Intensitas Gempa Guguran Menurun, Warga Tetap Dilarang Dekati Kawah Gunung Karangetang
loading...
A
A
A
SITARO - Gempa guguran yang menandai terjadinya guguran lava pijar dari kawah Gunung Karangetang mengalami penurunan sepanjang 12 jam pengamatan, Minggu (2/7/2023). Dilansir dari magma.esdm.go.id, gempa guguran turun dari 48 kali, menjadi 20 kali.
Dari laporan tertulis dari petugas pengamatan Gunung Karangetan, Vieko Kristianse Rompas yang pada laman diunggah magma.esdm.go.id, disebutkan sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, gempa guguran dari kawah Gunung Karangetang mencapai sebanyak 48 kali. Sementara pada pukul 06.00-12.00 Wita, menurun menjadi 20 kali.
Meski demikian, tercatat masih terekam adanya gepa tremor menerus yang menandai adanya pergerakan magma dari perut bumi, ke permukaan Gunung Karangetang. Gempa tremor menerus terjadi satu kali sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, dan satu kali pada pukul 06.00-12.00 Wita.
Gunung Karangetang, yang berada di wilayah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara tersebut, hingga kini masih berstatus siaga atau level III. Sehingga masih sangat berbahaya untuk aktivitas pendakian, maupun wisata.
Warga ataupun wisatawan dilarang keras mendekati kawah dua yang ada di utara, dan kawah utama di selatan, dalam radius 2,5 km. Kewaspadaan juga harus dilakukan masyarakat, terhadap potensi guguran lava dan awan panas, serta banjir lahar.
Dari laporan tertulis dari petugas pengamatan Gunung Karangetan, Vieko Kristianse Rompas yang pada laman diunggah magma.esdm.go.id, disebutkan sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, gempa guguran dari kawah Gunung Karangetang mencapai sebanyak 48 kali. Sementara pada pukul 06.00-12.00 Wita, menurun menjadi 20 kali.
Meski demikian, tercatat masih terekam adanya gepa tremor menerus yang menandai adanya pergerakan magma dari perut bumi, ke permukaan Gunung Karangetang. Gempa tremor menerus terjadi satu kali sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, dan satu kali pada pukul 06.00-12.00 Wita.
Gunung Karangetang, yang berada di wilayah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara tersebut, hingga kini masih berstatus siaga atau level III. Sehingga masih sangat berbahaya untuk aktivitas pendakian, maupun wisata.
Warga ataupun wisatawan dilarang keras mendekati kawah dua yang ada di utara, dan kawah utama di selatan, dalam radius 2,5 km. Kewaspadaan juga harus dilakukan masyarakat, terhadap potensi guguran lava dan awan panas, serta banjir lahar.
(eyt)