Pergerakan Magma ke Permukaan Masih Terjadi di Perut Gunung Karangetang
loading...
A
A
A
SITARO - Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang, masih perlu diwaspadai masyarakat. Sepanjang Jumat (30/6/2023) pukul 00.00-06.00 Wita, masih terekam adanya pergerakan magma dari perut Gunung Karangetang, ke permukaan.
Pergerakan magma dari perut Gunung Karangetang tersebut, ditandai dengan adanya gempa tremor menerus. Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, gempa tremor menerus terjadi satu kali dengan amplitudo 3-5 mm, dominan 3 mm.
Gunung Karangetang yang memiliki tinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara tersebut, juga mengalami 68 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm dan lama gempa 47-535 detik.
Dalam laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah dalam laman magma.vsi.esdm.go.id, juga disebutkan terlihat asap putih tebal yang membumbung setinggi 100-150 meter dari puncak.
Selain asap putih, juga teramati titik api dari kawah. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di radius 2,5 km dari kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, karena rawan terjadi lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat juga dilarang keras melakukan aktivitas di area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 km, karena rawan terjadi guguran lava, dan awan panas guguran.
Pergerakan magma dari perut Gunung Karangetang tersebut, ditandai dengan adanya gempa tremor menerus. Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, gempa tremor menerus terjadi satu kali dengan amplitudo 3-5 mm, dominan 3 mm.
Gunung Karangetang yang memiliki tinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara tersebut, juga mengalami 68 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm dan lama gempa 47-535 detik.
Dalam laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah dalam laman magma.vsi.esdm.go.id, juga disebutkan terlihat asap putih tebal yang membumbung setinggi 100-150 meter dari puncak.
Selain asap putih, juga teramati titik api dari kawah. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di radius 2,5 km dari kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, karena rawan terjadi lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat juga dilarang keras melakukan aktivitas di area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 km, karena rawan terjadi guguran lava, dan awan panas guguran.
(eyt)