Asia Selatan, di mana di suatu desa rata-rata anaknya tumbuh stunting. Ternyata problemnya bukan karena semata asupan gizinya yang rendah, atau kekurangan protein dan kalori. Tapi ternyata kurang kasih sayang dalam pengasuhan," katanya.

Untuk itu, Khofifah menegaskan awal kehidupan bukan dimulai saat kelahiran, namun saat kehamilan. Sehingga, seorang ibu harus mendapat perhatian dan kasih sayang cukup dari pasangan beserta keluarganya.

"Jadi intervensi kita tidak bisa sekedar di pemberian gizi. Tapi juga bagaimana agar sosialisasi parenting di setiap calon keluarga yang akan melakukan pernikahan itu bisa dilakukan dengan lebih seksama," ucapnya.

Selanjutnya, Khofifah mengatakan bahwa Jawa Timur masih memiliki 1,8% kemiskinan ekstrem pada tahun 2022. Untuk itu, ia berpesan untuk menjadikan bulan bhakti gotong royong ini menjadi momentum untuk menurunkan kemiskinan ekstrem secara signifikan dengan bergotong royong.

"Bersama-sama kita lakukan penyisiran di mana ada rumah yang tidak layak huni, termasuk MCK komunal yang sudah harus berbasis rumah tangga. Intervensinya bisa kerja sama dengan Baznas di setiap kabupaten/kota mumpung kita berada pada bulan bhakti gotong royong," pungkasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1843 seconds (0.1#10.140)