Kronologi Nenek Sudirah Meninggal di Pangkuan Suami saat Bantul Diguncang Gempa
loading...
A
A
A
BANTUL - Gempa Bantul, dengan kekuatan magnitudo 6,4 membuat sejumlah rumah warga di Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mengalami kerusakan. Bahkan, gempa itu menyebabkan nenak Sudirah (67) meninggal dunia dipelukan suami.
Korban meninggal merupakan seorang nenek berusia 67 tahun warga Dusun Wonodoro, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menerangkan, korban meninggal bukan karena tertimpa reruntuhan bangunan, melainkan karena terjatuh dari tempat tidur saat berusaha menyelamatkan diri.
”Korban sudah sepuh (tuah), jadi bukan karena tertimpa reruntuhan bangunan,” ujarnya.
Saat kejadian gempa berkekuatan 6,4 SR berlangsung pada pukul 19.47 WIB, korban sedang bersama suaminya Kuatdi (65) di dalam rumah. Kemudian, saat terjadi guncangan, suaminya terlebih dahulu berlari keluar rumah.
”Sampai di luar, suami korban tidak melihat istrinya ikut keluar, kemudian suaminya kembali masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.
Setelah kembali masuk, Kuatdi sudah melihat istri tercintanya dalam keadaan nafas tersengal-sengal di tempat tidur. Kemudian ia berusaha menenangkan korban dengan memeluk tubuh, namun sayangnya nyawa korban tidak terselamatkan.
”Korban meninggal posisinya di pelukan suaminya,” ujarnya.
Jeffry menyebut, dari informasi yang diperoleh, 3 hari sebelum kejadian, korban sempat memeriksakan diri di RSUD Sarad Adiyatma. Saat kejadian gempa, korban sedang dalam masa pemulihan dari sakit yang dideritanya.
”Sementara kami belum bisa memastikan apa penyebab meninggalnya korban, yang jelas, korban meninggal bukan karena tertimpa reruntuhan,” jelasnya.
Korban meninggal merupakan seorang nenek berusia 67 tahun warga Dusun Wonodoro, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menerangkan, korban meninggal bukan karena tertimpa reruntuhan bangunan, melainkan karena terjatuh dari tempat tidur saat berusaha menyelamatkan diri.
”Korban sudah sepuh (tuah), jadi bukan karena tertimpa reruntuhan bangunan,” ujarnya.
Saat kejadian gempa berkekuatan 6,4 SR berlangsung pada pukul 19.47 WIB, korban sedang bersama suaminya Kuatdi (65) di dalam rumah. Kemudian, saat terjadi guncangan, suaminya terlebih dahulu berlari keluar rumah.
”Sampai di luar, suami korban tidak melihat istrinya ikut keluar, kemudian suaminya kembali masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.
Setelah kembali masuk, Kuatdi sudah melihat istri tercintanya dalam keadaan nafas tersengal-sengal di tempat tidur. Kemudian ia berusaha menenangkan korban dengan memeluk tubuh, namun sayangnya nyawa korban tidak terselamatkan.
”Korban meninggal posisinya di pelukan suaminya,” ujarnya.
Jeffry menyebut, dari informasi yang diperoleh, 3 hari sebelum kejadian, korban sempat memeriksakan diri di RSUD Sarad Adiyatma. Saat kejadian gempa, korban sedang dalam masa pemulihan dari sakit yang dideritanya.
”Sementara kami belum bisa memastikan apa penyebab meninggalnya korban, yang jelas, korban meninggal bukan karena tertimpa reruntuhan,” jelasnya.
(ams)