Sektor Pendidikan dan Wisata Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi di DIY

Minggu, 26 Juli 2020 - 17:57 WIB
loading...
Sektor Pendidikan dan...
Diskusi media bertema Nasib UMKM, Antara Ketakutan dan Optimisme Pertumbuhan Ekonomi di Taru Martani Coffee & Resto. FOTO : SINDOnews/Ainun Najib
A A A
YOGYAKARTA - Gara-gara pandemi Corona, Aneira,22, mahasiswi Kedokteran Hewan UGM ini sudah sekitar empat bulan meninggalkan kosnya di kawasan Condogcatur Sleman Yogya. Selama ini dirinya hanya berada di rumah. Selama berada di rumah praktis tidak ada kegiatan yang berhubungan dengan kampus.

Selain tinggal menunggu wisuda, kuliah koas atau coass yang harus ditempuhnya paska mendapat gelar sarjana kedokteran hewan juga baru dimulai beberapa bulan lagi.

Aneira dan teman-temannya mengaku bosan di rumah terus. Harapan mereka untk ikut wisuda pada Agustus mendatang juga kandas. Pihak UGM konon meniadakan wisuda akibat wabah COVID-19 ini. Sejumlah temannya yang juga telanjur pulang ke kampung halaman hingga saat ini juga belum bisa kembali ke Yogyakarta. “Inginnya bisa wisuda dan masuk kuliah normal lagi,” ujarnya Minggu (26/7/2020).

Pandemi COVID-19 tak hanya berdampak pada kesehatan saja. Sektor yang lain juga terdampak termasuk ekonomi. Untuk memulihkan perekonomian di DIY, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengusulkan agar Pemda DIY melakukan pertemuan dengan pihak kampus. Pemda bisa berdiskusi dengan para rektor perguruan tinggi secara bertahap.

“Secara bertahap bertemu. Dari 140-an perguruan tinggi yang gede-gede dulu diajak bertemu seperti UGM, UNY. Bagaimana mahasiswa bisa masuk lagi dengan protokol kesehatan,” terang Huda saat menjadi pembicara dalam diskusi media bertema Nasib UMKM, Antara Ketakutan dan Optimisme Pertumbuhan Ekonomi di Taru Martani Coffee & Resto 1918, Sabtu (25/7/2020).(Baca juga : PD Taru Martani Harus Bisa Jadi Bulognya DIY )

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) inimenambahkan, Pemda DIY bisa memberi insentif berupa rapid test atau swab gratis kepada mahasiswa yang hendak masuk lagi. Insentif serupa juga bisa diberikan kepada sektor pariwisata.

“Pemerintah perlu kreatif. Tes kesehatan gratis untuk mahasiswa. Insentif pengusaha atau usaha yang bisa membangkitkan ekonomi seperti Asita, UKM, agar bisa bertahan. Wisatawan sakit kena COVID-19 perawatan gak bayar dan lain sebagainya,” terang Huda Tri Yudiana.

Dengan membuka kembali kampus dan wisata maka akan mengeliatkan sektor ekonomi. Mulai dari usaha kos-kosan, jasa laundry, fotokopi, warung makan, rental, transportasi dan lainnya.

Sementara itu Deputi Bank Indonesia Perwakilan Yogyakarta, Miyono menyebut ekonomi DIY hampir 68 persen ditopang konsumsi. Pendorong konsumsi adalah sektor pariwisata dan pendidikan. “Ketika dua motor ini berhenti itu dampaknya ke mana-mana. Betapa pentingnya menggalakkan konsumsi,” terangnya.

Menurut Miyono salah satu indikator pemburukan ekonomi DIY triwulan dua ini adalah menurunya penjualan kendaraan bermotor hingga minus hampir 62 persen maupun konsumsi listrik yang hanya tumbuh 5,98 persen. “Tak hanya turun, ini terjun bebas, anjlok,” terangnya.(Baca juga : DIY Didorong Kreatif Salurkan Bansos untuk Gerakkan Ekonomi Berkelanjutan )
.
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2766 seconds (0.1#10.140)